kita pacaran setelah nikah saja


  Kadang gue mengharapkan cewek yang beeeeeegitu sempurna. Cantik, pinter, kaya, setia dan yang paling utama adalah sholehah. Melihat avril, kayanya dia baru sampai taraf cantik dan pinter doang. Sebenernya gue gak mau menilai dia baik atau gak baik. Gue hanya ingin mengatakan saja, mungkin dia begitu karena emang gue belum baik. Dan bicara tentang cewek sempurna, akankah gue mendapatkannya. Gue selalu berpikir, jika seandainya gue mendapatkan cewek yang bisa dikatakan gak sempurna. Gue akan memvermak dia habis-habisan untuk menjadi seorang yang gue harapkan. Tapi disisi lain gue juga akan mengubah dia menjadi seorang yang bukan dia, syukur-syukur kalau dia rela gue modifikasi. Kalau enggak, berarti hidup dia akan penuh dengan keterpaksaan. Terbukti saat avril gue suruh memakai kerudung, dia menggubris permintaan gue sekali saja. Sisanya dia berpegang teguh akan keyakinannya. Pamer ketek lagi.
Dengan begitu, gue gak ada alasan lagi buat ngelepas dia. Melalui tulisan ini, gue menyatakan diri bahwa gue sudah bebas dari belenggu hubungan tanpa ikatan. Gue gak mau anak gue nyalahin bapaknya hanya karena salah memilih ibunya. Gue jadi teringat ucapan Syaikh Ali Jabeer bahwa nikah bukan sekedar mengesahkan hubungan seksual, tapi lebih kepada jalinan suci yang bertujuan mengemban amanat yang akan datang kelak, yaitu anak. 'anak sholeh itu' kata ustadz fikri haikal 'tidak diciptakan dengan hanya avra kedavra dan sim salabim, tapi harus dimulai dengan langkah-langkah yang memang dibenarkan oleh syariat'. 'bagaimana anak mau sholeh, kalau awalnya saja sudah dimulai dengan cara-cara yang tak dibenarkan oleh syari'at' demikian syekh ali berujar.

Namun yang namanya syaithon, menggoda itu gak pernah ada habisnya. Apalagi bagi gue si ababil dengan mental yang empuk. Membuat syaithon gak perlu berjuang keras untuk ngegoda gue. Dengan syaithon yang menjabat kelas hansip aja, gue sudah takluk akan godaan. Itupula yang kadang ngebuat gue bangga dapetin si avril. Dan mulai sekarang, gue sudah bebasin dia untuk memilih. Tetap dengan gue, atau pilih yang lain. Bila mau dengan gue itu artinya dia harus bisa merubah penampilan terlebih dahulu, karena itu syarat mutlak. Gue gak mau hidup gue nanti jadi repot hanya karena ngurusin penampilan dia, oleh karena itu sebisa mungkin gue benerin hal itu dari sekarang, agar suatu saat gue hanya fokus pada hal lain yang lebih penting saja.
Gue gak mau main-main lagi dengan istilah pacaran, nembak, pedekate, sms gak jelas, nguber-nguber cewek. Saat ini gue hanya ingin mikirin gue yang sekarang, agar dapat maju di kemudian hari. Mengingat gue dulu, kadang gue senyum sendiri. Pertama dimulai dengan pandangan pertama yang begitu nusuk ke pelupuk mata, lalu turun ke hati terus naik lagi ke bibir untuk menyatakan 'I  LOVE  U' dan surprise, misalnya gue diterima (karena kebanyakan ditolak sob). Abis itu ngapain? Apel? SMS an? Janjian? Mesra-mesraan di jejaring sosial? Nyampe niat banget untuk sekelompok dengan dia? 'huuuh' lap jidat banget. Indah sih, cuma buat apaan? Karena kebanyakan kemesraan pacaran itu kebanyakan putus ditengah jalan, dan kalo sampai nikahpun gak akan terlalu berasa istimewa. Karena sebagian kemesraan itu telah amat biasa dilakukan saat pacaran. Dan tragisnya, sudah lama pacaran tapi nikahnya bukan sama pacar. Tapi justru sama tetangga, atau seseorang yang belum pernah dikenal sebelumnya.
Dan cukuplah avril sebagai contoh. Walaupun semenjak gue bilang suka padanya, gue belum pernah liat wajahnya secara langsung. Gue hanya ingin berfokus pada tujuan gue saat ini. Gue hanya ingin bersyukur pada posisi gue sekarang ini. Tanpa ada gangguan memikirkan seseorang yang belum layak dipikirkan. Saat ini, gue hanya membayangkan pacaran setelah pernikahan. Gue hanya ingin berpacaran sama istri gue, dan bukan sama calon istri gue. Gue hanya ingin berbagi suka dan duka hanya sama istri gue dan bukan pada calon istri gue. Bila saja sekarang ada yang ngajak gue pacaran, gue akan lantang menjawab 'gue hanya akan berpacaran setelah menikah' kalo anda berpikir bahwa pacaran adalah pengenalan sebelum menikah, oke itu hak anda untuk memberikan definisi, silahkan saja anda menyamarkan konsep taaruf untuk melegalkan pacaran, karena kebenaran suatu saat akan dibuktikan.
Gue gak akan takut dibilang kuper, jomblo, gak gaul. Karena sekarang gue sadar, penilaian itu bukan datang dari makhluk. Dan perlu gue tekankan, bahwa tulisan ini bukan manifestasi kegagalan gue dalam berjuang mengejar cewek. Ini hanyalah sebait kesadaran pemikiran gue yang selama ini telah buta. Buta karena cinta yang gak pernah jelas juntrungannya. Kadang sering terbayang, begitu gentle nya gue bila suatu saat, gue yang telah jadi manusia utuh datang ke rumah cewek yang gue suka, dengan langkah tegap dan suara tegas gue bilang 'pak, saya hendak meminang putri bapak'. Bukan dengan cara ngajak cewek ke warung remang-remang dan dengan modal mawar layu terus bilang 'beb, mau gak jadi pacar aa?'

CINTA TAK PERNAH SALAH

“aku benci hujan “ ucapku lirih saat ku tatap langit yg hitam dan butiran air jatuh dengan derasnya senja ini. Beginilah aku. Ketika orang orang mengatakan hujan adalah salah satu fenomena alam yang paling indah atau pun yang paling romantic,maka aku akan mengatakan I hate the Rain. Kebencian ku dengan hujan berawal dari 3 tahun lalu, ketika aku merasa telah menemukan seseorang yang dapat ku jadikan sandaran terakhir dalam hidupku justru merupakan seseorang yang sama sekali tidak layak untuk ku berikan sekeping hati yang ku punya.
“lana, ada sesuatu yang sebenarnya aku sembunyikan dari kamu “ ucap alfa di sore kelabu itu.
“kamu kenapa sih, Al..? emangnya kamu sembunyiin apa kok muka kamu kayak anak kecil yang ketauan nyuri gitu” ujarku sambil tersenyum geli.
“sebenarnya.. aku.. sebenarnya.. “ alfa menghela nafasnya. Seketika itu wajahnya tiba tiba memucat.
“alfa, kamu kenapa sih..? kok jadi aneh gini?” tanyaku mulai curiga
“aku harap kamu mau ngerti saat aku bilang yang sebenarnya. Kamu harus percaya kalau aku saying sama kamu, aku gak mau kamu pergi dari hidup aku, lana.. “
“iya aku percaya al. tapi aku gak ngerti kamu ngomong apa”
“aku.. sebenarnya 6 bulan terakhir ini, aku.. ehmm.. sebenarnya, ada orang lain selain kamu di hati aku..”

Saat itu juga hujan mulai turun gerimis ditengah tengah taman yang selalu menjadi tempat terindah buat kami. Aku terdiam gak yakin apa yang ku dengar.
“ja..ja..ngan bercanda kamu, al?” Tanya ku tergagu. Kelu lidahku memaksakan sebuah Tanya yang bergema dalam fikirku.
“aku serius na. maafin aku.aku gak bermaksud ngeduain kamu. Tapi aku juga gak bias cegah perasaan itu untuk tumbuh gitu aja di hati aku. Sungguh aku saying sama kamu, Na. kamu percayakan sama aku “ujar Alfa sambil menggenggam tanganku yang mulai bergetar. Ntah bergetar karna amarah, kecewa atau pedih di dadaku yg tiba tiba memiliki rongga.
Aku menghempas tanganku dari genggamannya “kamu..” aku mulai kehilangan kata kata. Pandanganku kabur karena air mata yang menusuk nusuk menuntut keluar. Sedangkan gerimis mulai deras menghujam bumi.
“maafin aku sayang…” ia menarikku dalam pelukannya.
“lepasin Al..!! aku uda ngelakuin apa sama kamu, sampai kamu yakitin aku kayak gini..?!!”. aku mulai histeris padanya tapi dirinya kutemukan hanya mematung dengan wajah yang kuketahui penuh penyesalan.”6 bulan al. kamu uda bohongin aku selama 6 bulan dan kamu memilih hari ini untuk jujur. Hari jadian kita 2tahun..”
“ aku gak mau kehilangan kamu, na. tapi aku juga sayangsama dia. Maafin aku harus jujur sekarang. Aku mohon kamu mau mengerti posisi aku sekarang”
“posisi kamu..!!! posisi kamu yang udah ngebohongin aku selama6 bulan dan aku harus ngertiin itu..!! EGOIS KAMU, AL!! KAMU GAK MIKIRIN GIMANA PERASAAN AKU…”
“Lana..”
“cukup al. cukup. Aku gak mau denger lagi. Mulai sekarang, aku gak mau liat kamu lagi. Kamu pergi jauh jauh dari hidup aku. JANGAN PERNAH DATANG DALAM HIDUPKU LAGI, ALFA PRADITYA NUGRAHA..!!! “
Aku berlari meninggalkan alfa yang memanggil manggil namaku. Sore itu benar benar menjadi sore kelabu bagiku. Dengan hujan yang mulai deras membasahi membawa pergi air mataku. Bahkan saat ini, ketika cecapan rasa pahit itu terasa kembali menyapa dalam baying baying malam, rongga didada itu masih kurasakan samar samar keberadaannya. Ya.. hujanlah yang terlampau sering membangkitkan baying baying itu.

TIINN…TIINNN..
Suara klakson mobil yang berhenti di depanku menyadarkan dari kenangan terburuk dalam hidup. Dari dalam keluar sosok laki laki tampan berkemeja biru muda yang tangannya telah di gulung sampai siku,celana hitam lengkap dengan sepatu pantofelnya yang masih berkilat, rambut acak acakan menambahkan nilai plus tersendiri untukku. Dan yang terakhir, senyumnya yang penuh yang selalu mampu menenangkan dan membuatku selalu nyaman berada di dekatnya.
“Mas Denis kok lama banget sieh.. hampir aja aku manggil taksi untuk pulang duluan..”
“maaf ya sayang. Dijalan macet banget” ujarnya tersenyum sambil mengacak sayang rambutku.”kita pulang sekarang?” ujarnya lagi.
“iya.” Kataku singkat sambil mengangguk.

Denis Anggara. Aku telah mengenalnya lama jauh sebelum Alfa hadir dalam hidupku. Dia putra tante Ratih sahabat mama. Dan selama kami mengenal, selama itu pula dia menjadi penyelamat dalam hidupku. Ntah bagaimana saat itu ia bias menemukanku dalam derasnya hujan tepat pada waktu aku tidak mampu lagi berlari.
“ gimana skripsi kamu?”
“ ehmm.. uda selesai. Tinggal di cetak dan aku uda bias sidang bulan depan” kataku dengan senyum yang merekah.
“wahh sebentar lagi sarjana dong..” godanya
“doakan aja pacar Mas yang manis ini lulus dengan nilai cumlaude “
“Amiin.. pasti Mas doakan. Trus setelah sarjana, apa tujuan kamu selanjutnya?”
“rencananya…..” aku mulai bercerita panjang lebar tentang rencana masa depanku. Seperti inilah denis. Ia selalu bias menjadi pendengar terbaik untukku, penasihat luarbiasa selain mama dalam hidupku, pemberi support paling setia. Ia selalu bias menempatkan dirinya disaat saat aku membutuhkan sesuatu. Terkadang mampu menjadi Bosy saat malasku kambuh, menjadi abang saat aku butuh perlindungan,menjadi adik saat aku bosan, dan menjadi sahabat seperti sekarang ini.
“oh iya. Mas hampir lupa. Besok mas berangkat keluar kota. Ada proyek yang harus mas tangani dari kantor “ ucapnya saatkami tiba di halaman rumahku
“ lho.. kok mendadak Mas?”
“iya. Soalnya Pak Dhimas gak bias berangkat karna istrinya lagi sakit. Jadinya Mas yang diminta untuk gantiin Beliau. “
“oh. Gitu. Berapa hari?”
“ paling lama seminggu. Kamu gak pa-pakan mas tinggal?” tanyanya dengan tatapan menggoda.
“ya gak pa-palah. Asalkan kamu jangan nakal aja disana” ucapku sambil memicingkan mata padanya
“ siap nyonya Lana Anggara”. Katanya sambil tersenyum lebar. Dia selalu menggodaku seperti ini. Memanggilku dengan sebutan nyonya lana Anggara. Padahal kami tidak pernah menyinggung tentang keseriusan hubungan kami walaupunkedua orang tua sering bertanya kapan peresmiannya.dan aku, setiap kali mendengarnya memanggilku seperti itu hanya bias tertawa tanpa mengucapkan kata apa apa. Karena memang aku gak tau harus menanggapinya dengan apa.
“ give me big huge, beibh. Kamu gak mau ngelepas pacar kamu yang tampan ini yang akan keluar kota besok?” ujarnya lagi

Tanpa fikir panjang aku pun memeluknya erat. Menghirup sisa sisa aroma parfumnya dan menyimpannya dalam dalam di paru paruku. “hati hati ya sayang. Ingat, jangan nakal lho..”
“iya mas janji. Hhhuuffft.. rasanya begitu nyaman memelukmu kayak gini Na”
“kalau gitu jangan lepaskan.”
Denis tertawa mendengar ucapanku lalu melepas pelukannya dan mendaratkan sebuah kecupan manis di keningku. “ Mas janji, setelah urusan kantor selesai, Mas akan langsung pulang. Oke..”
Aku hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun. Ia memelukku lagi sebentar dan memintaku masuk kedalam rumah. Hujan belum juga reda. Masih sama seperti hari kemarin. Dingin. Basah. Namun rasanya tidak pernah lagi sama. Kini, aku merasakan hujan tidak seburuk hari kemarin.
-----------

Senja ini hujan kembali turun. Namun ntah kenapa ada siluet gelap datang dalam bayangan keresahan. Hujan kali ini membawa kerinduan yang amat mencekam dan aku tidak biasa merasakannya. 3 hari sudah setelah kepulangan Mas Denis janjikan namun dirinya belum juga menghubungiku. Aku sudah berkali kali menelponnya tapi handphonenya tidak aktif. Dan hari ini aku kerumahnya sekaligus mengantarkan pesanan mama untuk tante ratih.
“Assalamualaikum..”
“walaikumsalam.. lana. Lho kok hujan hujanan. Ayo masuk” ajak tante ratih
“iya tante.”
“kamu naik apa?”
“tadi lana naik taksi. tante, mama titip kue ini buat tante”
“ya ampun. Kok repot repot sih. Tante kan bias ambil sendiri kesana.”
“gak pa-pa tante. Sekalian lana jugamau main kesini.”
“ohh.. yuk sini, duduk dulu.”
“oh ya tante. Handphone Mas Denis kenapa ya tan..kok gak aktif. ?”
“ehmm.. memangnya Denis belum nelpon kamu ya?” tante ratih balik bertanya padaku dengan raut wajah yang berubah.
“belum tan, kemarin…” kata kataku terhenti saat mendengar suara yang sangat ku kenal mengucapkan salam.
“Assalamualaikum…”
“walaikumsalam “ jawabku hamper berbarengan dengan tante ratih.
“kamu udah pulang Mas? Kok handphone kamu gak aktif sih?” tanyaku yang mulai merasakan ada sesuatu yang aneh sedang terjadi ketika melihat wajah Denis yang terkejut melihatku ada dirumahnya.
“Lana.. kok kamu ada disini?” tanyanya sedikit kikuk.
“iya aku sengaja kerumah kamu soalnya nomor kamu gak aktif. Aku khawatir makanya aku kerumah untuk nanyak ke tante kabar kamu..”
“Denis, kamu belum cerita ke lana apa yang terjadi?”

Denis hanya diam menatap mamanya dan aku mulai tidak nyaman seperti ini
“ada apa ini tante..? apa yang terjadi?”
“lana, sebelum Mas ngejalasin sesuatu, ada yang ingin mas tunjukin ke kamu. Kamu ikut mas sekarang.”
Aku mulai takut. Firasatku menyatakan ada hal besar yang akan terjadi dan aku takut aku gak siap menerimanya. Aku gak tau denis membawaku kemana. Beribu Tanya dalam otakku tak mampu ku keluarkan padanya. Jantungku mulai berdegup kencang. Aku mulai sedikit resah. Ntah resah karena hujan yang semakin deras diluar sana atau memang suasana sunyi dalam mobil ini yang membuatku resah.
Kami tiba disebuah rumah sakit namun denis belum juga mau bicara tujuannya membawaku kesini. Kami berjalan menyusuri lorong dan melewati bilik demi bilik rumah sakit ini dalam diam diri. Hingga kini, disebuah bilik di ujung lorong kami berhenti. Ia berbalik menatapku dengan tatapan yang ntah mengapa membuatku semakin takut untuk mengetahui yang sebenarnya.
“ada apa ini mas? Kenapa kita kesini?” tanyaku memberanikan diri memulainya terlebih dahulu.

Tangan denis dingin menggenggam tangan ku. “Lana, maafin Mas karna gak ada kabar beberapa hari ini. Sebenarnya mas udah kembali dari luar kota sejak 5 hari yang lalu”
“ kenapa Mas? Handphone mas juga gak aktif kan?”
“ya. Karna mas takut kamu salah paham tentang semua ini”
“mas aku gak ngerti”
“kamu lihat wanita yang terbaring di dalam?” tanyanya dan aku hanya mengangguk. Di balik pintu yang sekarang dihadapan kami memang terbaring seorang wanita yang dugaanku wanita itu baru saja mengalami kecelakaan yang serius.
“wanita itu bernama Renita”ucap denis lirih
“maksud mas, Renita yang.. “ suaraku serak saat mengucapkan nama wanita itu.
“benar. Wanita pertama yang mengajrkanku tentang cinta”
“lalu apa hubungannya dengan sekarang terjadi ?” tanyaku mulai panic
“dia membutuhkanku sekarang, Na. dan aku gak punya pilihan lain.”
“Mas aku gak ngerti. Tolong jelasin apa yang sedang terjadi. Katakan apa yang kamu sembunyikan dariku” suaraku semakin bergetar dan rasa takut ku kini mulai nyata ku rasa.
“ 5 hari yang lalu orang tua renita menghubungi mas, bilang kalau renita kecelakaan dan meminta mas untuk segera datang. Awalnya mas menolak tapi ibunya sambil menangis memohon pada mas untuk datang. Renita kecelakaan setelah dia melihat tunangannya sedang mencium wanita lain di sebuah mall. Dia kecelakaan hingga sebagian memorinya hilang. Dia tidak mengingat bahwa tunangannya sudah selingkuh, bahkan ia tidak mengingat kalau dia telah bertunangan. Dia hanya ingat kejadian 5 tahun yang lalu” denis diam sejenak menatapku yang mulai merasakan ketakutan luarbiasa hingga seakan aku tak mampu lagi berdiri.
“5 tahun yang lalu berarti..”
Denis menghela nafas panjang“saat kami masih pacaran” sambungnya.
kata kata denis barusan seperti petir diluar yang menghantam gendang telingaku. Tubuhku mulai bergetar. Ingin rasanya aku berteriak pada langit kenapa ini harus terjadi padaku.
“la.. lalu.. bagaimana..” aku benar benar kehilangan kata kata. Pandanganku mulai buram karena air mata. Haruskah peristiwa 3 tahun lalu terulang lagi.. aku gak akan kuat untuk menghadapinya sekali lagi tuhan..
“Lana,kamu tau kalau mas sudah melupakannya kan? Cuma kamu, Na yang ada dihati mas saat ini. Kamu harus percaya itu. Ini semua gak lebih hanya membantu seorang ibu yang nyaris kehilangan putrinya. Mas mohon kamu bias mengerti.”
“…” aku hanya diam tanpa sepatah kata.

Denis mulai mengguncang tubuhku yang terpaku, “ sayang, katakana sesuatu. Mas janji ini tidak akan lama. Tidak akan lama na”
“dari mana mas tau ini semua gak akan lama?” aku membalas tatapan matanya dengan luka perih yg tertahan. “ dan terkahir kali aku mendengar janji dari mu, justru kamu memberikan kejutan yang seperti ini sabagai bayarannya”
“maafin mas, Na. mas juga gak mau ini terjadi.” Ucapnya sambil membawaku dalam pelukannya.
“bagaimana aku melewatinya mas? Kasih tau aku bagaimana aku bias melewatinya”
Tubuhku kaku dalam pelukan denis.
“percaya na. selama kamu percaya bahwa saying ku hanya buat kamu, semuanya akan baikbaik saja”
-------------

“na, kamu kenapa sih beberapa minggu terakhir ini lebih banyak diam. Liat tuh muka kamu uda kayak mayat hidup tau gak. Pucat banget.” Ucap agnes siang itu
“aku susah tidur nes.” Balasku sekedarnya
“mikirin Mas denis dengan Renita.?” Tanyanya. Ya.. agnes tau tentang masalah ku. Selain mama,dialah sahabatku yang ku ajak bahagia dan tempat menumpahkan air mata. Dia seorang sahabat yang selalu bias mengerti aku.
“aku gak tau sampai kapan aku harus menunggu nes. Aku gak tau apakah aku masih kuat untuk melalui semuanya. Setiap aku melihat mereka bersama, tertawa bersama, tersenyum, seolah olah mas denis uda ngelupain aku. Setiap kali renita bersikap manja pada mas denis dan aku merasa bahwa disiini aku yang telah tiba tiba hadir di jalan cerita mereka. Aku sakit nes. Disini..” aku meraba dada kiriku.
“Lana, aku tau ini berat buat kamu. Tapi aku yakin, sangat yakin kalau kamu mampu melewatinya. Ini cobaan untuk menjadikanmu lebih dewasa. Kamu harus kuat ya. Aku yakin ini juga bukan hal yg mudah buat mas denis..”
“ iya aku tau nes dan belakangan ini aku merindukannya nes. Dia terlalu sibuk dengan renita belakangan ini. Bahkan aku belum sempat cerita tentang acara wisuda ku bulan depan. Aku takut nes. Aku takut dia benar benar menjadi angin untuk ku .”
Agnes menghela nafas. “ kenapa kamu gak ke tempat mereka aja. Bukannya renita uda kenal sama kamu. Lagian tunangan renita itu disana juga kan. Jadi kamu ada temen cerita kalau-kalau Mas denis lagi bareng renita. Untuk masalah wisuda nanti waktu kalian pulang bareng kan bias kamu ceritain.”
“ jadi aku harus kerumah sakit?” tanyaku ragu.
“yaa kalau kamu mau. Aku Cuma kasih saran kok..”
“oke deh. Ntar sore aku kesana..”
-----------

Aku mendongak menatap langit yg mulai kelabu. Hhaahh.. mendung. ‘Berharap hujan tidak turun sebelum aku tiba dirumah sakit.’ Batin ku.
“lana..” sebuah mobil berhenti didepan ku dan membuka kaca pintu sebelah kirinya. kutemukan seorang laki laki sedang menatapku tersenyum di dalam.
“hei..” sapaku sekenanya.
“kamu mau kemana?”
“aku mau ke rumah sakit”
“wahh.. kebetulan. Aku juga mau kesana. Yuk naik.”

Aku ragu. Ku tatap langit sekali lagi semakin kelabu.
“udah ayo buruan. Ntar hujan lho..”
“oke deh..” ujarku setelahnya dan membuka pintu modil lalu masuk kedalam
“gimana kabar kamu? Ku lihat sekarang kamu udah jarang kerumah sakit.”
“aku baik. Belakangan ini aku mudah capek, jadi sepulang dari kampus aku lebih sering pulang kerumah dari pada mampir mampir dulu. Oh ya gimana kabar renita? Uda ada perubahan?”
“ehmm.. renita udah ada kemajuan. Terapi berjalannya udah mulai ada hasil. Ini semua berkat denis dan juga kamu, na. kamu uda berbesar hati mengizinkan denis untuk berada di sisi renita. Aku tau ini berat buat kamu. Aku benar benar minta maaf. Seandainya aku gak buat kesalahan yg buat renita kecelakaan, semuanya pasti akan baik baik aja..”

Ya, dia Reza syahputra. Tunangan renita. Tunangan yang tega menduakan renita saat rencena pernikahan telah ditentukan. Jika direnungkan, aku memang masih beruntung dibandingkan renita. Dulu, waktu alfa selingkuh status kami hanya pacar. Walaupun aku sempat bermimpi akan menikah dengannya. Dan aku bersyukur itu tidak terjadi.
“penyesalanmu tidak akan merubah keadaan za. Tidak ada gunanya. Lebih baik kamu memperbaiki semuanya dari awal dan mulai menghargai arti renita untuk mu sebelum dia benar benar pergi dari hidupmu.”
“ya.. kamu benar na. aku akan memperbaiki semua kesalahan yg pernah ku buat. Dan akan ku tebus semuanya walau harus dengan nyawaku sendiri. Makasih, Na. aku belajar sebuah keihklasan dari sorot mata kamu..”
Aku hanya tersenyum samar mendengar ucapan reza. Kami tiba dihalaman rumah sakit saat gerimis mulai turun. Hawa dingin mulai merayap menyelimuti saat aku turun dari mobil dan kami tergesa gesa berlari menghindari gerimis saat masuk ke beranda rumah sakit. Kami berjalan sambil mengobrol ringan yang diselingi beberapa candaan khas reza. Sampai kami tiba diruang terapi dan melihat semuanya.
“denis aku berhasil. Aku bias berjalan. Aku bias berjalan..” renita berjalan mendekati denis dan denis menyambutnya dengan sebuah pelukan. Denis melakukannya seperti dulu yang sering denis lakukan padaku. Dan serbersit rasa nyeri kurasakandi dada.
“ya.. kamu berhasil re. selamat ya.. kamu bias berjalan lagi..” ujar denis sambil mengelus rambut renita
“ya. Dan kita bias melangsungkan pernikahan kita bulan depan” ucap renita lagi dengan nada bahagia.
Tubuhku membeku. Suara petir menggelegar dari luar rumah sakit ini. Dan disini, dari tempatku berdiri, 2 tubuh manusia membeku mendengar sebuah kabar bahagia. Ku tatap Reza untuk meminta penjelasan namun yang kutemukan juga raut terkejut. Aku semakin terpuruk. Pandanganku buram dan setets bening air terjun bebas di pipiku. Perlahan kaki ku mundur selangkah demi selangkah menjauhi tempat itu. Dan untuk kedua kalinya aku merasakan sandaran hatiku patah dan sekeping hati yang ku punya remuk menjadi serpihan kaca dalam genggaman. Aku berbalik dan lari.
“ lana..” aku mendengar namaku dipanggil oleh Reza dan kali berikutnya denis yang memanggil namaku. Tapi aku tak pernah melihat kebelakang. Tak peduli denis mengejarku atau tidak, tak peduli sekeras apa suara denis memanggilku, aku tetap berlari. Menembus tirai hujan.
Aku menangis dalam hujan seperti dulu. Namun kali ini, ku yakini tidak ada orang yang menemukanku dan menenangkan ku. Aku berteriak dalam gelegar halilintar, memberontak pada langit. Namun suaraku tenggelam dalam deru hujan. Aku menangis menyentuh perih di dadaku. Rongga yang dulu terbuka lagi dan semakin besar. Aku menangis dalam pelukan hujan senja ini lagi.
-------------

6 bulan kemudian..
“buk lana gak bawa payung ya..?” tanya seorang gadis mungil berdiri disampingku. Ya.. inilah aku sekarang. Sejak kejadian 6 bulan yg lalu aku menjauh dari kehidupan ku yg dulu. Berusaha melupakan rasa sakit dirongga dadaku. Dan disini, ditempatku berdiri sekarang, aku bias mengacuhkannya sesaat. Melihat dan mendengar celoteh malaikat malaikat kecil ku yang polos dan lugu. Sekarang aku mengajar disebuah taman kanak kanak swasta di desa pesisir pantai. Sedikit kedamaian ku temukan disini dan semuanya tak pernah sama lagi.
“iya. Ibu lupa membawanya.” Jawabku sambil tersenyum manis pada gadis mungil itu.
“ delia bawa payung bu. Ini untuk ibu” ucapnya sambil menyodorkan sebuah payung dari dalam tasnya.
“ lho.. kalau payung ini untuk ibu, delia pulangnya gimana?”
“delia di jemput sama omnya delia yang baru datang. Jadi ibu gak usah khawatir”
“ohh.. yaudah, kalau gitu ibu temenin sampai omnya delia datang. Oke”
Delia tersenyum semangat mendengar ucapanku.” Oke. Nanti ibu, delia kenalin sama om denis. Ibu pasti senang”
Siapa tadi katanya?? Om denis??

Belum sempat aku bertanya langsung pada gadis itu, ia telah berteriak memanggil seorang laki laki yg baru turun dari mobil.
“om denis..”
“delia, maaf om terlambat jemputnya.” Ujar laki laki itu

Aku terpaku ditempatku berdiri dan menatap lurus kepada gadis mungil disampingku. Degup jantungku yg tidak beraturan membuat tanganku gemetar. Kenapa harus sekarang. Apakah takdir sedang mempermainkan ku sekrang?
“gak pa-pa kok om. Untung ibu guru delia baik hati mau nemenin delia sampai om datang.” Delia tersenyum berbicara pada omnya lalu menyeret pandangannya ke arahku. “ buk Lana, ini omnya delia. Om denis namanya.”
Melihat delia yang tersenyum bersemangat seperti itu, ku beranikan diri untuk menatap wajah laki laki dihadapanku.
“lana..” ucapnya lirih dengan nada yang terkejut.
“apa kabar?” tanyaku dengan memaksakan seulas senyum tipis.
“lho.. ibu uda kenal sama om denis ya..?”

Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaan delia.” Karena delia uda di jemput, sekarang delia gak perlu ibu temenin lagi. Ibu pulang duluan ya.” Ujarku tersenyum ramah pada delia.
“ tapi ujannya deras bu.” Ia beralih menatap denis “ om, boleh gak bu lana ikut kita pulang?”
“tapi ibu kan…”
“aku antar kamu pulang” kata denis memotong ucapanku dengan nada perintah.
Apa-apaan ini? “ gak perlu. Saya permisi” ucapku tak kalah tegasnya. Aku mendengar denis memanggil namaku berkali kali. Namun tak sedikit pun aku berpaling untuk melihatnya. Sama seperti dulu.
------------

Aku suka di desa ini yang terletak dipesisir pantai. Ketika kejenuhan, masalah dan rindu akan rumah menghampiri, aku selalu menghabiskan senja di pantai. Kebiasaan baru yang kutekuni sejak 6 bulan belakangan ini.
Seperti saat ini. Susah payah aku berkeras untuk melupakan baying baying denis selama 6 bulan ini, kenapa takdir justru mempertemukan ku dengannya disini. Ditempat yang ku yakini mampu memberikanku ketengan. Aku masih butuh waktu untuk bias menatap wajahnya lagi tanpa merasakan semua ini. Begitu menyakitkan rasanya ketika kita menatap seseorang dengan merasakan rindu dan kepedihan secara bersamaan. Dan itulah yang kurasakan saat ini.
“ jadi selama ini kamu bersembunyi disini?” suara itu membuyarkan lamunanku. Suara yang sebenarnya selalu ku rindukan beberapa bulan ini.
“ aku gak bersembunyi. Untuk apa?”
“Lana, ada hal yang perlu aku jelaskan pada mu tentang peristiwa yang dulu. Semua yang kamu dengar itu gak benar, Na”
“aku uda ngelupain semuanya. Udahlah..” ujarku sambil memaksakan senyum
“tapi aku belum ngelupainnya. Aku dan renita gak benar benar mau menikah. Saat itu ia bilang seperti itu karena dia menganggap aku adalah Reza. Dia memang gak ingat reza adalah tunangannya, tapi dia mengingat semua tentang reza dan menganggap aku adalah reza.”
“…” aku hanya diam mendengarkannya.
“sore itu aku mengejarmu tapi kamu menghilang ditengah hujan. Reza yang saat itu juga meminta penjelasan dariku, kami terlibat dalam adu mulut dan renita mendengar semuanya. Ia jatuh pingsan selama 2 hari. Dan aku bersyukur, setelah dia bangun, dia mengingat segalanya.”
Aku masih terpaku mendengar penjelasan denis. Seperti déjà vu, sketsa sketsa peristiwa 6 bulan yang lalu kurasakan kembali. Aku menyentuh perlahan rongga di dadaku dan ku temukan perih masih disana.
“Lana, ku mohon kamu percaya padaku sekali lagi. Aku berusaha keras menghubungi dan mencarimu, tapi tak satupun orang terdekatmu mengizinkannya. Kamu harus tau yang sebenarnya Na. aku sangat menyayangimu. Kamu yang selama ini sangat aku rindukan. Kamu, Na. Cuma kamu yang ada disini” denis meletakkan tanganku yang ada dalam genggaman tangannya di dadanya. Namun aku, tetap diam mencoba meresapi setiap kata yang terlontar dari bibirnya.
“Lana, katakana sesuatu. Jangan diam seperti ini. Marahlah jika ingin marah padaku, karena aku tau aku salah. Tapi ku mohon jangan diam seperti ini. Aku sudah cukup tersiksa kehilanganmu selama ini, jangan tambahi dengan cara diam mu seperti ini” ucapnya lagi dengan nada memohon.
Pandanganku mulai kabur dengan air mata. Aku menyadari selama ini justru akulah yg menyiksa diriku sendiri. Membiarkanku tenggelam dalam kesalahpahaman. Air mataku mulai menetes. Menyadari bahwa selama ini akulah yang telah membuat denis terluka. Aku tak pernah mempercayai cintanya yang tulus padaku.
Setelah semuanya berlalu, ku jatuhkan tubuhku dalam dadanya yang bidang. Aku memeluknya dan tangisanku meledak dalam pelukannya. Semua perih, semua rindu, semua sayangku padanya dan semua waktu yang selama ini ku sia siakan ku luapkan dengan tangis. Denis membalas pelukanku seperti dulu yang sering dia lakukan. Pelukan yang selalu kurindukan.
---------

“ jadi kamu ngajar disini?”
“ya. Dan aku menyukainya. Anak anak itu selalu memberi kejutan yang selalu membuatku rindu jika aku gak bertemu dengan meraka.”
“ kamu gak berniat untuk pulang, na?”
“sejujurnya, aku kepengen sih mas. Tapi belum tau kapan.”
“ lusa mas pulang ke kota. Masa cuti mas uda habis.”
“ tapi mas, aku kan masih kangen sama kamu” ucapku dengan nada manja.

Denis menarikku dalam pelukannya. Pelukan yang ntah mengapa ada rasa yang berbeda. Rasa hangat yang menjalar keseluruh tubuhku.
“ menikahlah dengan ku, Na..”
Aku terkejut mendengar perkataannya dan melepas pelukanku. Denis menggenggam kedua tanganku.
“ Maulana pradisca, menikahlah denganku “ pintanya sekali lagi.
Aku membeku menatap tanganku yang hilang dalam genggaman tangannya. Lalu perlahan menaikan pandanganku dan menatap bola mata denis yang penuh dengan harapan. Aku tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan.
“iya. Aku bersedia.”

Denis tersenyum bahagia. Ia mengecup mesra keningku dan kembali menarikku dalam pelukannya. Pelukan yang penuh kebahagian. Pelukan yang ku yakini hanya untukku dan milikku.
“ dan mulai sekarang, selama Mas gak ada di sisi kamu, berjanjilah apapun yang terjadi dan apapun yang kamu dengar dari orang lain, jangan coba coba meninggalkan ku lagi sebelum aku dating padamu dan menjelaskan semuanya”
“aku janji. Mulai saat ini aku janji akan percaya sepenuhnya pada mu, Mas. Selamanya.”
“ Mas benar benar merindukanmu, Na.”bisiknya kemudian.
“aku juga merindukanmu, Mas. Ahh..ya.dan aku mencintaimu”
Denis tertawa lembut ditelingaku.” Aku juga mencintaimu sayang”
Langit kembali meneteskan air bening dari awan kelabu. Namun senja ini tak lagi sama dengan yang kemarin. Kami justru menikmatinya dalam deras hujan sebagai luapan rindu yang tak pernah habis. Dan aku, tak lagi menyisakan sebersit benci terhadap hujan. Karena aku mengerti, hujan merupakan rahmat dari Ilahi yang patut di syukuri. Begitupun kisah ku bersama hujan. Aku mensyukurinya sebagai proses pendewasaanku dalam hidup.
Terkadang kita memang harus merasakan sakit untuk bias menceccap rasa bahagia. Merasakan kehilangan untuk mengetahui betapa berharganya arti seseorang untuk kita. Dan melalui semua ini aku belajar. Belajar tentang cinta. Bahwa cinta tidak pernah tega menyakiti tuannya, dan justru cara kita yang salah mencintai cintalah yang menyakiti kita. Dan aku belajar tentang mempercayai bahwa setelah hari ini berakhir dengan membawa cinta yang menghidupkan jiwa yang redup, maka hari esok pun tidak akan pernah sama lagi. Cinta tidak pernah salah. Tidak pernah. Cinta benar adanya. Hanya saja jalannya yang terkadang terjal dan berliku sering dijadikan lampiasan kesalahan yang sebenarnya dari kita sendiri
Terima kasih Tuhan untuk semuanya. Kau telah mengirimkanku sekeping hati yang indah untuk mengkokohkan sekeping hati yang ku punya..

THE END

Izinkan Aku Menciummu, Ibu




Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku. (Bayu Gautama, Untuk Semua Ibu Di Seluruh Dunia)

Hakikat Cinta

 


Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam: "Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka. (imm)

KAU CINTA SEJATIKU


“ Jane !! jane faustin !!” suara tika membuyarkan lamunanku.aku baru sadar ternyata tika berada disampingku.
“ jane,kamu melamun lagi ya,”.namun aku tak menjawab pertanyaan temanku.aku kembali menatap ke depan.
“ kamu pasti melamun tentang itu lagi ya??,udahlah jane,come on jane.sekarang sudah saatnya kamu move on.peristiwa itu kan sudah berlalu.so,kamu harus lupain.  “
“ tapi aku merasa bersalah,gara-gara aku,adit jadi meninggal.maybe if I didn’t want to pick me up,now adit still here with me,tika,right?”. Aku kembali menitikkan air mata.aku merasa bersalah banget atas kejadian itu.aku sudah mencoba untuk melupakannya tapi tetap tak bisa.
“ hmmm.. kayaknya kamu perlu liburan dech jane..”
“yes,you right tika.”
“itu sich gampang,kamu liburan aja di desa nenek ku,setuju?”.aku hanya mengangguk pelan.yach. mungkin benar kata tika,aku ini butuh liburan tuk melupain kejadian itu.
“ aku akan buat surat ijin untukmu,dan kamu mau berapa lama disana”
“ maybe two weeks, but.. apa bisa aku izin selama itu. Kan sekolah hanya memberikan izin selama 5 hari.”
“ ahh itu mah gampang jane. Aku bilang aja sama sekolah kalau kamu lagi ikut lomba bintang pelajar di autralia. Gimana??
“.yeah, it’s great idea, but you must promise to me. Kamu jangan kasik tau siapa pun tentang keberadaan ku ini, ok??
“ ok “

Keesokan harinya, aku sudah bersiap-siap ,namun tika belum juga datang menjemputku.gini nich resiko buat janjian sama tika, dia pasti datangnya lama banget, bisa- bisa kakiku laam kelamaan berjamur nich.

Setengah jam kemudian ,tika datang menjemputku.dan tanpa basa basi lagi aku langsung naik motornya.tika hanya bisa mengantarku sampai terminal karena tika tak berani mengantarkan ku sampai di desa neneknya.kemudian aku mencari bis yang sesuai dengan arah tujuanku.

Dua jam kemudian,aku sudah sampai di desa nenek tika,namun aku harus naik ojek,karena alamat yang ku tuju masih lumayan jauh.aku kaget melihat jalannya yang begitu hancur dan jalannya penuh lumpur. Ya aku tahu namanya juga desa pasti dong jalannya seperti ini,tapi kok parah banget ya.tak lama kemudian aku sampai di rumah nenek tika.keluarga tika menyambutku dengan sangat baik dan ramah.
“ kamu yang bernama jane ,temannya tika kan?”
“ yes aunt,hmm I hope you happy if I here”
“ maksud kamu jane”. Upss… aku lupa ,keluarganya tika kan pasti tak mengerti kalau aku bicara pake bahasa inggris.
“ maksud saya,tante. Saya berharap keluarga tate senang dengan kedatangan saya.”.
“ tentu saja kami senang, yuk nak jane, saya antar kamu ke kamar.”
“ ya tante.”

Ku lihat sekeliling rumah ini,begitu sederhana, kecil dan rapi namun tak membuat mereka bersedih.kekompakan keluarga ini membuat ku nyaman di sini.tak seperti di rumah ku yang luas dan mewah tapi tidak ada kehangatan keluarga yang ku rasakan.kemudian aku keluar dari kamar dan Kurasakan angin sore membelaiku,membuatku ingin jalan-jalan di sekitar desa ini.ku ambil kameraku, earphone dan ku ajak sepupunya tika,namanya tania, untuk menemaniku jalan-jalan. Benar dugaan ku, aku merasakan kedamaian angin.angin seperti sedang bersahabat dengan ku.tania mengajak ku ke kebunnya. Untuk mencapai kesana, aku harus melepas sendalku, jika tidak ingin sandal jadi kotor. Disana- sini jalannya becek dan licin. Betapa terkejutnya aku, melihat jalan yang begitu sempit dan memerlukan extra hati-hati,

Sesampainya disana, aku segera mengambil camera dan mengambil gambar. Pemandangan di sini benar-benar indah dan alami banget. kemudian aku menyuruh orang-orang disekitar ku untuk berfoto bersama kami. Karena keasyikan,tanpa ku sadari, aku semakin mundur, mundur dan akhirnya aku terpeleset tapi untungnya ada seorang pemuda menolongku.namun ku lihat wajahnya samar- samar dan semakin lama pandanganku buyar ,aku tak kuat menahannya lagi hingga akhirnya aku pingsan. Tania dan pemuda yang menolongku panik dan membawaku ke rumah tante tika.

Setengah jam kemudian, aku siuman.aku keluar dari kamar . keluarga tika melihatku keluar langsung mendekatiku.
“ kok keluar neng, neng kan masih sakit“
“ aku baik-baik aja kok tante.aku mau keluar sebentar dulu ya..”
“ perlu di temenin, jane??” kata tania .
“ ndak kok, kamu ndak usah khawatir ya, now, I’m fine.” Kemudian aku mengambil jaketku dan earphone.aku keluar dari rumah. Sudah 10 menit aku berjalan tak tentu arah. Dan aku sadar , aku sudah sangat jauh dari rumah tante tamara.aku tak tau berada di mana dan sepertinya aku tersesat. Tapi ku terus meneruskan langkahku ini. Tak berapa lama kemudian aku menemukan sebuah taman kecil di tepi sungai. Aku duduk di taman, dan melamun disana.disaat aku termenung, tiba-tiba saja ada 3 orang mendekatiku. Ternyata mereka adalah michael dan pengawalku.
“ jane, kamu harus pulang !!”
“ kalian kenapa bisa disini ??”
“ itu tidak penting!! Sekarang kamu harus pulang !!”
“ tidak. Aku tidak mau pulang !!”

Kedua pengawal ku menarik tanganku. aku sudah memberontak tapi mereka tidak mau melepaskan ku. Aku teriak sekencang-kencang.
“ somebody help me!! Help me!!”

Aku sudah teriak sekencang-kencangnya,tak seorang pun ada yang menolongku. Aku semakin panik dan takut. Ketika mereka akan membawa ku masuk ke dalam mobil mereka.ada seorang pemuda menolongku dan menghajar mereka bertiga hingga akhirnya mereka lari terbirit-birit ketakutan dengan wajah yang bengkak.  Setelah mereka lari, tanpa ku sadari aku memeluk pemuda yang menolongku.dan entah kenapa aku merasa nyaman banget dengan dia.
“ upss… I’m sorry. And thanks ya.. kamu sudah menolongku dua kali. “
“ sama-sama mbak.
“ jangan panggil mbak dong, kita kan seumuran. My name is jane.” .Aku menjulurkan tangan ku.dan pemudaitu membalasnya.
“ namaku nicko notonegoro.kamu sendirian jane?? “
“ ya tapi aku tersesat. Aku dak tau jalan pulang ,nicko.”
“ aku anterin kamu pulang ya.”. aku pulang bersama nicko. Setelah aku berkenalan dengannya ternyata ia lelaki yang menyenangkan, mengapa aku merasakan hal yang berbeda ?? mungkin hanya perasaanku saja.sore harinya nicko membawaku ketempat yang sunyi,sepi,sejuk,pemandangannya indah,Sungguh hati ini terasa tenang,nyaman,dan damai ketika aku duduk dekatnya. Aku mulai menyukainya, aku mulai menyayanginya. Disela-sela suasana yang romantis dan nicko pun memegang erat tanganku.

Hati ini tak terasa percaya,apakah dia mencintaiku ??
Namun hati ini seakan berkata “ Tuhan apakah ini yang dinamakan jatuh cinta ?, bila memang jodohku dekatkanlah, namun bila bukan jodohkanlah aku dengan dirinya”. Setengah jam kemudian , nicko mengantarkan ku pulang.

tak terasa aku sudah 2 minggu berada disini. Hari ini waktu nya aku pulang. Sebelum pulang aku menemui nicko di rumahnya untuk memberikan kenang-kenangan untuknya.
“ permisi…. “ aku mengetuk pintu rumahnya tapi tidak ada jawaban.

Sudah berulang kali aku mengetuk pintu rumahnya tapi tetap saja tak ada jawaban.
Aku sedih,hari ini tak bisa bertemu dengan nya.Padahal aku berharap hari ini akan bertemu dengannya. Ku ambil kado dan surat di dalam tasku. Kado itu aku letakkan di depan pintu rumahnya.selamat tinggal nicko, semoga kita bisa bertemu lagi dan aku berharap smoga mimpimu untuk menjadi desaigner terkenal menjadi kenyataan.jika memang kita berjodoh, aku yakin suatu saat nanti kita akanbertemu.gumamku dalam hati.

tiga tahun kemudian. aku kembali ke negaraku,London. Aku kembali menjadi model.hari ini aku sangat sibuk. Dari pagi sampai sore jadwalku sangat padat.aku memanggil managerku untuk melihat jadwalku hari ini.ternyata aku hari ini akan bertemu dengan desaigner muda. Ku ambil kunci mobilku dan langsung menuju ke rumahnya yang lumayan jauh dari rumahku.

sesampainya disana, aku sangat kaget melihat bangunan rumahnya yang begitu unik.ku lihat di sekelilingnya , terdapat taman yang begitu indah, Kemudian aku mengetuk pintu rumahnya. Pemilik rumah pun membuka Pintu rumahnya dan mempersilakan aku masuk. Kemudian kami merencanakan kerja sama kami.tak terasa sudah satu jam aku disana. Sekarang aku pamit pulang. Ketika aku berjabat tangan dengan pemiliki rumah, aku melihat gelang yang di pakai di tangannya. Gelang itu mirip banget dengan gelang yang ku berikan kepada nicko.karena penasaran aku langsung bertanya pada pemilik rumah itu.
“ anda nicko??”
“ kok  anda tahu??, “
“ aku jane , nicko..”
“ jadi, jane faustin itu kamu??”
“ iya nicko…” .
" jane, aku sudah membaca suratmu, maaf waktu itu aku tak bisa menemuimu.hmm.. sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama dengan mu. bahkan sampai saat ini aku masih mencintaimu dan aku selalu menunggumu.namun aku tak bisa mengungkapkannya waktu itu karena aku takut kamu tidak merasakan hal yang sama denganku. "  nicko langsung memeluk ku . aku benar-benar  terharu mendengar kata-kata nicko. aku tak menyangka cintaku tak bertepuk sebelah tangan selama ini. dan inilah cinta sejatiku, nicko.

PEREMPUAN IDAMAN


Pada 6 Agustus 2010
Siang ini aku terimajinasi oleh sesosok wanita cantik, sekejap hati ini trasa berdebar bagai terbang melayang keangkasa membentur celah-celah mega yang menyelimuti angkasa, aku seraya berangan tanpa harapan pasti, apa aku dapat mengenal dia, atau hanya skedar memandang harapan kosong, setelah kuliah selesai,maka sosoknya akan samar,tapi ini belum berakhir dan tak jelas akan terasa lagi apa tidak, aku hanya bisa berharap dapat mrngukir sejarah dihati dia walau hanya menggores kata indah dihatinya, tanpa pernah menyakiti perasaannya.

Ruang mulai terasa pengap,suara mulai gaduh beriring seirama dengan berputarnya waktu,dengan alunan merdu kipas dilangit-langit ruang kelas ini, tapi perasaan ini tetap gelisah, dengan jaket terpangku dan tas mungil tergeletak disampingku menjadi saksi akan kegundahan hati..detik demi detik waktu berputar layaknya roda sepeda yang bocor tertuntun indah berirama dipiggir jalanan kota.

Hatiku tetap gelisah, ada apa dengan perasaanku ini? Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Tapi ini hanya ucapan konyol tak berarti dalam logikaku, semua yang kulalui dalam hidup ini penuh dengan logika, tanpa peduli dengan namanya perasaan cinta, karena perasaan menurutku hal tercengeng yang ku miliki sebagai manusia umumnya, dan sosok perempuan yang begitu membelalakkan mataku, telah membuat perasaanku tumbuh menjadi sebuah pohon misteri yang terkadang terasa menakutkan untuk aku ungkapkan, bagaimana tidak!.Akar-akar pohon itu telah beberapa kali merobek kisi demi kisi hatiku yang ku bangun secara sempurna sejak aku dikenalkan dengan apa namanya kehidupan secara logika dan fakta-fakta nyata, namun sekarang hancur sekejap tak tersisa tertindih batang pohon raksasa yang berlabel cinta,

Apa aku telah munafik ataukah ini sebuah kebetulan yang patut aku abadikan untuk dapat membentuk sejarah dunia.Aku tetap bingung dan bimbang,kenapa diri ini begitu lemah dan tak berdaya, lalu dengan apa aku bangkit dari papan putih tertata rapi yang menopang hidupku,begitu juga menopang tubuh perempuan cantik itu, “aku sungguh merasa terkalahkan” ini yang selalu aku katakana dalam hati.!! Ya Tuhan beri aku kekuatan dalam melawan gejolak-gejolak setan yang mendidik dalam kepengapan ruang, karna sosok perempuan yang begitu indah d mataku itu..

Hatiku terus berteriak dalam kebisuan tanpa ada daya untuk berucap kata-kata, aku ingin menangis dalam kepedihan, namun apakah aku pantas!!, sedangkan perasaan ini terus ditusuk-tusuk akar dan tubuh ini hancur tertimpa pohon misterius yang sangat menyiksa.

Ukiran demi ukiran telah ditorehkan oleh tinta spidol dosen, aku terdiam dan bingung,!! Apa maksudnya??” namun hanya kudengar irisan gabungan konjungsi menambah kegundahan hatiku. Menikmati kepedihan-kepedihan yang aku rasa dalam senyuman manis. perempuan itu selalu tersenyum tanpa perdulikan aku yang selalu memperhatikannya.Lewat HP butut ini aku tiba-tiba terima sms, aku sangat senang, dengan perlahan ku buka smsnya dan berharap sms itu dari si dia, tapi semua hanya khayalan belaka, sms itu dari temenku yang sekarang berada jauh diluar sana. Hati ni semakin gelisah,dan berkata dalam hati “mana mungkin dia sms aku, kita ja gak saling kenal pa lagi punya nomer Hp-nya.

Aku kembali menatap kedepan, namun hanya ada perempuan cantik dalam pandangan mataku. Waktu terus berputar!! Mata kuliahpun berganti, barisan kursi nampak berserakan tanpa ada kesadaran mereka untuk merapikannya,sekarang aku duduk jauh dibelakang bersebrangan lurus dengan si cantik itu yang berada tepat dibawah baling-baling kipas yang senantiasa berputar layaknya hatiku yang bingung karna melihatnya  , akupun tak berani berfikir jauh untuk menyentuhnya karna  tanpa bisa bercakap dengannya,dihadapku tersedia beribu kemustahilan yang seakan-akan menakuti hatiku untuk tidak bertindak atau melangkah maju. Diri ini telah kaku bersama waktu , telah lelah dan lemah seiring masa.

Aku melihat kekanan tanpa tujuan, materi kuliah melayang jauh dari benakku tanpa aku mengerti sedikitpun. dalam perjalanan, pandanganku berhenti karena suatu hal ,, dengan satu hentakan , teman sebelah menyodorkan absensi, dengan gugup aku menerima absensi itu

idaman 02
oleh Himron Rosidii pada 14 Agustus 2010 pukul 12:14
Malam itu saya gak jd ngaji,karna swtu halangan atau urusan ustads saya sms,bahwa ngaji di An nur d tunda.ketika itu saya baru aja pulang dari kampus,dlm kondisi lapar saya sepakat mencari makan d warung terdekat brsama sahabat saya risky..sesampai d masjid,kita langsung aja cari warung makan,slese sholat magrib tentunya..stlh kita makan d warung trdkat kita slalu ngobrol panjang lebar mulai dari masalah remaja ampai soal agama kita yaitu islam.memang kita ingin jd ustads sich..di samping kita pingin jadi guru yg profesional..inilah khidupan kitas hari-hari,kuliah,mengaji,bercanda,terkadang cari hiburan apa aja asal tdak brtentangan dg agama n negara tentunya..kita tetap brsikap dwasa dalm mncari hal2 yg sifatnya hiburan..emang smw hburan pasti enak,tp bkn enaknya yg kita cari,tp lbh dri skedar itu..kita slalu cari pngalaman karna guru yg indah adlh pngalaman.

Agenda makan telah usai,kita siap mnuju warnet..ya kita iseng aja,otak atik compter agar cpt bsa tentang program yang ada..pling  trend n favorit saat ini apalagi klu bkn facebook.gak ada bosenya deh klu m facebook..wlu gtu kita tetap ingat ama waktu..karna time is teacher..knapa gtu,karna kita pandai atau bodoh oleh waktu.

Walau hakekat sejatinya manusia itu mahkluk yg amat dkt dg kbodohan dan kmalasan.kita sangat brfikir btul klu hdup kita amatlah panjang dan singkat...panjang akan cobaan dan singkat akan kematian..klu gak skarang kapan lg kita lakukan sblm penyesalan datang untuk mengejek kita…klu d buat foya atau malas2an,amatlah rugi hdup ini,dapat apa kita d dunia jika itu yg kita lakukan.karna itu hanya ada hak nafsu bukan hak Alloh..

Udah sejam kita lalui d warnet ma risky..udah waktunya isya jamaah d masjid an nur.kita langsung meluncur aja jngn ampe ktinggalan..di masjid sblm sholat isya sbgai adat shari-hari kita bercanda ma tmn masjid laennya..tp amt di sayangkan ketua genk Pk tdk hadir..mungkin msh cari korban d luar.he he.tp tetap aja ramai ada naswar,ha ha ha..kita isya..maka terdiam semw.
Slesai isya jam 08.00WIB.saya putuskan untuk pulang kampung tercinta

START IN MY HEART


Sudah lama aku menantinya,aku menunggunya,aku mengejarnya.Mengejar cintanya.Aku mencintainya tapi aku juga kesal dengannya,kesal karena tak ada respon darinya.

Aku selalu memberikan tanda cinta,aku mengajaknya bicara ,mengajaknya jalan,menyatakan cinta padanya,tapi dia hanya membalas ajakanku itu dengan senyuman.Meskipun hanya dengan senyuman,namun senyumannya itu telah meruntuhkan hatiku.Ada satu hal lagi yang dia lakukan selain dengan tersenyum.Dia menggenggam tanganku,lembut lalu dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Aku memang sudah lama mencintainya sekaligus mengaguminya,namun baru-baru ini aku mencoba untuk mengajaknya jalan tapi respon yang aku dapatkan hanya sebuah senyuman manis.Semenjak itulah aku bertekad ingin menyatakan perasaanku,namun yang aku dapatkan justru senyuman dan genggaman tanganya.

Setelah kejadian itu aku tak lagi mencoba untuk mendekatinya,aku ingin mencoba menormalkan suasana kembali seperti dulu ketika aku belum mengenalnya.Audy. Meskipun sebenernya hatiku masih untuk Audy.

TAK HARUS MEMILIKINYA

Awal aku jumpa dengannya di kelas ini, hari demi hari ada yang beda di hati ini. Ntah apa yang sedang aku rasakan,akupun mulai bingung tantang hatiku yang selalu bergetar melihatnya.dengan tingkah laku dan sifatnya yang cuek padaku mengapa aku bisa jatuh cinta padanya.

Detik berganti menjadi menit , menit berganti menjadi jam, dan berganti menjadi hari, begitupun hari berganti menjadi bulan rasa ini semakin kuat ingin memilikinya. Aku sadar aku bukanlah cewek yang cantik, preminim, sopan, dan berpenampilan anggun. Tapi, apa mungkin aku bisa mendapatkn cinta nya dan menjadi miliknya. Hampir setiap malam aku memimpikan dirinya aku susah tidur  aku risau gundah dan galau. Dia tidaklah tampan maupun pintar, tapi ntah kenapa aku bisa  jatuh cinta padanya.

Disuatu malam aku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “ apabila dia jodohku persatukanlah kami Tuhan dan apabila dia bukan jodohku janganlah kau biarkan rasa ini lebih dalam bersemi dihatiku.” Tutur doaku. Haripun bergulir dengan cepat aku coba menarik perhatian nya, tapi usahaku sia-sia. Pada suatu hari kelas kami di beri tugas menjadi petugas upacara dan kami pun melakukannya dengan baik,,, kemudian kami sepakat merayakan nya di salah satu rumah teman ku yaitu bernama Trigus. “Aku ingin sekali ikut di acara itu tapi bagaimana ,aku di larang keluar malam-malam oleh nenek ku.” Tutur  dalam hatiku.

Pada malam itu, sangat kebetulan sekali nenekku menginap di rumah tante ku. Akupun mencoba bicara dan meminta ijin kepada kakekku agar diijinkan untuk menghadiri acara itu.
“Ndah : Kek..Ndah minta ijin  ya,malam ini untuk keluar rumah.”
“Kakek : Emangnya mau kemana?”
“Ndah : mau kerumah teman,ada acaara dikelas. Boleh yaa kek ?”
“Kakek : Yaaa sudah,tapi jangan terlalu malam pulangnya.”

Akhirnya aku diijinkan keluar rumah untuk menghadiri acara itu. Hatiku sangat lah senang tapi masih ada permasalahan lagi yang membuatku sulit untuk menghadirinya, yaitu dengan siapa dan memakai apa aku pergi kesana ...?

Aku mecoba SMS orang yang aku cintai itu dan dia bilang,dia pergi keacara itu dengan teman perempuannya. Dengarnya jawabannya hati ini sakit dan putus harapan. Tetapi tidak kusangka 3 temanku menjemputku malam-malam untuk menghadiri acara itu, yaitu Pitri,Yudis dan Rina. Aku coba bertanya kepada temanku Fitri tentang kedatangan dia diacara itu bersama siapa ?
‘’Ndah: pit gimana si S ..? dia datang gak...? dan dia datang sama siapa ?’’ tanyaku
‘’fitri: ah.. dia datang sendiri ko dah..’’ saut nya.

 Rina dan Yudis pun menyelang pembicaraan kami ‘’ iya ndah dia datang sendiri ko..’’
‘’ Ndah: tadi ndah SMS sma dia katanya mau datang bareng cewe’nya...?’’
‘’fitri: bohong itu mah ndah dia jangan di percaya, udah cepet ganti baju kita pergi ke rumah nya Trigus...!’’ ajak nya
‘’ Ndah: ya udah tunggu sebentar ..’’

Aku bersiap dan berpamitan kepada kakekku
‘’Ndah:  ke ndah pergi dulu ya.. temen ndah udah menjemput,,,?’’
‘’ Kakek: iyya udah hati-hati..’’

Di perjalanan aku terus bertanya soal dia ke fitri, tidak terasa kami pun tiba di rumah Trigus dan apa yangg di bicarakan oleh Fitri benar bahwa dia datang sendiri. Kemudian aku menghampirinya dan mencubitnya lalu menanyakan padanya kenapa dia berrbohong!
‘’Ndah: ikh bilangnya datang ma cewe’ ko sendiri..?’’ sambil  aku mencubitnya
‘’S: hehehe.. iya maaf, udah dong jangan nyubit lagi sakit da..’’
‘’ Ndah: ikh nyebelin..’’

Suasana malam itu kami riang dengan canda, tawa. Ada yang menyanyi , mainkan gitar,dan seebagainya. Tidak terasa malampun mulai gelap dan acara kami selesai . Saat-saat yangg  aku tunggu, ketika aku di antar pulang oleh nya di sepanjang perjalanan tidak ada hal istimewa yang kami bicarakan. Hatiku  bergetar dag-dig-dug tak menentu.

Setibanya di rumah dia pulang . Aku sangat senang karena dia orang pertama yang mengantarkan aku pulang nyampai rumah. Malam itu mungkin  malam yang terindah bagiku. Lalu aku tertidur dengan pulas .

Hari itupun berlalu, aku tidak bisa terus menerus seperti ini, rasa ini memojokan ku untuk segera membicarakan apa yang ada, dan apa yang aku rasakan saat ini. Karna rasa penasaran oitu mulai memuncak, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan persaan melalui pesan HP atau SMS
‘’ Ndah: maaf ini sama S bukan ? kalo iya plis balas SMS ndah..!
‘’ S menjawab: iya,, ada apa ndah ..?’’ ujurnya

Dikesempatan itu au mengungkapkan apa yang ada di otak, dan perasaanku padanya.
‘’Ndah: sebenarnya ada yang mau ndah bicarakan, tapi menurutmu mungkin ini gak penting, tapi menurutku ini sangatlah penting , plis, Aku ganggu kamu gak..?’’ tanyaku
‘’ S: silahkan kalo mau ngomong mah, emang apa sih yang mau di omongin? Gak ganggu ko..!’’
‘’ Ndah:  S taukan perasaan ndah bagaimana sma kamu..? beneran ndah cinta banget sma kamu, ndah sadar ndah jelek, tapi plis jawab , ndah penasaran. Semua ini membuat ndah susah tidur..’’
“ S: iya udah tau ko,, tapi ndah jangan merendahkan diri ah tidak baik. S gak mandang jelek atau cantik nya ko, kalo cz perasaan ndah, tapi maaaf bukan nya S gak mau nerima cinta ndah, tapi S lagi males buat pacaran. Mending temenan aja atuh , sekali lagi S minta maaf’’ jawaban dia menolak
‘’ndah: bilang aja kalo emang S udah ada yang punya , bahkanmungkin lebih dari 1, ndah Cuma bingung  sama perasaan  ndah ini, sumpah bener-bener bingung . Kasih ndah kesempatan buat biarpun itu Cuma sebentar..?’’ ajakanku
“ S:bukan nya gitu ndah, tapi S gak mau buwat ndah sakit gara-gara S , walaupun Cuma sebentar ..! jawabnya
‘’Ndah: eiia ndah tau , trus bagaimana dengan perasaan ndah ? ndah gak bisa terus-terusan seperti ini S, hampir setiap malam ndah ggak bisa tidur mikirin kamu, kalo gak ada niat nyakitin mah inzza allah ndah gak bakalan tersakiti..”
“ S: Maaf Ndah bukannya S niat mau nyakitin tapi perasaan itu tidak bisa dipaksakan, apabila tidak mencintai percuma menjalin hubungan juga.”
“Ndah : iya ndah tau , S plis ndah mohon 1x aja kasih ndah kesempatan  ndah jadi cewe S, ya walaupun cuman sebentar ,gak perlu ada orang yang tau kita pacaran, seperti biasa , ya terserah gak pake perasaan geh, yang penting ndah bisa tenang..’’ jawabku memaksa

Dia mulai merasa risih dengan ucapan ku
‘’ S: ndah,, cukup maaf ndah S gak bisa walaupun Cuma sebentar ..’’

Hatiku berkeping-keping mendengar ucapannya yang seperti itu.
‘’ Ndah: y.. y.. y.. menurut ndah sakitan di tolak dari pada di putusin mah. Makaceh atuh ndah gak bakalan maksa lagi , tapi tetep temenan kan..?’’
‘’ S: maaf ya ndah. Ok tak bisa terpisahkan temenan mah tetap bersama-sama..’’
‘’ Ndah: ya tapi ndah mau lebih dari teman,  contoh kalo ada acara, sempetin ikut atuh gimaanaa..?’’
‘’ S: iya gimana aja, besok di jelasin ya, ndah S ngantuk..’’
‘’ Ndah: ya udaah met bobo, n’ good night..’’

Berakhirlah percakapan kami, akupun mulai merasa tenang dengan jawaban dia, yang seperti itu lalu aku tertidur.

Di keesokan harinya saat aku sekolah , aku menunggu ucapan nya yang semalam kami bicarakan, tapi dia tidak berani buat ngomong itu, aku yakin ternyata dugaanku benar sampai pulang dia gak bicara apapun padaku..

Begitulah kiranya percintaan aku yang mungkin di tolak mentah-mentah oleh nya, entah sampai kapan cinta ini bersemi dan bersemayam di hatiku. Mungkin aku menunggu. . .

KENANGAN YANG KEMBALI

Malam terasa sunyi tanpa dirimu ku tatap awan nampak gelap tanpa bertabur bintang tanpa terangnya rembulan ku coba buka perlahan album kenangan antara aku dengan dirinya ku elus-elus foto kita berdua kenapa kau tak cepat kembali padaku.“ kataku dalam hati “ . ku berbaring di atas ranjangku ku coba untuk pejamkan mata tapi ku tak bisa “ oh tuhan ku ingin bersamanya ku ingin dia kembali di sisiku “ pintaku.

Esoknya dalam perjalanan menuju ke sekolah aku terus memikirkan dia . Sampai tak sengaja “bruakkkkk” oh tidak aku manabrak seorang wanita paruh baya . Orang-orang bergerombol datang dan marah-marah padaku . Aku terasa terpojok saat itu tak ambil pusing ku langsung membawa wanita itu ke mobil dan pergi ke rumah sakit terdekat . Ya allah selamatkanlah wanita itu tolong aku Ya allah hambamu tahu bahwa hamba memang salah tapi tolonglah hambamu ini Ya allah. “pintaku”. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD. Dok , bagaimana keadaan ibu itu . “tanyaku” , Alhamdullilah mbak ibu itu sudah melewati masa kritisnya, “jawab dokter itu”.

Tiba-tiba seorang cowok menghampiri ku . Kamu yang menabrak ibuku ? “Tanya cowok itu sambil menatap tajam kepadaku” , maaf mas saya tidak sengaja waktu itu ibu anda menyeberang tiba-tiba saya tidak tahu, sekali lagi maaf mas. “kataku”. Cowok itu langsung masuk ke dalam dan aku tidak berani untuk masuk aku langsung menuju ke ruang administrasi dan langsung pulang.

Cerpen Cinta - Kenangan yang Kembali
Sesampainya di rumah aku tak berani cerita ke orang tuaku . Sayang kenapa kamu wajahnya lucut banget. “Tanya mama ku ke aku” , oh enggak apa-apa mam aku ke kamar dulu ya mam risna capek banget hari ini. “kataku”. Aku langsung pergi ke kamar dan berbaring di ranjangku aku tak bisa tenang dan merasa bersalah di tambah cowok itu yang nampaknya marah padaku . Aku harus bagaimana sekarang aku bingung apa aku harus cerita kepada mama tapi aku takut kalau nanti mama marah padaku bagaimana .

Pintu terbuka , Risna makan dulu sayang, kenapa sich hari ini anak sematang wayang mama ini koq lusut banget wajahnya cerita donk kalau ada masalah. “kata mama”. Tapi mama harus janji kalau Risna cerita nanti mama tidak boleh marah pada risna, janji ya mam please………”pintaku”.”iya mama janji”, mam tadi waktu Risna berangkat ke sekolah Risna menabrak orang ma tapi Risna tidak sengaja orang itu nyebrang mendadak ma dan Risna kaget ya nabrak dech, maaf mam.”panjelasanku ke mama”. Mama mengerutkan keningnya aku takut kalau mama marah padaku . Risna anak mama, mama tidak marah kamu tidak bersalah sepenuhnya, nanti kita jenguk ibu itu dan minta maaf kepadanya sekarang kamu makan dulu dan siap-siap kita ke rumah sakit menjenguk ibu itu. “kata mama”. Aku lega mama tidak marah kepadaku, selesai makan aku bersama mama pergi kerumah sakit sebelum ke rumah sakit aku membeli serangkai karangan bunga dan buah-buahan .
Sesampainya aku di sana aku tak berani berjalan di depan dan sembunyi di balik mama . Tok tok tok mama mengetuk pintu, Selamat sore ibu bagaimana keadaanya perkenalkan saya mamanya Risna seorang gadis yang menabrak ibu tadi pagi. “kata mama”. Wanita itu tak menjawab dan menatap ke diriku dengan tajam . Jadi kamu yang nabrak aku tadi pagi , “kata wanita itu sambil menatap aku dengan pandangan yang tajam”, Iya bu saya yang menabrak ibu tadi pagi maaf ya bu Risna tidak bermaksud menabrak ibu sekali lagi maaf ya bu, “ kataku”. Iya mbak saya maafkan bukan salah mbak sepenuhnya saya juga salah nyebrang tidak lihat kanan kiri dulu maaf juga mbak saya juga berterima kasih mbak sudah membawa saya ke rumah sakit dan menanggung semua biaya rumah sakit ini terima kasih ya mbak, “katanya”.

Iya bu sama-sama, “kataku”. Oh iya mbak perkenalkan ini anak ibu namanya reza.” Iya bu salam kenal kak Reza, “kataku” . Cowok itu membuang muka padaku aduhhhh angkuh banget nich cowok memang sich mukanya ya lumayan ok sich maco lagi sipz dech pokoknya tapi sikapnya ke aku dingin banget. Nak Reza sekolah di mana? “Tanya ibuku”, saya sudah kuliah tante “jawab cowok itu”. Oh sudah kuliah bagus donk kamu mau tidak jadi guru lesnya Risna soalnya belakangan ini nilai Risna menurun jadi ya kalau ada guru les mungkin nilai Risna bisa naik. “pinta mama”. Whattttt….. ku terkejut apa-apaan sich mama ini aku kan gak butuh guru les tapi ku piker-pikir enak juga sich kalau ada tugas kan ada yang membantu tapi kalau cowok ini yang jadi guru lesnya apa aku bisa belajar dengan baik semoga cowok itu tidak menerima tawaran mamaku, “gerutuku dalam hati”.

Iya tante aku menerima tawaran tante, Reza juga sekarang sedang cari kerja yaaaa mau bantu ngringani beban orang tua,“jawab kak Reza”. Whattttt oh no ini tidak mungkin tapiiii mau bagaimana lagi kalau aku nolak pasti mama marah kepadaku.
Esoknya hari pertama aku diajar oleh kak Reza tapi sama saja sikap kak Reza ke aku dingin banget tapi aku tak perduli aku harus konsen ke pelajar mungkin ini jalan yang diberikan tuhan kepadaku agar aku bisa melupakan masa laluku yang kelam bersamanya aku harus bangkit dari keterpurukan ini.

1 hari 2 hari 1 minggu 1 bulan 2 bulan aku di ajar sama kak Reza tapi aneh hari ini kak Reza berubah sikapnya ke aku tiba-tiba dia baik banget ke aku tapi baguslah mungkin kak Reza sudah sadar kalau selama ini sikapnya kurang baik ke aku. Tapi kalau sikap kak Reza manis banget sama aku kaya gini bisa-bisa aku jatuh cinta ke kak Reza.

Ris nanti malam ada acara atau tidak, “Tanya kak Reza”. Enggak kak emangnya ada apa tumben kak Reza tanya gitu ke aku, “jawabku”. Kamu mau gak ikut aku ke acara ulang tahun temen kakak mau ya please…., “pinta kak Reza”. Gimana ya kak tapi aku ijin dulu ya sama mama kalau mama ngijinin ya aku mau ikut sama kakak sebentar dulu ya kak aku ke mama dulu, “jawabku”.

Aku langsung ke mama dan minta izin untunglah mama ngijini aku pergi sama kak Reza. Malamnya kak Reza jemput aku pake motornya kak Reza keren banget sampai gak kedip aku memandang kak Reza. Sampainya disana semua orang lihat aku dan kak Reza, aku jadi bingung kenapa semuanya lihat aku dengan kak Reza ya, “tanyaku dalam hati”. Sampai acaranya selesai aku masih bingung kenapa semua orang lihat ke aku . Di perjalanan pulang kak Reza mengajakku ke taman dulu dan aku mau tapi aneh juga ngapain kak Reza mengajakku ke taman tak biasanya kak Reza seperti ini. Sampai di taman kak Reza mengajakku duduk bersama di kursi taman dan kak Reza cerita kepadaku tentang semua masa lalu nya aku sangat terharu banget denger cerita kak Reza . Aku tidak menyangka kalau kak Reza sudah tidak mempunyai ayah lagi. Ku coba menenagkan kak Reza dan kak Reza memelukku dengan erat tiba-tiba hujan datang kak Reza mengajakku berteduh di sawung deket taman . Hujan pun reda kak Reza mengajakku pulang sampai di rumah aku langsung ke kamar dan brbaring di ranjangku .

Aku tidak bisa tidur ku masih tidak percaya kalau kak Reza bisa se romantis itu . Kenapa dengan diriku apa aku jatuh cinta sama kak Reza tapi itu tidak mungkin apa kak Reza juga suka sama aku bingungggggggggggggg, “teriakku dalam hati”.

Esoknya kak Reza mengantarkan aku ke sekolah . Diperjalanan hatiku tidak karuan aku jadi aneh tidak seperti biasanya yang biasa-biasa saja sama kak Reza. Selesai sekolah kak Reza juga menjemputku ada apa dengan kak Reza ku dibuatnya bingung dengan sikap-sikapnya selama ini . Risna makan dulu ya di restoran deket sini, “pinta kak Reza”. Iya kak aku juga laper, “jawabku”. Sampai di restoran kak Reza menggandeng tanganku erat banget dan tak lepas-lepas . Kami duduk di meja deket kaca kak Reza terus menatap aku, hatiku jadi gak karuan berdetak kencang rasanya jantungku mau copot .

Sesudah makan kak Reza mengajakku ke taman kemarin . Risna ……, “ panggil kak Reza” Iya kak ada apa, “sahutku” Risna pertama kakak melihatmu kamu mengingatku pada seseorang yang selama ini kakak cari yaitu temen kakak waktu kecil dulu nama dan wajahnya mirip banget dengan kamu, “kata kak Reza sambil menatapku dengan mata yang sangat aku kenal dan aku rindukan selama ini”. Tunggu dulu kak aku juga seperti itu pertama ku melihat kakak aku juga merasa kalau kakak juga temen kecilku dulu namanya fahri, “sahutku”.

Maksud kamu fahriza ananta ya, “sahut kak Reza yang mengagetkan aku”. Kakak koq tahu jangan-jangan fahri adalah kakak ya, “pintalku dengan nada yang gembira dan berharap semoga dia adalah orang yang aku rindukan selama ini”. Jadi kamu Risna auliya temen kecilku waktu dulu yang aku cari selama ini, aku merindukan kamu Ris maafkan kakak dulu kakak meninggalkan kamu dan tidak ada kabar sama sekali kakak coba cari kamu di Bogor tapi ternyata kamu dan keluargamu pindah ke Bandung dan akhirnya aku juga pindah ke Bandung untuk mencari kamu maafkan kakak ya Risna kakak nyesel sudah ninggalin kamu waktu itu kakak juga terpaksa waktu itu ayahku sakit parah dan harus berobat sampai keluar negeri jadi mau gak mau kakak harus pergi dan temani ibuku maaf ya Risna kamu mau kan terima semua penjelasanku , “penjelasan kak Reza ke aku sampai membuatku bingung”.

Aku terdiam sebenarnya aku mau marah ke kak Reza tapi aku tak bisa dan tak tega karena semua ini juga bukan salah kak Reza. Kak Reza melakukan semua ini itu juga demi kebaikan orang tuanya . Iya kak aku maafin kakak, kak Reza juga gak mau kalau semua ini terjadi kakak adalah seseorang yang tak bisa aku lupakan dalam hidupku ini kakak sangat berarti dalam hidupku ini aku sayang kakak, “jawabku sembari ku memeluk erat kak Reza”. Iya Risna kakak juga sayaaaana banget sama kamu, kamu juga sangat berarti dalam diri kakak kamu adalah orang yang selalu kakak ingat dalam hati kakak I Love You Risna aku cinta kamu maukah kamu jadi pendamping hidup kakak yang sepi ini, “pinta kak Reza” yang membuatku terkejut tapi yang membuat hatiku senang banget . Aku juga sayang dan cinta banget sama kakak, kakak adalah belahan jiwaku, “jawabku”.

Cerita ku selesai dengan gembira aku sama kak Reza bersatu kembali dan menjalin hubungan yang pasti sampai akhir hayat. 

AKHIR SEBUAH CINTA

Apakah ini yang engkau sebut suatu usaha cara kerja cinta. Siang malam memikirkan sang pujaan hati. Merasa senang jika ia memperhatikanmu. Jika ia dekat merasa lengkap sudah kebahagiaanmu, dan ketika ia jauh lengkap sudak penderitaanmu. Bahkan ketika dia dekat sama cewek lain dan cuek samamu, engkau rela menangis bahkan tangismu melebihi ketika kena marah ortumu. Dan kadang ketika engkau ketemu tanpa disengaja engkau ketawa sendiri. Disebut gilapun engkau mau.

Berhati – hatilah dengan cinta, karena cinta bisa membuat engkau rapuh. Bahkan bisa membuatmu seperti orang setengah waras. Cinta itu memang gila, apalagi ketika engkau tertarik sama satu cowok. Bagi engkau dia lah satu –satunya cowokyang sempurna. Tak ada yang bisa menggantikan dia dihatimu. Itulah yang dirasakan Nela, cewek berdarah padang ini rela meninggalkan kota kelahirannya. Ia sudah tak sanggup tinggal lama – lama di padang karena selalu terpikir cowok idamannya. Ia ingin sekali melupakan cowok itu sesuai keinginan cowok itu. Baginya Romi melibihi segala - galanya.


Sekarang Nela sudah berada di Batam. Tahukah engkau dengan Batam? Jika engkau belum tahu, akan kuberi tahu sedikit. Batam adalah sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh banyak laut. Meskipun pulau kecil, namun kota ini banyak dituju orang – orang untuk melanjutkan hidup. Dari penjuru nusantara setelah mereka tamat sekolah, nereka melakukan urbanisasi ke Batam. Batam adalah sebuah kota industri,jika engkau kesini pastilah engka akan takjub melihat bagaimana orang – orang memperjuangkan hidupnya. Siang malam sama saja. Kerana separoh kerja siang dan separoh kerja malam. Itulah sekilas tentang Batam.

Sore yang serah, Nela sudah bersiap – siap untuk pergi ke kampus. Pakai celana jeans dipadu kaos oblong warna pink dan dilapisi jaket warna kuning. Bagi orang mungkin agak norak, namun ia suka perpaduan warna seperti itu. Setelah siap dandan dia raih sebuah tas. Kakinya melangkah menuju kampusyang terletak tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat dari rumahnya. Setiba di kampus ia langsung menuju kelas, disana sudah berdiri teman – temannya. Mereka adalah Dhini, Natan dan Pina. Mereka sudah akrab sejak semester satu. Sampai sekarang sudah dua semester mereka berteman, semuanya baik – baik saja. Semakin lama semakin akrab.
“ Ada tugas gak? “ Tanya Nela begitu dekat.
“ Gak ada kok “ Jawab Natan.

Tiba – tiba pandangannya tertuju ke Pina yang sibuk telfonan. Nela pun mendekati Pina, lalu :
“ Halo, ini siapa? “ Nela pura – pura nelpon.
“ Ini anak, baru datang langsung ganggulah. “ Kata Pina.

Dhini dan Natan ketawa aja, mereka tahu Nela memang anaknya agak usilan.
“Ada apa ya? “ Kali ini suara Nela agak keras.

Pina pun berdiri dan jalan keluar kelas diiringi suara tertawa Nela.
“ Eh, udah ada persiapan ujian belum? “Tanya Nela kemudian.
“ Tenang aja kan ada Dhini...” Jawab Natan
“ Tenang apanya,, dia kan kalau ujian mana mau liat kita. “ Seru Nela.
“ Enak aja loe ya “ Kata Dhini.
“ Fakta nek..” Nela membela diri.
“ Oya Tan, aku nitip uang ujian ya, sekalian ambilin kartu ujianku ,

besok aku kerja ampe jam 5 sore. “ sambung Nela.
“ Kapan gajiannya nih? “ Tanya Natan.
“ Teraktir dong.... !! “ Teriak Pina dari luar kelas.
“ Aku masih lama lagi, Dhini tuh yang baru gajian tanggal muda...”
“ Makan kemana Dhin ? “ Tanya Nela.
“ Gorengan aja ya “ Jawab Dhini.
“ Oouh... gak mau, masak gorengan. “ Bantah Nela.
" Ke Aviarilah nek.. “ Usul Pina.
“ Siipp,,Itu baru ide bagus... “ Kata Natan dengan dua jempolnya.

Tiba – tiba dosennya masuk, mereka duduk tanpa keluar kata sepatah kata pun. Belajar kalkulus IV benar – benar membuat otak seperti dibolak – balik. Namun keempat mahasiswi ini suka pelajaran eksak. Jam pelajaran pun telah usai. Karena sudah mengantuk Nelapun langsung pulang kerumahnya. Sesampai di rumah sudah jam 22.00 WIB. Nela langsung shalat ‘isya. Setelah itu ia baringkan langsung badannya yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gamuk itu di kasur. Tak lama kemudian melayanglah ia ke alam mimpi. 
****
Tiga hari telah berlalu, ujian akhir semester telah tiba. Semua mahasiswa tidak ada yang melanggar peraturan yang ada. Mahasiswa pun tertib tidak ada suara. Selama seminggu ujian di UNRIKA berjalan dengan lancar. Setelah selesai ujian Nela agak lebih santai. Ia hanya fokus keperkerjaannya sebagai tenaga pengajar di suatu yayasan.

Suatu malam sekitar jam 02.00 WIB, hp miliknya berdering. Ia pun meraihnya.
“ Halo “ Sapa Nela.
“ Halo juga, udah tidur ya tadi?? “ Terdengar suara cowok diseberang sana.
“ Sudah, ini siapa ya ? “ Tanya Nela.
“ Romi “
“ Romi mana ? “
“ Ala lupo yo samo abang ? “ ( sudah lupa ya sama abang )
“ Maaf, soalnya Nela kenal dua Romi. “
“ Pake bahasa Minang ajalah, Romi mantanmu temannya Dedek. “
“ Owh... ada apa bang ? “
“ Nggak ada apa – apa Cuma mau tanyain kabar. “
“ Kabarku baik – baik aja “
“ Katanya kemarin sering bolos kuliah, apa bener tuh ? “
“ Itukan semester I bang.
“ Sekarang ? “
“ ndak pernah lagi bang. “
“ Syukurlah, kuliah yang rajin... oya, kapan pulang ? “
“ Nggak tahulah, emang kenapa? “
“ Nggak ada apa – apa Cuma tanya aja. “
“ Aku mau pulang tanggal 9 Agustus, mau nggak jemput ke bandara ? “
“ Kalau bisa ya... “
“ Ya udah aku pulang seminggu lagi ya.. “
“ Ya udah, udah dulu ya.. “
“ Yuppzss.. “
“ Assalamu ‘alaikum “
“ Wa ‘alaikum salam “

Nela pun tersenyum gembira. Ia pejamkan lagi matanya. Tak lama kemudian tertidurlah ia dengan lelap. *****
“ Aku sudah di bandara bang. “ Kata Nela
“ Maaf abang ada urusan. “ Jawab Romi.
“ Ouwh... Ya udah gak apa – apa . “ Kata Nela sedikit lesu.

Nela pun kecewa sama Romi, Romi nggak jadi menjemputnya. Terpaksa ia telpon sepupunya. Satu jam kemudian sepupunya datang menjemput. Baru sebentar saja meninggalkan kota Padang namun Nela  udah mulai lupa. Mereka tidak langsung pulang, tetapimutar – mutar kota Padang dulu. Sekitar jam 14.00 WIB barulah mereka menuju kampung kelahirannya yaitu Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan. Tahukah engkau dengan Pesisir Selatan ? Jika engkau pernah kesana pastilah engkau akan terkesima dengan pemandangannya. Disana engkau akan melihat pantai dan ombak yang indah sekali. Dan disana engkau juga akan melhat hutan yang terawat dan alamnya yang masih alami. Disepanjang jalan engkau akan melihat sawah luas yang subur. Pesisir selatan berbatasan dengan Kerinci dan Bengkulu. Rata – rata mata pencarian penduduknya adalah petani dan nelayan. Namun mungkin yang akan membuatmu kesal didalam perjalanan adalah banyak sapi yang berserakan di jalan – jalan. Di sini, sapi – sapi dilepas dan dibiarin oleh pemiliknya dari pagi sampai sore. Setelah sore barulah sapi dimasukkan kekandang. Begitu juga yang dialami Nela dan sepupunya selama dalam perjalanan.

Setelah satu tahun ia tinggalkan ternyata kampungnya tak jauh berbeda. Tiba – tiba sepupunya membuka pembicaraan.
“  Pas banget Nela pulang sedang musim durian “
“ Tujuan utama itulah Da. “ Kata Nela.
“ Sekarang di kampung awak malamang. “ Kata Uda Nela.

Malamang adalah memasak lemang yang trbuat dari beras ketan dan dimasukan kedalam bambu yang sudah dibersihkan. Setelah itu di tarok dekat api. Apinya harus dari kayu. Malamang ini biasanya dilakukan setiap mau bulan ramadhan, menyambut idul adha, maulid Nabi Muhammad SAW, serta hari – hari besar Islam lainnya. Intinya untuk menyambut hari besar umat Islam.
“ Iya ya da, emang tidak salah lamgkah. “
“ Kamu suka kan sama lamang ? “
“ Tidak terlalu suka, tapi pas buatnya Nela suka. “
“ Dari segi mana sukanya, kena api ya ? “ Tanya sepupunya tertawa
“ Bukan da, tapi itu. “
“ enapa emangnya ? “
“ Gini loh da, orang – orang disini kalau malamang pasti memasaknya

Bersama – sama, ada yang gabung dari dua rumah bahkan lebih, nah dari sana menunjukkan kekompakan dan karena itu juga bearti telah mempererat tali silaturrahmi. “
“ Benar juga ya, sejak kapan kamu pintar sampai berpikiran kesana “
“ Dari dulu sudah pintar ya. “ Jawab Nela senyum.

Tanpa disadari Nela sudah sampai di rumahnya. Wakyu turun dari mobil dia bengong – bengong sendiri.
“ Kenapa la ? “
“ Sepi beda aja. “
“ He he . . , kan belum libur La. “
“ Tante pulang ma .” Teriak keponakannya.
“ Mama mana ? “ Tanya Nela pada neneknya.
“ Belum pulang kerja. “ Jawab kakaknya.
“ Kerja juga hari ini pulang jam berapa ? “
“ Bentar lagi. “

 Tak lama kemudian mamanya pulang dari kerja. Baru saja mamanya pulang langsung ia ajal mandi ke sungai. Mereka mandi Cuma sebentar karena suah mau magrib. Sepulang dari mandi ia duduk di ruang tamu. Keluarga besarnya lagi ngumpul karena kebtulan malam ini ada acara di mushala. Sebelum ke mushala semua berkumpul. Nela bergerak mengambil kopernya, lalu ia kelompokkan baju – baju. Keponakannya yang paling gede menghampirinya.
“ Baju buatku ya Nte ?
“ Bukan, buat nenek dan ini buat mamamu. “
“ Buatku mana? “ Tanya ponakannya yang kecil.
“ Ni ada satu tante beliin, tapi buat yang lain itu bukan yang baru lho.
“ Gak apa – apa, buat ku Nte ? “ Tanya yang paling besar.
“ Kamu aja semuanya. “
“ Bener Nte ? “
“Bener, baju tante yang tante tinggalin tahun lalu nggak kamu Ambilkan ?”
“ Nggak, kecuali nenek yang kasih.”
“ Ya, udah ambillah semua “

Badan mereka memang sama besar, namun keponakannya lebih tinggi sedikit dari Nela. Nela pun duduk lagi, tiba – tiba
“ Uni Nela apan pulang?” Tanya Ina yang baru datang.
“ Sore tadi baru nyampe. “
“ Uni tolong ajarin matematika, aku ada PR namun gak ngerti. “
“ Tentang apa? “
“ Integral parsial dan integral subtitusi.”
“ coba liat .“

Nela pun mengerjaka soalnya dengan mudah. Setelah itu baru ia menjelaskan kepada Ina. Inapun menganggul – angguk.
“ Makasih ya Ni. “
“ Sama – sama.”

Ina pun pulang lalu mama Nela berkata,
“ lom habis capek dah ada yang nanya PR. “
“ Biasa ajalah Ma.”
“ Kamu ikut ke Mushalla gak? “
“ Di rumah aja, paling juga gak ada anak gadis. “
“ Ada kok, pergilah selagi masih ada di kampung. “
“ Aku capek Ma, aku bantu antar makanan aja ya. “
“ Tapi awas ya kalau nonton tv.”
“ Iya.”

Nela pun membantu Mamanya mengantar makanan ke Mushala. Setelah itu ia pun pulang dan duduk di teras rumahnya. Sedang duduk di saku kanannya ada yang bergetar. Ternyata ada sms dari Romi.

Mlm La,sdh smpe rumah?
Replay,     Mlm jg,udh        send.
Syukurlah
Kpn ke rumh? suntuk ne..:(
Tak lama kemudian balasan dari Romi datang,
Replay,   send.

Setelah itu tak ada lagi balasan dari Romi. Nelapun mulai merasa kecewa ma Romi. Dalam hatinya terpikir “ ternyata Romi tidaklah berubah, ia tetap pengen jauh – jauh dariku, ia takkan mau melihatku. Mudah – mudahan aja aku bisa melihat dia. ” Nela pun beranjak dari tempat duduknya menuju tempat tidur. Ia terlalu capek hari ini, apalagi suasana dingin membuatnya tidur lebih cepat.
****

Nelapun terbangun karena Mamanya membuka pintu jendela kamarnya. Jendelanya terletak disebelah timur. Cahaya matahari masuk ke kamarnya.
“ Bangun La, udah jam 08.00 ni “
“ Ntarlah Ma, dingin dan ngantuk banget. “
“ Eh, gak baik tidur jam segini, udah biasa ya disana kayak gitu? “
“ Nggak juga, ni karena dingin aja. “
“ Pokoknya bangun, sana mandi!! “
“ Tidur bentar lagi Ma. “
“ Kamar ni rapikan, bangun cepat!!”Mamanya agak emosi.

Dengan malas Nela pun berjalan keluar kamar. Mamanya merapikan tempat tidur karena anaknya keluar begitu aja. Setelah selesai Mamanya ke dapur, tiba – tiba ia merasa aneh. Ia menggrutu,
“ kok, nggak ada orang dikamar mandi “

Lalu Mamanya berjalan ke kamar belakang. Kamar itu kosong. Lalu mamanya berjalan ke kamar depan. Ia lalu mencubit kaki Nela yang tidur di kamar tamu.
“ Oh,jadi mau nyambung kesini, disuruh mandi juga.”
“ Aduh!!! Duh Mama ni ganggu ajalah.”
“ Nggak baik tidur jam segini.”
“ Jadi malasdi rumah, nggak puas tidurnya.”
“ Jadi kamu di sana jam segini masih tidur? Pantas tuh muka pucat.”
“ Mana ada pucat.”
“ Liat di kaca sana.”

Nelapun tak menghiraukan kata – kata mamanya. Ia berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ia ngumpul sama teman – temannya. Di jalan ada yang minta sumbangan untuk acara. Lama duduk disana akhirnya Nelapun kebagian juga untuk minta sumbangan. Lalu tiba – tiba datang sebuah motor mio. Ia pun melambaiakan tangan, lalu jantungnya berdebar – debar. Tiba – tiba yang mengendarai motor itu tersenyum padanya sambil buka helm. Tapi motornya tetap jalan. Jadi, berlalau begitu saja. Setelah agak jauh darinya baru ia menyadari dan berteriak,
“ Romi..........”

Udh liatkan, td kamu yg minta minta sumbangankan?
Semua orang yang berada disitu melihat dia. Diapun malu sendiri. Lalu tak lama kemudian sakunya bergetar. Ternyata ada sms dari Romi,
Ia, pi awlnya rgu coz ad helm
Replay  send,

Yg pntg dh liat wlau sekilas
Lalu hpnya bergetar lagi, ia buka

Mainlh kermh , ku suntuk dirmh ato qt jlan
Replay,  send,

Lalu tak ada lagi balasan dari Romi, Nela menarik napas panjang. Setelah kejadian itu barulah Nela sadar diri. Selama di kampung, Romi tampak kali malas untuk menemuinya. Setelah dua bulan di kampung akhirnya Nela memutuskan untuk kembali lagi ke Batam. Harapannya sudah jelas musnah di kampungnya sendiri. Baginya kepulangannya kali ini benar –benar ingin bersama Romi. Paling tidak jalan untuk sekali saja. Namun semuanya sirna. Ia simpan kecewanya jauh – jauh di hatinya yang paling dalam. Setelah harapannya sirna ia masih mencoba untuk sabar dan tanpa membenci Romi sedikitpun.
*****

Jam 13.00 WIB Nela berdiri didepan rumahnya. Sebentar – bentar liat Hp dan liat jalan. Kakaknya aja dengan tingkah lakunya. Lalu kakaknya bertanya :
“ Nungguin orang ? “
“ Iya, pi kok lom datang ya. “
“ Udah kenal ? “
“ Lom, kenal lewat Hp aja pi dia anak kampus kok. “
“ Gimana bisa, emang siapa yang sms duluan ? “
“ Aku kak, saya nggak tahu itu nomor siapa . “
“ Tuh kali orangnya pakai baju batik. “

Tiba – tiba sebuah motor datang menghampiri rumahnya. Pengendara motor itu turun.   
“Assalamu ‘alaikum. “
“ Wa’alaikum salam. “ Jawab Nela dan kakaknya.
“ Silahkan duduk mas. “ Sambung kakak Nela.
“ Kayak pernah ketemu deh. “ Nela buka suara.
“ Kan emang sekampus. “

Kakak Nela pun naik keatas.    
“ Tinggal ma siapa ? “
“ Ngekos kok. “
“ Masa iya, kayaknya bukan kos – kosan deh.”
“ Iya ya. “ Jawab Nela senyum – senyum.
“ Mau kemana nih, kok pake batik segala ? “
“ Iya jam 16.00 harus ke hotel ada acara. “
“ ouwh...... “

Lama sudah bebincang – bincang akhirnya Dhanupun pulang. Semenjak kenal Nela, Dhanu dan Nela sering sms dan telponan, bahkan sering ngantar Nela pulang kuliah.

Suatu siang Dhanu sedang duduk di teras rumahnya, ia ambil Hpnya dan langsung mengotak atik. Tiba – tiba ia terhenti ketika melihat sebuah nomor. Lalu terbayang selintas cewek yang baru beberapa bulan ini ia kenal. Lalu hatinya berkata
“ Kenapa  ya aku kepikiran dia terus, apakah ku suka dia? Jika ia, dari segimananya ku suka dia, dia tidak terlalu menarik, biasa aja. Oh gak mungkin aku suka dia, mustahil banget deh. Ia tidak cantik. Tapi ku nyaman banget dengan dia. Duh bahaya nih low ku suka dia. “

Jgn lupa shalt zhuhur ya..
Dhanu pun berdiri dan berjalan ke dalam kamarnya. Dia ambil kunci motornya yang terletak di meja belajarnya. Pas melangkah keluar dari kamar tiba – tiba Hpnya bergetar. setelah ia buka ternyata sms dari Nela

Thank ya..
Replay,  send.

Lalu Hp dan kunci motornya ia taroh di meja.ia pun berjalan ke kamar mandi. Ia mengambil air wudhu. Setelah itu ia pun shalat. Selesai shalat ia pun langsung berangkat menuju Tumenggung Abdul Jamal. Hari ini ada pertandingan bola. Ia paling suka main bola. Sebelum kesana, ia mampir di rumah temannya. Setelah sampai di rumah temannya ia terkejut karena ada kakak sepupunya Nela. Ia bersama kawan – kawannya juga. Lalu Dhanu pun mendekat
“ Hai bang, pa kabar ? “
“ Baik. “ Jawab Fandi sepupunya Nela.
“ Ko, ini calon kakak ipar ku lho. “

Riko teman Dhanu mengangkat alis,
“ Maksudmu ?? “
“ Ku lagi PDKT ma adiknya. “
“ Emang loe punya adik Fan ? “ Tanya Dedi teman Fandi
“ Punya. “ Jawab Fandi.
“ Kok nggak kenalin ke kami – kami, malahan Dhanu yang kenal ?”doni nggak mau kalah
“ Anak baru kok.” Jawab Fandi.
“ Semester berapa Dhan ? “ Tanya Dedi.
“ Tanya ma kakaknya lah. “
“ Ku ngerti nih, Fandi takut nih adiknya kenal kita yang ganteng - Ganteng. “ Dedi membenarkan bajunya.
“ Dia sebenarnya udah semester 4 sekarang. Kenapa nggak pernah
                  
Kukenalakan ma kalian, dia terlalu kuper untuk masalah cowok,
                  
Temannya itu – itu saja. Keluar rumah aja jarang meski ku yang ngajak.
                  
Aku juga nggak tau kenapa? Mungkin dia pernah terluka ma cowok. Dia selalu tertutup ma aku.
“ Dia kuliah disini siapa yang ngajak ? “ Tanya Dhanu.
“ Nggak ada, waktu dia udah ikut SPMB di Padang. Namun tiba – tiba dia pengen kuliah disini. Mamanya tetap nggak setuju. Pada akhirnya dia sampai di sini tanpa siap ujian SPMBnya. Setelah dua minggu di sini mamanya tetap suruh pulang untuk kuliah di Padang, dia nggak mau. “
“ Keynya dia punya masalah dari sana. “ Riko ikut bicara.
“ Makanya ku gak pernah kenalin ma kalian, dan buat Dhanu kamu gak boleh dulu dekatin dia sebelum loe bisa menangin pertandingan ini”
“ OK . “
“ Tantangan nih. “ Riko mulai berdiri.
“ Kita akan usahain menang buatmu Dhan.” Dedi pun berdiri.
“ Yok kita berangkat. “ Ajak Fandi sambil tersenyum.

Mereka pun berangkat ke Tumenggung. Tak berapa lama kemudian mereka sampai dan siap untuk main. Malang tak dapat dielakkan mujur tak dapat diraih. Tim mereka dikalahkan oleh lawan. Dhanu pun pulang sendiri dengan tak semangat. Sesampai di rukah ia langsung mandi. Setelah itu ia matikan Hp dan langsung tidur. Lalu tertidurlah dia.
*****

Paginya hari minggu, Dhanu menyalakan Hpnya lalu masuk 3 sms. Semua dari orang yang sama yaitu Nela. Tak lama kemudian Hpnya pun berdering, nela tertera di layarnya. Ia pun menolaknya. Dalam hatinya
“ Pengen ku angkat, pi ku udah janji ma kakakmu la. “

Lalu Hpnya berding   lagi, kal ini yang  nelpon Fandi. Ia pun menjawabnya,
“ Halo Bang, ada apa ? “
“ Kok ditolak? “
“ Aku mau konsisten ajaa bang. “
“ Tadi tu aku yang nelpon, oya soal yang kemarin aku Cuma bercanda.”
“ Maksudnya bang? “
“ Ya sekarang ku kasih lampu hijau buatmu untuk mendekati Nela. “
“ Benar ni? “ Dhanu seakan tak percaya.
“ Benarlah, selamat mencoba.”
“ Makasih ya bang. “
“ PI siap – siap aja untuk di tolak. “ Kata Fandi sambil ketawa.
“ Emang kenapa bang? “
“ Logika aja deh, ngapain ia takut dekat dengan cowok atau nggak mau

Pasti karena alasan yang juatkan ? “
“ Iya juga sih. “
“ Ya udah, ntar kamu juga pasti akan tau. “
“ Mudah – mudahan aja. “
“ Udah dulu ya, mau bikin proposal nih.”
“ O.K.”

Telpon pun terputus. Dhanu pun melompat kegirangan. Lalu keponakannya melihat langsung berkata,
“ Om udah gila ya?”
“ Mau tau aja.”

Dhanu pun berlalu dari hadapan keponakannya. Dia pergi ke rumah Riko teman karibnya itu.
“ Ko, ku juga nggak tau kenapa? Dia tidak cantik. Tidak menarik tetapi
                  
Pikiranku selalu penuh dengan dia.”
“ Adik Fandi ni? ”
“ yuppzz...”
“ Pi kutakut ditolak Ko.”
“ Jangan berpikiran gitu, ambil aja yang positifnya.”
“ Ya udah ntar aku ke sana. “

Lama ditempat Riko akhirnya ia nekat untuk ke rumah Nela. Sampai disana, rumah Nela sepi banget. Mobil kakaknya tidak tidak ada terparkir disebelah rumahnya. Motor Fandipun tidak ada. Ia keluarkan Hp lalu mencet no Nela.
“ Halo.” Terdengar jawaban diseberang sana.
“ Halo juga, La kamu pergi ya ? “
“ Nggak tuh, emang kenapa ? “
“ Nggak ada apa –apa, ku didepan rumahmu.”
“ Oh, tunggu bentar ya. “

Telpon pun dimatiin Nela. Tak lama kemudian Nela pun keluar dengan celana di atas lutut dan baju putih. Rambutnya tergerai sebahu.
“ Silahkan duduk kak,udah lama ya ?”
“ Baru aja kok. “
“ Tunggu bentar ya, kedalam dulu. “
“ O.K. “

Tak lama kemudian Nela keluar dengan secangkir minuman dan makanan dengan senyum,
“ silakan diminum dan dimakan, maaf yang ada cuma ini. “
“ Oh, gak pa- pa kok, ni udah makasih banget.”
“ O ya, ada gerangan pap nih? Nela menghenyakkan pantatnya di sebelah kursi Dhanu.
“ Ada yang pengen ku sampaikan.”
“ Apa ya? “
“ Mungkin ini gak penting bagimu, tapi penting bagiku.”
“ Ya bilang aja.”
“ Ku menyukai mu, ku nggak tau kenapa ni terjadi.”
“ Baru beberapa bulan kenal masak udah suka?”
“ Benar La, aku suka ma kamu.”
“ Dari segi mana ?”
“ Sejak pandangan pertama, terus kita nyambung dan kamu membawa
Membawa aura posotif bagiku. “
“ Ah mustahil aja.”
“ Terserah kamu percaya atau nggak, pi ku benar suka kamu.”
Maukah kamu jadi pacarku?”

Nela pun kaget mendengarnya.
“ Bukan ku nggak mau, pi ku belum siap dengan secepat ini.”
“ Kan kita udah lama kenal.”
“ Tapi ku nggak bisa jawab sekarang.”
“ Kenapa?”
“ Ya terlalu cepat bagiku. Kasihku waktu seminggu lagi.”
“ Ya udah, pi tolong kasih aku alasan, kenapa ?”
“ Gak ada apa – apa ?”
“ Kamu takut disakiti ia kan? “
“ Bukan itu aku hanya takut kecewa.” Nela pun menangis.
“ Dulu ku pernah jadian ma seseorang. Aku sangat mencintainya. Pi dia nyia- nyiakan aku. Aku berusaha menunggunaya, pi lama – kelamaan ku mulai kecewa.”
“ Maafkan aku, aku janji tak akan pernah membuatmu kecewa.”
“ Makasih.”

Nelapun menghapus air matanya. Lalu tiba – tiba kakaknya Nela dan istrinya pulang.
“ Eh, ada tamu ya?” Kata iparnya Nela.

Dhanu pun bersalaman dengan kakak ipar Nela.
“ Ajaklah Nela itu keluar Dhan.”
“ Bukannya gak kak, soalnya dari tadi belum pulang ke rumah.”
“ Ya, kapan – kapan aja. “
“ Ya kak.”

Kakak Nela pun masuk ke dalam. Tak lama kemudian pun Dhanu opun pulang. Nela pun masuk ke dalam, sambil tidur – riduran ia pun berpikir,
“ Duh membingungkan sekali, kenapa harus terjadi tiba- tiba.
“ Ayo mikirin apa?” Tanya Fandi tiba – tiba.
“ Nggak ada apa – apa.”
“ Bener nih nggak ada apa – apa?”
“ Benar, abang kenal dengan Dhanu?”
“ Kenal, emang kenapa?”
“ Menurut abang dia gimana?”
“ Anaknya baik dan tidak plin – plan.”
“ Tidak lin – plannya gimana?”
“ Jikap iya ya, jika dia bilang tidak ya tidak.”
“ Nggak ngerti.”
“ Gini kemaren kan ada cewek yang suka dia, teman –temannya pun mendukung, pi dia nggak suka, kami udah susah dekat – dekatin cewek itu ke dia, tetap aja dia tidak suka.”
“ Gitu ya bang.”
“ Ya, emang kenal dia?”
“ Kenal, pi cuma gitu – gitu aja.”
“ Gitu – gitu aja apa gitu – gitu aja?”
“ Maksud abang?”
“ Udahlah Dhan  u udah cerita kok.”
“ Kapan?”
“ Gimana tadi udah di tembaknya?” Fandi tanya balik.
Nela langsung duduk
“ Emang abang tau?”
“ Ya tau lah, Dhanu aja bilang di depan teman- temannya.”
“ Ngomong apa dia?”
“ Dia bilang gini ketemu abang kemaren, eh calon iparku.”
“ Masa iya bang?”
“ Iya, tanyalah teman abang..
“ Menurut abang di..........” Ucapan Nela terputus.
“ Terima aja.” Fandi memotong pembicaraan Nela.
“ Pi aku nggak akan bisa memberikan seluruh hati La buat dia, hatiku Terpaut buat orang lain.”
“ Orang lain yang nggak pernah mencintaimu.”
“ Setidaknya dulu ia mencintaiku.”
“ kan dulu, sekarang?”
“ Ntar bisa jadi dia kayak gitu juga.”
“ Udah berpikir positif aja.”

Lalu Fandi berdiri sambil melempar guling ke Nela.
“ Terima aja ya, nggak usah mikir terlalu panjang.”
Fandi pun keluar kamar Nela.

Nela dan Fandi sepupuan. Bagi Nela, Fandi melebihi kakak kandungnya sendiri. Gimanapun dengan suasana hati Nela, Fandi pasti bisa menghiburnya.
*****

Di kelas C 006 tampak Nela dan Natan sedang duduk. Mereka sedang menunggu dosen datang. Hari ini mereka pulang agak lebih cepat. Hari kamis benar – benar menyenangkan bagi Nela and the gank. Ternyata dosennya nggak bisa datang karena ada urusan keluarga. Sebelum pualng Nela shalat dulu di Mushala kampus. Jam 18.30 Nla dan teman – teman berjalan menuju kelas depan, Pina membuka suara,
“ Teman – teman kita nggak pergi hari ni?”
“ Yoklah, kemana kita?” Tanya Dhini
“ Ke mall aja kita, cuci mata.” Natan datang dari belakang.
“ Boleh.” Pina dan Dhini kompak.
“ Maaf ya, ku nggak bisa ikut.” Nela mebuka suara.
“ Kemana?”
“ Ku nunggu seseorang.”
“ Cieeeeeeeee..............” Semua pada nyorakan Nela.
“ Bukan siapa – siapa. Ada janji ma abangku, taukan abangku?”
“ Oh, ya udah kapan – kapan aja kita jalan.
“ Aku ke gerbang dulu ya.” Kata Nela.

Merekapun berpisah sampai disitu. Nela duduk menunggu di gerbang. Tak lama kemudian Dhanu berhenti didepannya. Nelapun naik, Dhanu membuka suara,
“ Langsung pulang ni ?”
“ Iya, emang mau kemana lagi?
“ Jalan yok.”
“ Boleh, pi aku ngomong di rumah and minta izin dulu.”
“ O.K”

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Nela.
“ Mau ngomong apa? Dhanu bertanya sambil duduk disebelah Nela.
“ Mau jawab yang kemarin minggu.”
“ Mau jawab sekarang?”
“ Iya, pi sebelumnya ku mau tanya dulu, kakak shalat nggak?
“ Shalat pi kadang juga bolong.”
“ Aku mau jadi pacarmu, pi jangan pernah bikin ku kecewa untuk kedua Kalinya.”
“ Kakaj janji.”
“ Ya udah, Nela ke dalam dulu minta izin.”
“ O.K”

Nelapun masuk, lalu tak lama kemudian Nela keluar dengan kakak iparnya.
“ Mau kemana Dhan?”
“ Mau ke Barelang Mbak, bolehkan? Dhanu berdiri.
“ Boleh, pi hati – hati ya.”
“ Ya mbak, pamit dulu mbak.” Dhanu pun melangkah
“ Kak berangkat dulu ya.” Nela pun bersalaman.
“ Hati –hati kalian.”

Dhanu pun ikiut bersalaman ma kakak iparnya Nela. Mereka pun berangkat menuju jembatan barelang. Jembabatan barelang adalah ikonnya kota Batam. Jika malam minggu jembatan ini pasti penuh. Ada yang datang bersama pacar dan ada juga yang bersama teman – teman. Jika datang dihari kamis biasanya agak sepi. Dari Batu Aji kesana memakan waktu 30 menit. 30 menit sudah dijalan, mereka pun sampai. Mereka duduk dipinggir jembatan menghadap ke laut. Nelapun buka suara,
“ Kok kakakku percaya gitu j ma kakak ya?”
“ Ya lah, cowok santun.”
“ Gayanya aja”                                                 
“ Faktnya gitukan?”
“ Tau ah, gelap.”
“ Cari tau lah.”
“ Suatu saat pasti tau sendiri, udah malam pulang yok.”  
“ Baru jam 20.30 dek. “
“ Kan diperjalnan 30 menit, pas nyampe rumah jam 21.00.”
“ Cepat kali sayang, belum puas.”
“ Besokkan masih ketemu.”
“ Ya udah.” Dhanu pun berdiri lalu berjalan kemotornya.

Nela pun mengikutinya dari belakang. Tiba – tiba ia raih tangan Dhanu,
“ Kok mukanya manyun gitu?”
“ Gak ada apa – apa, yok naik.”
“ Gak jadilah pulang.”
“ Kenapa ?”
“ Ada yang ngambek, ya udah tambah 30 menit lagi ya.”
“ Siapa yang ngambek?”
“ Tuh mukanya gak enak dilihat.”
“ Karena dingin aja.”
“ Jangan bilang minta di peluk.”

Dhanu pun ketawa lalu memegang kepala Nela,
“ Emang kenapa?”
“ Nggak ada apa – apa.”
“ Ngantuk ya Yang?” Dhanu memperbaiki duduknya.
“ Nggak terlalu, dingin aja di laut.”

Dhanu pun membuka jaketnya yang berwarna agak ke abu – abuan lalu memakaikan ke Nela.
“ Udah 3 lapis tuh, masih dingin?”
“ Udah lumayan.”

Dhanupun berdiri dari motornya, lalu berjalan membawa tangen Nela ke suatu tempat. Lalu mereka duduk menghadap laut. Nelapun menyandarkan kepalanya ke bahu Dhanu. Tangan kananya dipegang Dhanu. Dhanu pun kaget karena Hp Nela berdering. Di layar ada nama Romi. Nela membiarkannya
“ Biarin ajalah.

Aq msh syng qm, tlng agkt tlpn q, aq kgen bgt
by: Romi Lalu sms pun masuk, Nela

Nela pun langsung kaget, Dhanu hanya melihat kelaut. Nela memang ke Dhanu, lalu:
“ Kak, baca sms ni dulu !”

Dhanu pun mengambil Hp Nela lalu membacanya. Setelah selesai ia pun berkata,
“ Angkat aja telponnya !”
“ Malaslah.
“ Kenapa? Adek masih sayangkan ma dia?”
“ Dulu memang iya, sekarang kecewa.”
“ Ya udah angkat aja kasian dia.”
“ Biarin aja.”
“ Low nggak mau sini kakak angkat.”

Hp diberikan kepada Dhanu. Sudah 4 panggilan tak terjawab. Lalu berdering lagi,
“ Halo” Sapa Dhanu.
“ Halo juga, Nelanya ada?”
“ Ada tapi nggak mau ngomong.”
“ Masa, emang ini siapa?”
“ Pacarnya.”.
“ Masa iya? “ Terdengar suara  ketawa diseberang sana.
“ Maksud loe.”
“ Nela tu Cuma gila – gila ma aku, dia pernah bilang akan menungguku sampai kapanpun.”
“ Ya tu terserah Nela, yang punya hati Nela.”
“ Iya sih, bilang ma Nela mumpung ku jomblo ni.”
“ Ntar ku sampaiin.”
“ Thanks.”

Telpon pun terputus.
“ Pulang yuk.” Ajak Dhanu.
“ Romi bilang apa kak?”
“ Dia mau ajak balikan, balikan aja, kesempatan bagus.”
“ Jika ada yang lebih baik dari dia kenapa masih nunggu dia.”
“ Pi jujur dari hatimu masih sayang dia.”
“ Aku memang sayang dia, pi ku berusaha dan belajar untuk mencintai Kakak.”
“ Ya moga aja bisa.”
“ Kok gitu? Ya bisa donk buktinya aku udah  buka hatiku untuk kakak.”
“ Ya kakak percaya ma adek, pulang apa nggak?”

Nela pun mengangguk, lalu Dhanu meraih tangannya Nela. Mereka pun jalan menuju motor. Mereka pun pulang, dalam perjalanan pulang jantung Nela bergetar kencang. Sampai di rumah pun begitu. Setelah sampai dirumah Nela berpas – pasan dengan sepupunya Fandi. Fandi yang sedang membuka helmnya.
“ Ehmmmmmmm .” mendehem keras.

Nela membuka jaketnya lalu memberikan kepada Dhanu.
“ Ni jaketnya biar nggak kedinginan.”
“ Thanks.”

“ Baru pulang bang.” Dhanu jalan mendekati Fandi.

Nela pun mengikuti dari belakang dan langsung duduk di kursi teras rumahnya. Sedangkan Fandi dan Dhanu duduk  di lantai yang paling pinggir.
“ Gimana adikku Dhan?” Sambil melirik Nela.
“ Baik kak, asyik.” Melirik senyum ke Nela.
“ Low dia nakal cubit aja, dikasuh izin.”
“ Ih, emang aku anak kecil.” Nela ikut ngomong.
“ Gimana skripsinya bang?”
“ Udah dapat dan udah siap, tinggal sidang.
“  Mudah – mudahan lulus dengan memuaskan.”
“ Amiin.”
“ Pulang dulu ya bang udah malam, kapan – kapan lagi di sambung.”
“ Nggak tidur disini, mumpung masih ada aku disini, besok nggak bisa lagi.”
“ Kapan – kapan aja, pulang dulu ya bang, ya La.”
“  Yupzz, hati –hati di jalan.” Fandi dan Nela serempak.
“ Salam dulu gih.” Lanjut Fandi sambil senyum ke Nela.

Nela pun jalan mendekati Dhanu. Ia mengulurkan tangannya, Dhanu pun menyambutnya. Selesai salam dengan Nela,  Dhanu pun memberi salam ma Fandi. Setelah itu,
“ Assalamu ‘alaikum.”
” Wa’alaikum salam.”

Dhanu pun berlalu di hadapan mata mereka. Nela masuk ke kamar, ia baringkan badannya yang tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus itu di kasur. Ia senyum – senyum sendiri. Lalu tak lama kemudian ia pun tertidur.
****

Oh gt y skrg, gk mw blz sms n agkt tlp, cuek aj. Qt ptus aja.
Hubungan asmara Nela dan Dhanu berjalan lancar, namun suatu ketika Dhanu tak pernah membalas sms Nela. Bahkan di telpon pun tak di angkat, Nela pun mulai kesal lalu mengirim sms,
send.
Setelah terkirim juga nggak ada balasannya, dikampus pun Nela tak menemukan puncak hidung Dhanu. Biasanya ketemu terus. Sambil pulang Nela ngomong sendiri dalam hati.
“ Duh kemanalah ni anak, apa dia setuju qt putus, jomblo lagi donk, padahal ku mulai suka ma dia.”

Sehari audah tak ada kabar dari Dhanu, Nela pikir Cuma 1 hari. Tapi ternyata salah, beberapa hari tak ada kabar dari Dhanu. Suatu malam ia berusaha mencari Dhanu di kampus. Namun juga nggak ada. Dia bingung mau tanya siapa. Nela dan temannya Pina mau pulang. Nela dan Pina udah sampai di gerbang. Tiba – tiba mereka di kagetkan suara klakson motor.
“ tit !! tit !! tit !! tit !!!

Nela dan Pina melihat kebelakang, ternyata Dhanu.
“ Na kamu pulang duluan ya.”
“ OK “

Pina pun pulang, Nela mendekati Dhanu. Ia berdiri aja.
“ Ayo naik, mau pulang nggak?”

Nela pun naik, motor pun melaju dengan pelan namun pada akhirnya mereka pun sampai di rumah Nela. Pas turun dari motor Nela langsung ngomong,
“ Jangan pulang dulu aku mau ngiming.”
“ ngomong apa lagi.”
“ Tentang kita.”
“ Emang kenapa?”
“ Kakak tanya kenapa. Kemana aja kakak selamai ini?”

Sms nggak balas, telpon nggak diangkat, kenapa?”
“ Nggak ada apa – apa.”
“ Bogong.”
“ terserah mau percaya apa nggak.”

Dhanu pun pergi begitu saja. Nela kaget dengan apa yang terjadi di depan matanya sekarang. Ia pun masuk, ada yang meleleh dari matanya. Lalu Hpnya bergetar, ada yang sms. Ia buka ternyata dari Dhanu,

Maafkan ka2k, ka2k tw adk msh syg m romi, ka2k cm plarian, ka2k cm cwo biasa

Tw key gt, knp nekat pgn jd pcr aq. Skrg mlah hncurin hrpn aq.
Reply, send.
Tak lama kemudian blasannya datang lagi,

Ka2k hny ingn trbaik utk ka2k, adx cwe yg span, pi msh ada romi. Kasih ka2k wktu utk mnysuaikan diri

Sms terputus sampai disitu,

Smpai kpn mnyesuaikan diri, selamanya? Bang Fandi plg, gk d lg yg ngrtiin aku, sm spa aq minta tlg lg?
Hari libur kuliah telah datang. Fandi pun sudah lulus dengan nilai memuaskan. Hari minggu Fandi pulang kampung. Dari pagi Nela tak ada keluar dari rumahnya. Ia tidur aja di kamar. Ia ambil hp lalu sms,
send Dhanu,
Sbr aj tak lama kemudian datang sms balasan,

Sbr sh sbr, pi ini udh 2 minggu menyesuaikan diri, y udh slmnya j penyesuaian.
reply, send,

Cpek pcran ma ank2, udh 19 thn pi key ank2. Qt putus aj ya

5 menit lagi datang sms,

Klo mmg itu kptsan yg terbaik y udh
Jantung Nela terasa mau copot. Dia benar – benar kaget.
Reply,  send,

Hp Nela langsung di matiin. Ia menangis sepuasnya. Setelah kejadian itu Nela nggak ada keluar – keluar dari kamar.

Kak mw kmn ku ya, aq di usir ka2 dari rumh
Seminggu setelah kejadian itu, Dhanu sedang baring – baring. Tiba – tiba ada sms masuk. Sms itu dari Nela,

Skrg dmn
Dhanu kaget.

Msh drmh,kmas2 baju. Besok harus pindh
Reply,
Tak lama kemudian.
Dilihatnya jam, sudah jam 12 malam. Ia bingung sendiri kenapa penyebabnya. Masa kakak kaandung tega mengusir adiknya sendiri. Lama sudah pikirannya menerawang, Dhanu pun tertidur.
*****

Knp sms mrh, aq tk ngerti
Hari ini hari rabu, jam 16.00 WIB. Tiba – tiba Dhanu sms marah – marah. Nela pun bingung sendiri, ia pun balas.

Udhlh aq bukan ank kecil, pntasn aj u diusir ka2kmu, kelakuanmu aj key gtu
Tak lama kemudian sms masuk,

Aq gk ngrti, duh kok tiba2 perut q sakit y?
Reply,

Plg bohong

Dhanu pun balas,
Nela pun nggak balas, dia benar – benar kesakitan. Dia minum obat lalu ia tertidur.
*****

Sebuln tak ada kabar dari Dhanu, lalu tiba – tiba Nela dan kawan – kawan ketemu dia di rumah sakit. Waktu Nela dan kawan ngantarin Dhini berobat ke rumah sakit. Nela dan kawan – kawan mendekati Dhanu
“ Siapaa yang sakit kak ?”
“ Mama, beliau gangguan ginjal. Namun sampai sekarang lom ada pendonor yang cocok ginjalnya.”

Dhanu pun menangis,
“ Aku mau dites, mudah – mudahan aja cocok.”
“ Serius loe La?” Tanya teman – temannya.
“ Serius, hidup satu ginjal nggak masalahkan?”

Lalu tiba – tiba datang seorang cewek,
“ Kak Zera, ngapain disini? Tanya Nela.
“ Kenalin ini pacar baru kakak.” Dhanu mengenalkan Zera.
“ Udah kenal pun dari 2,5 tahun yang lalu.” Nela jutek.

Lalu Nela menghadap dokter yang menangani penyakit mama Dhanu. Lalu 30 menit kemudian Nela keluar bersama dokter
“ Dhan, ginjal Nela dan mama mu cocok 80%, ini sangat langka sekali,

Alhamdulillah Allah telah mengirim dia untukmu.”
“ Yang benar dok?”
“ Benar “
“ Jadi kapan pencangkokan dilakukan dok?
“ secepatnya, lebih cepat lebih baik karena tidak bisa ditunta lagi, bahaya untuk ibu anda.”
“ Jadi kapan dok?”
“ Besok akan dilakukan dan Nelapun setuju.”

Teman – teman Nela menarik Nela, Natan berkata,
“ Loe gila, kasih ginjal tanpa keputusan ortu loe.”
“ Loe pikir seperti ngasih permen apa.” Pina pun ikut bicara.
“ Loe jangan main – main. “ Lanjut Natan.
“ Gue gak main – main, itu sebatas rasa kemanusian aja.”
“ Terserah loe lah.” Kata Pina.

Mereka pun kembali kedekat Dhanu. Dhanu pun langsung mendekati Nela,
“ Makasih ya La, tapi kamu serius kan?”

Dlm minggu ini aku akan pulang rom
Nela pun menggangguk. Dhanu langsung keruang ibunya. Nela dan kawan – kawan pulang. Sesampai di rumah Nela sibuk mengotak – atik Hp. Ia membuat sms,                                                          send romi,

Q tunggu ya

Saat kau membuka hatimu mungkin ku tlah jauh
Tak lama kemudian sms dari Romi pun datang,
Replay, send.

Maksudnya ??

Lalu 5 menit kemudian,
Nela pun tidak membalasnya, lalu ia berjalan menuju rumah kakanya. Kebetulan kakaknya dan iparnya di rumah.
“ Kak aku pengen pulang, klo gak ada biaya tolong dibantu ya.”
“ Pulang ngapain? Gak ada hari penting pun.” Jawab kakaknya.
“ Pulang itu sekali dua tahun aja, low nggak sekali setahun.” Kakak iparnya pun ikut bicara.
Nela pun menarik nafas,
“ Pi sekali ini aja kok.”
“ Kakak nggak ada uang, carilah uang sendiri.”
“ Ya udah,, aku pulang dulu ya.”

Nela pun pulang menuju kosnya. Di kost udah ada Zera yang menunggunya.
“ Ada apa kak?”
“ Loe ngelakuin ini semua ambil perhatiankan ama Dhanu, biar Dhanu balik lagi ma loe?”
“ Maksudnya?”
“ Udahlah gak usah pura – pura lugu, ini taktikmu supaya Dhanu simpati dan balikan ama loe, jangan harap deh loe.”

Zera pun pergi begitu aja. Nela pun masuk mengambil nafas dalam – dalam. Ia tak mengerti dengan jalan pikiran Zera.

Esok harinya, waktu operasi telah datang. Dhanu, Zera, Natan dan Pina telah berada di ruang tunggu. Namun Nela belum juga muncul. Sudah 10 menit lewat dari waktu yang ditentukan.
“ Kemana sih Nela?” Tanya Dhanu.
“ Paling dia Cuma main – main aja.” Jawab Zera.
“ Bentar lagi pasti dia datang.” Natanpun emosi dengan Zera.

Tak lama kemudian Nela datang, Dhanu pun menampar Nela.
“ Kamu pikir ini main – main, kamu bisa aja main – main dengan kata – kata, kalau kamu cuma iseng – iseng, ingin nyakiti aku jangan kayak gini caranya, pakai cara lain.”

Suara Dhanu semakin keras membentak Nela. Nelapun lari menuju ruang dokter. Operasi pun dimulai, sekitar 30 menit setelah kejadian itu. Natan yang duduk di sebelah Zerapun mulai bicara,
“ Loe kasar kali ma Nela.”
“ Kasar apanya?” Dhanau balik tanya.
“ Loe boleh aja nuduh dia macam – macam, pi apakah kau sadar yang nyakiti hati dia itu kamu.”
“ Kok salahin aku?”
“ Udahlah jelas dia salah, ngapain bahas dia.” Zera pun ikut bicara.
“ Setidaknya dia belajar mencintaimu, sedangkan engkau apa, kau dekati dia lalu kau buang aja dia begitu aja. Bahkan sekarang dia rela pertaruhkan nyawanya untuk ibumu.” Natan mulai menangis.
“ Udahlah kita sama – sama berdoa aja, nggak usah bertengkar.” Pina

Nggak mau diam lagi mendengar keributan.
“ Kita shalat dulu yuk.” Lanjut Pina.

Mereka pun berdiri, lalu berjalan menuju mushala rumah sakit. Mereka sama – sama berdoa untuk mama Dhanu dan Nela. Setelah shalat mereka kembali ke UGD. Lalu Dhanu dan teman – teman kaget, tiba – tiba keluaga Dhanu datang menangis membawa seorang mayat ke kamar mayat. Dengan lesu Dhanu berkata,
“ Akhirnya mama benar – benar pergi.”
“ Sabar Dhan, sabar.” Zera berusaha menenangkan Dhanu.

Lalu tiba – tiba Dhini berlari dari ruang nginapnya sambil menangis,
“ Nela, teman kita.....”
Tangisnya makin kuat
“ Kenapa dengan Nela??” Tanya Pina dan Natan
Dhini pun lemas, Natan dan Pina memboyongnya. Lalu dokter pun datang.
“ Ada apa ini dok?” Tanya Natan.
“ Dia syok setelah mendengar temannya meninggal setelah operasi.”
Dhanu yang tadi berdiri di belakang kaget,
“ Keduanya meninggal dok?”
“ Tidak, ibu anda selamat. Tapi, gadis itu tidak dapat ditolong.

Lambungnya sudah parah, magnya kronis. Gadis ini sebenarnya sudah
Lama sakit mag yang cukup serius, dan sebenarnya dia juga mengalami gejala ginjal.”
“ Gejala ginjal??”
“ Iya, tapi tidak ada masalah untuk ibu anda, masih bisa dicegah dengan dengan minum air puith yang banyak.”
Dhini telah sadar dari pingsannya.
“ Kita sekarang Cuma bertiga, Nela pergi.”
“ udah din, kita doain aja” bujuk Natan menangis
“ Mudah – mudahan ni jalan terbaik bagi dia” Pina menangis disebalh kanan Dhni. Sedangkan Dhanu masih terpuruk dilantai,tiba – tiba Dhini mendekati Dahnu sambil memaki – makinya,
“ Ni semua karna loe,loe egois,egois banget,,,,,,,,
“ Udah Dhin,sabar,,,nggak ada gunanya juga kita nyalain dia” pina menenangkan Dhini
“ Maafkan aku Dhan, sebenarya yang sms mencaci maki itu bukan Nela yang kirin tapi aku “ Zera mendekati Dhanu.
“ Jadi itu semua loe yang ngelakuin? Dhanu berdiri emosi
“ Iya, supaya kamu benci sama dia, maafkan aku.....” Zera menangis
“ Setelah dia berbaring tak bernyawa kamu minta maaf, dimana rasa kemanusian loe??

Sedang emosinya Dahnu tiba – tiba kakaknya Nela datang bersama istrinya. Mayatnya dibawa ambulance kerumah kakakanya, sedangkan Dhanu juga ikut mengantarnya kebetulan ada keluarganya yang menunggui mamanya. Dhanu mengendarai mobil kakak Nela bersama Natan, Dhini, dan istrinya kakak Nela. Sedangkan yang lain naik ambulance. Diperjalanan kakak ipar Nela hanya menangis lalu memulai pembicaraan,
“ kemaren dia pamit minta pulang dan minta diongkosin, ternyata pulang key gini”
“ Dia udah lama sakit y kak?
“ Udah, semenjak SMA dia perna kronis maagnya, dan akhir – akhir ini dia sering pingsan, low pingsan badannya semua membiru, dia tak pernah mengeluh sakit, karna saya takut terjadi apa – apa dirumah saya suruh dia ngekos, sebagai kakak saya kejam.

Ternyata sambil mendengar penuturan Kakak ipar Nela Natan sudah membuka sebuah diary Nela.
“ Dhan Cuma kamu yang bisa menggantikan posisi Romi dihatinya”
“ Maksudnya?
“ Loe jangan lemot,ku baca diary nya nih,,ku bacain satu lembar aja ya,,

Natanpun memulai membacanya:
7 November 2010
Dhanu benar – benar ingin mengakhiri semua, padahal ku sudah sayang banget sama dia. Kenapa aku terlalu terjebak dalam keadaan yang key gini. Dulu Romi juga key gini. Disaat aku sayang dia pergi meninggalkan aku. Luka baru diatas luka lama. Aku kecewa lagi. Au berhenti berharap.

Suara Natan semakin lama semakin serak karna menangis. Tanpa disadari mereka dah sampai dirumah Nela. Dengan sigap Dhanu membaca diary Nela. Dhanu tampak kaget karna tak lama mayat sampai dirumah mayat turun rumah lagi. Ternyata mau dibawa kekampung.Dhanu dan teman – teman ikut karna tiket sudah dibelikan sama kakakya nela. Setelah lama diperjalan akhirnya sampai ditempat tujuan. Banyak teman SMAnya yang datang. Tiba – tiba datang seorang cowok, semua perhatian tertuju sama dia, karna salah seorang teman SMA Nela  mendekati cowok itu,
“ Rom, Nela udah tiada”
“ Iya Wi, padahal aku dah niat jika ia pulang, aku takkan kecewakan lagi dia, sekarang udah begini”
“ Anda Romi ya, kenalka saya Dhanu” Dhanu mendekati Romi dan memberika diary Nela. Romipun membacanya
“ Anda bisa menggantikan posisi saya, dulu dia pernah sms key gini: saat kau membuka pintu hatimu mungkin telah jauh, sekarang dia benar – benar jauh”

Panjang cerita akhirnya pemakaman sudah selesai. Kini Nela sudah tiada. Ia telah meninggalkan Batam, Pesisir Selatan, Romi, Dhanu, mamanya dan semuanya.Ia sudah menghadap sang Pencipta.