Tatapan Cinta


Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia tidur? kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika tidur, sudah tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah ke ibu anda.Hmm....kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai - belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomelin kita, semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu....ayah, ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, sahabat...semuanya orang - orang yang tercinta. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Rasakan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah di lakukan orang - orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah- wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya, tanpa kata, tanpa suara dia berkata : " Betapa lelahnya aku hari ini" dan menyebab lelah itu ?.......juga untuk siapa dia berlelah - lelah?

Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang bekerja mengurus, mendidik juga mengurus rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari - hari suka dan duka bersama kita.

Renungan untuk kita semua.....
Resapilah kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah - wajah mereka.....rasakan betapa kebahagian dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua........... bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang - orang terkasih itu tak membuka matanya.....selamanya!"

Bagaimana Cara Membuat Dia Mencintaiku


“Saya telah menjalin hubungan dengan seorang aparat, saya sudah punya suami, dan ia juga sudah punya istri, ia berjanji akan menceraikan istrinya, dan saya disuruh cerai dengan suami saya, dan saya sudah bercerai, tapi ia tidak menepati janjinya, ia menipu saya, padahal saya sangat mencintai dia, bagaimana caranya supaya saya tidak sakit hati dan ia mencintai saya Pak?”
“Jika itu tujuanmu, hipnotis bukan solusinya”
“Tolonglah saya pak, bagaimana solusinya agar dia mencintai saya, saya ini sangat mencintainya….”
“Ya kamu telah mengambil keputusan itu, tentunya kamu bisa menerima dong segala hasil dari keputusanmu itu? Kecuali kamu memutuskan sebaliknya, menghentikan ini dan memutuskan mulai hidup baru, tentu kamu akan terhindar dari kepedihan ini….”
“Tapi saya maunya terus sama dia, tapi tolonglah agar dia mencintai saya pak, dan menepati janji-janjinya…”
“Maaf saya tidak bisa membantumu”
Kuputus telponnya….
Beberapa menit saya merenungkan kasus ini… AKHIRNYA SAYA MENULIS CATATAN ISENG INI….
Tentu kasus seperti ini sangat banyak di negeri ini…
Bagaimana membuat orang mencintai kita?
“Semakin orang dituntut mencintai kita, malah orang semakin sebel…”
Tapi saat kita mencintai tanpa syarat, apa adanya orang yang kita cintai, dan belajar banyak, akhirnya kita bisa menarik orang itu….
Kebaikanmu, kasih sayangmu, kemurnianmu, kesabaranmu, kelemahlembutanmu, itu yang menarik orang yang kau cintai mendekat dan mencintaimu semakin hari semakin besar, bukan tuntutanmu, cemburumu, ingin menguasaimu, ingin menaklukanmu, ingin memanfaatkanmu, keegoisanmu dan lain sebagainya…
Memang cinta alami tidak bisa dipaksakan, tapi kau bisa mengubahkannya….
YANG TIDAK DAPAT DIUSAHAKAN
Kepada para murid yang secara naif yakin bahwa tak ada
sesuatu pun yang tidak dapat mereka capai jika mereka
menghendakinya dan mengusahakannya, Sang Guru berkata, “Yang
terbaik dalam hidup tidak dapat diusahakan adanya.”
“Kamu dapat berusaha memasukkan makanan ke dalam mulut,
tetapi kamu tidak dapat mengusahakan rasa lapar. Kamu dapat
berusaha telentang di tempat tidur, tetapi kamu tidak dapat
mengusahakan tidur. Kamu dapat berusaha memberikan pujian
kepada seseorang, tetapi kamu tidak dapat mengusahakan rasa
kagum. Kamu dapat berusaha menceritakan rahasia, tetapi kamu
tidak dapat mengusahakan kepercayaan. Kamu dapat berusaha
melakukan tindak pelayanan, tetapi kamu tidak dapat
mengusahakan cinta.”
(dikutip dari Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello)
Tentu saja kau bisa menghadirkan rasa lapar di dirimu khan secara alami?
Dan bagaimana cara kita bisa mengubah orang lain?
MENGUBAH ORANG LAIN
“Setiap kali kamu berusaha mengubah orang lain,” kata Sang
Guru, “tanyakan pada dirimu sendiri berikut ini: Apa yang
akan diberikan oleh perubahan itu: kebanggaan, kesenangan,
atau keuntunganku?”
Ia menceritakan kisah ini kepada mereka:
Seorang pria mau melompat dari jembatan. Seorang polisi
bergegas menghampirinya, “Jangan! Jangan!” Sambung si
polisi, “Jangan lakukan itu. Mengapa seorang muda seperti
kamu yang bahkan belum lagi hidup, sampai berpikir untuk
terjun ke dalam air?”
“Karena saya bosan hidup.”
“Nah, dengarkan saya. Jika kamu terjun ke dalam sungai itu,
saya harus terjun juga menyusulmu untuk menyelamatkanmu.
Mengerti? Air itu dingin sekali. Saya baru saja sembuh dari
radang paru-paru. Tahu maksud saya? Saya bisa mati. Saya
mempunyai istri dan empat anak. Apakah kamu mau hidup dengan
beban pikiran seperti ini? Tentu saja tidak. Maka dengarkan
saya. Jadilah orang baik-baik. Bertobatlah dan Allah akan
mengampuni kamu. Pulanglah. Nah, dalam kesendirianmu dan di
rumahmu yang sepi itu, gantunglah dirimu. “
(dikutip dari Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello)
“Kau itu seperti magnet, jika kau baik, kau menarik orang baik, jika kau busuk, kau menarik orang busuk, jika kau murni, kau menarik orang murni” Romo Dewa
Lakukan dulu kepada orang, apa yang kau ingini orang lakukan kepadamu…..

SEUNTAI KATA TENTANG CINTA


Cinta bagaikan gema, engkau kirimkan kepada orang-orang disekelilingmu, lalu ia kembali kepadamu.
Engkau tebarkan dilingkunganmu, ia kembali kepangkuanmu.
Apa yang engkau lihat pada orang lain engkau dapatkan pada dirimu. Mereka pun memberikan kepadamu cinta dan kasih sayang.
Engkau yang melukis jalan yang akan dilalui  mereka dalam  bersikap kepadamu. Jika engkau bersikap baik kepada mereka dan mencintai mereka, niscaya mereka mencintaimu.
Kalau engkau memberikan faedah untuk mereka, mereka akan memberimu faedah.
Pasti! Saling mencintai dan mengasihi itu karena dan dijalan Allah.
Dan orang yang paling pertama mendapatkan cinta dan kelembutan perasaanmu adalah orangtua, istri atau suami dan anak-anakmu.
Rasul shollalllahu ‘alaihi wa sallama bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik bagi keluarganya dan aku adalah yang paling baik bagi keluargaku”.
Tidaklah tersesat banyak manusia dari jalan Robb mereka melainkan karena mereka lebih mengedepankan cinta kepada segala sesuatu melebihi cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian juga sebagian orang yang tenggelam dalam lembah permusuhan, dengki dan dendam kesumat adalah karena hilangnya cinta dari hati mereka.
Cobalah rasakan hidup – walau sebentar – dengan merasakan cinta manusia kepadamu, sedikit atau pun banyak. Bukankah hari-hari itu akan menjadi hari-hari terindah dalam kehidupanmu?
Dengarkan firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh Allah yang Maha pengasih akan menjadikan untuk mereka kasih-sayang”.
Maksudnya cinta di hati manusia untuk mereka!
Pernahkah engkau bertanya pada dirimu sendiri, “Bagaimana diriku dengan cinta dilangit ini?”. Bukankah engkau pernah mendengar firman Allah Ta’ala dalam hadits Qudsi, “Sesungguhnya aku mencintai fulan, maka cintailah ia”. Lalu malaikat menyambutnya dengan penuh cinta dan rindu, kemudian diletakkan untuk penerimaan di muka bumi yaitu dengan cinta manusia kepadanya?!
Subhanallah!!
Seseorang dicintai Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dicintai Jibril dan para malaikat yang menghuni langit. Kemudian Allah jadikan manusia mencintainya … alangkah indahnya hidup orang tersebut.
Salah seorang di antara kita selalu mencari dan mengharapkan cinta makhluk kepadanya. Dadanya akan serasa sesak dan lidahnya bagai kelu jika mereka membencinya. Dan ia akan terbang karena gembira jika mereka mencintainya.
Orang ini mencari cinta manusia kepadanya disetiap tempat dan pada setiap insane. Akan tetapi ia lupa – kadang-kadang atau bahkan sering – cinta Robb-nya insan. Ia lupa apakah ia termasuk orang-orang yang dicintai Allah atau sebaliknya?
Demi Allah, saudaraku!! Apa guna cinta seluruh makhluk kepada kita jika Robb pencinta seluruh makhluk membenci kita?!
Renungkan bagaimana Asiyah mendahulukan tetangga sebelum tempat tinggal dalam do’anya, “Robbku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di dalam surga”.
Bagaimana menurutmu, kalau dikatakan kepada orang-orang mukminin : pilihlah antara surga tidak ada padanya Robb kalian dan padang tandus kalian bersama Robb kalian. Menurutmu apa yang akan mereka pilih?
Oohh .. alangkah meruginya orang yang tidak pernah merasakan yang paling indah dan manis dalam kehidupan ini!
Tahukah engkau apa itu? Dicintai Allah dan mencintai-Nya.
Cinta Allah kepada hamba adalah puncak cita-cita orang-orang yang sholeh. Karena apabila Allah cinta kepada hamba-Nya, Dia ridho kepadanya, meridhoi amalan, perkataan dan hatinya. Kebahagiaan apalagi yang melebihi itu?
Katakana kepadaku sejujurnya: apakah ada seseorang yang tulus dan benar dalam mencintai kekasihnya lalu ia menyiksa kekasihnya? neraka apalagi yang ditakuti seorang hamba apabila ia dicintai Allah? (dan bagi Allah adalah perumpamaan yang lebih tinggi –

AKU MENCINTAINYA


KUAKUI BAHWA AKU MENCINTAINYA …
Ya, aku memang mencintainya. Aku mencintainya mengalahkan cinta seseorang kepada kekasihnya. Bahkan manakah cinta orang-orang yang jatuh cinta dibanding cintaku ini?!
Ya, aku mencintainya. Bahkan demi Allah, aku merindukannya. Aku merasakan sentuhannya yang lembut, menyentuh relung hatiku. Aku tidak mendengarnya melainkan rinduku seakan terbang ke langit, lalu hatiku menari-nari dan jiwaku menjadi tentram.
Aku mecintaimu duhai perkataan yang baik
Aku mencintaimu duhai perkataan yang lembut
Aku mencintaimu duhai perkataan yang santun.
Alangkah indahnya ketika seorang anak mencium tangan ibunya seraya berkata, “Semoga Allah menjagamu ibu”.
Alangkah eloknya ketika seorang ayah senantiasa mendo’akan anaknya, “Ya Allah ridhoilah mereka, dan bahagiakan mereka di dunia dan akhirat”.
Alangkah bagusnya ketika seorang istri menyambut kedatangan suaminya dengan senyuman seraya berkata, “Semoga Allah tidak menjauhkan kami darimu, rumah ini serasa gelap tanpa dirimu”.
Alangkah baiknya ketika istri melepaskan kepergian suami bekerja di pagi hari, ia berkata, “Jangan beri kami makan dari yang haram, kami tidak sanggup memakannya”.
Kalimat dan ungkapan yang indah, bukankah begitu? Bukankah kita berharap kalimat dan ungkapan seperti ini dikatakan kepada kita? Bukankah setiap kita berangan-angan mengatakan kalimat-kalimat seperti ini kepada orang-orang yang dicintainya? Akan tetapi kenapa kita tidak atau jarang mendengarnya?
Penyebabnyanya adalah kebiasaan. Barangsiapa yang membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang lembut berat baginya untuk meninggalkannya, begitu pula sebaliknya.
Orang yang terbiasa memanggil istrinya dengan kata “kekasihku” sulit baginya memanggil istrinya seperti sebagian orang memanggil istrinya, ‘Hei ..hai ..”. atau “Kau ..” dan lain sebagainya.
Barangsiapa yang terbiasa memulai ucapannya kepada anaknya, “Ananda, Anakku, Putriku” tidak seperti sebagian lain yang mengatakan, “Bongak .. jahat ..setan!” maka ia berat mengucapkan selain itu.
Kenapa kita tidak bisa mengucapkan satu ungkapan cinta saja kepada anak-anak kita, ibu kita, dan keluarga kita? Jika adapun kalimat tersebut keluar dengan malu-malu.
Kenapa lisanmu terkunci di dekat istrimu atau dihadapan ayah dan ibumu, sedangkan dihadapan temanmu, kata-katamu begitu mesra?!
Biasakanlah – misalnya- mengucapkan kepada ibumu, “Ibu, do’akan kami. Apakah ibu ingin titip sesuatu agar ananda beli sebelum ananda berangkat?”
Biasakanlah mengucapkan kepada anakmu kata-kata (sayangku, anakku) dan apabila ia mengambilkan sesuatu untukmu seperti segelas air katakana kepadanya Jazakallah atau ungkapan terima kasih.
Jika putra atau putrimu meminta sesuatu darimu dan engkau sanggup memberikannya serta itu baik untuknya katakanlah kepada mereka dengan tulus, “Dengan sepenuh hati, ayah akan bawakan untukmu”.
Cobalah kata-kata dan kalimat yang lembut dan senyuman yang manis, lalu lihatlah hasilnya!
Lihatlah bagaimana Nabi kita shollallahu ‘alaihi wa sallama berbicara kepada anak istrinya.
Perhatikanlah kelembutan hatinya, serta keindahan tutur katanya.
Beliaulah sebaik-baik suri teladan.

Izinkan aku mencintaimu


sigli aceh, 20 Feb 2013
=======================
Ya Allah
Izinkan aku mencintainya
Hingga nafas ini terhenti
Hingga jiwa terpisah dengan raga
Hingga detak jantungku tak lagi terdengar
Izinkan aku mencintainya
dengan senyuman sebagai bintangnya
walau saat bintang tengah enggan bersinar
dengan kebahagian sebagai langitnya
walau saat langit tengah mendung kelabu
dan dengan rasa tentram sebagai sinar bulannya
walau saat bulan tengah menghilang ditelan awan
Izinkan aku mencintainya
tanpa sedetik pun ku rasakan cemas akan cintanya padaku
tanpa sedetik pun ku rasakan ragu ia kan berubah
tanpa sedetik pun ku rasakan risau ia akan pergi menjauh
Izinkan aku mencintainya

KONSEP CINTA


Tiap2 kehidupan seseorang pastilah banyak terdapat berbagai alur cerita begitu pula cerita cinta yang mana tdk akan ada habis nya jika di ungkap kan dengan kata2, bahkan nyaris cinta tdk bs luput dari tiap2 insan yg hidup di dunia ini semua orang pasti merasakan cinta,memiliki cinta,menjalani cinta tak sedikit pula ada orang yg menjadi korban cinta

namun cinta seperti apakah yg kita inginkan pasti memiliki perbedaan pada tiap2 orang, ada cinta yg membawa sengsara, cinta yg membawa malapetaka ada pula cinta yg membawa bahagia

dimulai ketika beranjak dewasa yg mencoba utk mencintai seseorang ketika virus cinta tersebut menjangkiti diri kita maka akan membuat seseorang mempunyai perasaan yg begitu luar biasa, saat kita kenal dg lawan jenis yg notabene sebelumnya kita tdk kenal namun karena adanya cinta yg semula tdk kkenal menjadi dekat hingga saling berbagi satu sama lain terjadi sebuah kecocokan pola fikir dll, karena cinta tersebut kita rela berkorban apapun demi orang yang kita cintai, bahkan ketika dlm keadaan sesulit apapun kita mau berkorban demi memenuhi keinginan orang yang kita cintai, hingga akhirnya orang tersebut pun rela kita jadikan pasangan hidup/pendamping hidup (ISTRI) dlm mengarungi lika liku suatu alur kehidupan

betapa senangnya ketika kita bangun tidur kita amati telah tersedia secangkir kopi dan bbrpa makanan kecil sebagai sarapan kita, setelah siang menjelang diapun telah menyiapkan menu makanan utk kita hingga malam hari begitu besar pengorbanan nya utk kita yg mana ini smua karena cinta dan dan di awali dengan cinta bgtu juga kita rela mencari nafkah utk keluarga meski dlm proses mencari nafkah/bekerja tak jarang kita mendapat cacian atau sesuatu yg kurang mengenakan trhdp diri kita namun juga kita rela untuk menjalaninya

seiring berputarnya waktu hadir seorang buah cinta (anak) yg mana sangat kita sayangi dan kita cintai apapun halnya demi sang buah cinta pasti akan kita lakukan dan kita korbankan

begitu besar pula dampak energi cinta yg kita punyai jika kita coba terapkan dalam keseharian kita dlm pekarjaan kita, dlm profesi kita
jika cinta itu benar2 kita lakukan dg tulus, ketika kita cinta kpd pekerjaan/profesi kita misal nya. kita tega begadang hingga larut malam demi kelancaran usaha kita. akan lebih dahsyat lagi jika kita pun bisa mencintai para agen kita tanpa melihat dari sisi manapun
jika cinta itu benar2 ada dalam diri kita dan kita lakukan seperti halnya kecintaan kita terhadap keluarga kita

kesabaran dalam menangani komplen dr pelanggan, kesediaan dlm membimbing para pelanggan yg tergolong baru dlm dunia pulsa, memberikan pelayanan yg cepat dan tepat, karena jika kita bisa mengambil hikmah,di tengah ketatnya persaingan ada bbrp agen yg mau bekerja sama dg kita saja sudah sepatut nya kita mensyukuri hal tsb. lalu apakah pantas mereka kita abaikan......??

seandainya semua ini kita lakukan dengan tulus maka sudah jelas bagaimana hasil yg akan kita dapatkan bukan....

sungguh sangat luar biasa jika cinta dpt kita terapkan dalam berbagai hal serta kehidupan namun sebagai makhluk tuhan sesungguhnya ada yg lebih hak utk kita cintai dari semua itu yaitu cinta kita terhadap sang pencipta alam (allah swt) karena ini adalah cinta yg hakiki dan tdk boleh kita samakan dg cinta yg lain apalagi kita duakan karena semua akan sia2 belaka

“Katakanlah jika babak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan daripada berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya” (QS. At taubah, 24)

Landasi dg ketulusan,kesabaran,keikhlasan serta cinta lalu lihatlah apa yang akan terjadi

24 ciri-ciri orang yang mencintai kamu

Dalam kehidupan, kamu tidak sedar apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap diri kamu merupakan satu petanda yang dia mencintai kamu. Dia tidak ingin kamu tahu secara terus daripada mulut dia tetapi dia menunjukkannya melalui perbuatan. Berikut merupakan 24 ciri-ciri yang dilakukan oleh seseorang yang menunjukkan bahawa dia mencintai kamu.




Hari Cinta Untuk Siapa?


Oh hari bunga-bunga cinta sudah tiba. Pasangan muda-mudi Islam juga tak terlepas mengatur program-program 'bulan madu' bersama kekasih hati. Hari kasih sayang itu dianggap sebagai hari yang harus dilalui dengan mencurahkan sepenuh rasa cinta kepada pasangan. Bukan sahaja pasangan suami isteri, malah yang baru menjalin hubungan cinta sehari juga berimpikan perkara yang sama. 14 Februari tersemat di dalam hati, menjadi kenangan yang abadi.
Tunggu! Sebelum terus-terusan kita menjadikan hari tersebut sebagai hari membuktikan rasa cinta yang deminya 'lautan api sanggup ku redah', ketahuilah sejarahnya dahulu. Apa yang selama ini disambut oleh umat Rasulullah SAW, di mana hujung pangkal permulaannya? Jangan kita menjadi manusia yang tuli, mencontohi dan mengikuti sesuatu tanpa kita mempunyai pengetahuan tentangnya. Allah telah menegaskan, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya". (Surah Al-Isra : 36)
Sejarah Valentine's Day
Terdapat pelbagai sumber yang berbeza-beza menceritakan tentang asal-usul Hari Valentine. Yang nyata, tidak satu pun memberi kebaikan kepada kita sebagai umat Islam dan hamba kepada Maha Pencipta. Sedarkah kita, salah satu sebab kewujudan Hari Valentine ini adalah kerana kejatuhan kerajaan Islam di Sepanyol pada tarikh tersebut. Manakala orang yang menjadi dalang kepada kekalahan itu adalah seorang paderi Kristian, Saint Valentine. Lalu, 14 Februari 1492 dinamakan Hari Valentine dan  dianggap sebagai hari kasih sayang kerana Islam dianggap sebagai agama yang zalim. Bukankah dengan menyambutnya, kita sendiri menghina agama kita yang suci? Kejinya jika kita begitu!
Antara sejarah yang lain pula menyebut, Hari Valentine diambil daripada nama paderi Saint Valentine atas kesungguhannya mempertahankan hak para tentera di zaman pemerintahan Claudius II untuk berkahwin. Ini kerana, semasa Claudius II memerintah kerajaan Rom, beliau menghalang tentera-tentera Rom untuk berkahwin kerana pada pendapat beliau, mereka akan lebih kuat dan tabah untuk berperang jika masih bujang. Namun secara senyap, Saint Valentine telah melakukan upacara pernikahan dan ini mendatangkan kemarahan Claudius II. Lalu, paderi itu dihukum gantung pada 14 Februari 269 Masihi.
Fikirkan
Jika kita menjadikan ini sebagai alasan untuk menyambut 14 Februari, dek kerana kesungguhan seseorang menegakkan hak manusia untuk berkahwin, mengapa pula penghormatan itu harus diberi kepada seorang paderi Kristian? Sedangkan di kalangan utusan Allah semuanya banyak berkorban demi cinta mempertahankan agama. Kenangilah rasa cinta dan kasih yang tak terhingga Rasulullah SAW yang banyak berkorban demi kita, umatnya yang amat beliau kasihi. Sungguh, jangan pernah kita meletakkan penghormatan itu lebih tinggi kepada pemimpin dari kaum kafir berbanding pemimpin teragung kita, Muhammad SAW!
Kita sedia maklum, sesuatu perayaan yang tidak berlandaskan agama Islam pasti mendatangkan sejuta keburukan dan kebinasaan. Lihatlah, berapa ramai anak-anak gadis seagama yang telah terkulai layu di tangan kekasih hati hanya demi membuktikan rasa cinta yang berinspirasikan Saint Valentine? Berapa ramai pemuda-pemuda yang menggalas tugas  khalifah di muka bumi melakukan maksiat dan zina demi tarikh yang dianggap keramat itu? Segeralah kita membendung sambutan Hari Valentine. Jangan biarkan benih kesesatan menumbuh lalu menjadi pohon yang menutupi sinar iman di dalam hati.

Muhasabah Cinta


Setiap manusia yang berpeluang hidup di muka bumi ini pasti mengalami perasaan cinta.  Manusia memang dilahirkan secara fitrahnya mempunyai perasaan cinta.
Seorang ibu sanggup berkorban nyawa untuk anaknya kerana cintanya kepada anak.
Seorang bapa sanggup berkorban harta dan tenaga kerana perasaan cintanya kepada keluarga.
Seorang penuntut sanggup mengharungi susah dan payah kerana cintanya kepada ilmu.
Seorang perwira sanggup berkorban jiwa kerana cintanya kepada tanahair.
Seorang hartawan sanggup berkorban masa dan maruah kerana cintanya kepada harta.
.. dan seorang pencinta kononnya sanggup merentasi lautan berapi lantaran cintanya kepada kekasihnya.
Secara dasarnya, kita sanggup berbuat apa sahaja kerana ingin menjaga dan mengejar cinta.
Ia boleh menjadikan seseorang mulia atau hina.  Ia bisa merubah manusia menjadi lebih baik di sisi Tuhan dan manusia, dan ia  juga bisa menjatuhkan nilai seseorang dari sudut pandangan Tuhan dan manusia.
Sudah lama kita menjalani kehidupan ini, dan sudah banyak kali perkataan 'cinta' kita ungkapkan dan luahkan.
Di kesempatan yang terbatas ini, marilah kita bermuhasabah.  Muhasabah tentang cinta.  Mudah-mudahan muhasabah ini bisa menyedarkan kita semua akan di mana letak duduknya rasa cinta kita?  Di tempat yang sepatutnyakah?  Atau sudah tersasarkah cinta kita selama ini?

JANGAN TERLALU BERHARAP



Mencintai itu ibarat menggenggam sebuah pisau ditangan, ia akan membuat kita terluka ketika kita menggenggamnya terlalu erat.

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang, bukan­ karena orang itu berhenti mencintai kita, atau karena ia tidak memperdulikan kita lagi,melainkan saat kita menyadari bahwa orang itu akan lebih bahagia apabila kita melepasnya.

Tetapi, apabila kita benar-benar tulus mencintai seseorang, janga­n dengan mudah kita melepaskannya.

Cintai seseorang tanpa melihat, tanpa mendengar dengan setulus hati dan seutuhnya rasa yang kita miliki

Sebab bila mencinta dengan pandangan disaa­t ia buyar bisa saja cinta itu pupus.

Bila mencintai dengan pendengaran, dis­aat tak terdengar lagi bisa saja cinta itu hilang.

Mencintai seseorang bukan apa-apa, jangan terlalu berharap akan balasannya.

Dicintai seseorang adalah sesuatu yang bisa menjadi berkah dan bisa juga menjadi fitnah.

Dicintai oleh orang yang kita cintai sangatlah berarti, maka syukuri dan nikmati.

Tetapi dicintai Sang Maha Pencipta adalah segala-galanya,­ karena segala macam cinta ada dalam genggaman-Nya.

Jangan Terlalu Tergesa – gesa Mengejar Jodoh


mengejar jodoh
mengejar jodoh | Photo credit to Syabab Musafir Kasih
Ketakutan terasa bila pendamping tidak kunjung datang. 
Kadangkala kita berasa tergesa – gesa seperti dikejar – kejar sesuatu. Padahal tidak ada yang mengejar kita. Hidup kita menjadi serta tidak teratur, serba rumit seakan tidak dikelola dengan baik. Gambaran – gambaran untuk mengisi waktu dan usia menjadi sangat tidak menentu.
Kiblat gaya hidup mengarah kepada Hollywood dan Bollywood. Hidup kita seakan diatur. Cara makan, apa makanannya, cara berpakaian, apa pakaiannya, cara berfikir, apa fikirannya dan bahkan cara menikmati tidur sekalipun.
Perlahan tapi pasti, gaya kita sudah ditetapkan sedemikian rupa. Tetapi kita tidak sedar. Bahkan kita sangat senang dan bahagia menikmati kebodohan ini.
Bandingkan diri kita ketika diminta menggunakan Al – Quran sebagai penunjuk jalan hidup. Kita mentah – mentah menolaknya. Kita berasa bahawa dengan menggunakannya, kita seperti dipaksa. Tidak seronok, tidak bebas, tidak sesuai dengan hak asasi manusia. Padahal dalam Al – Quran itulah segala hal aturan tentang hidup dibicara dan dititahkan. Itulah kalamullah dan bukan makhluk.

Terlalu tergesa – gesa mengejar jodoh?

Kebodohan ini juga berlangsung dalam kehidupan cinta kita. Memiliki pendamping hidup adalah sebuah kenescayaan. Kerana ada ruang dihati kita yang harus diisi. Namun, gaya hidup yang berlaku di sekeliling, memaksa kita untuk berasa tergesa – gesa memilih pasangan. Padahal, kita pada waktu ini sebenarnya masih tidak memerlukan.
Yang kita perlukan adalah relationship dalam konteks sahabat. Teman sekelas, teman sepengajian dan teman sepermainan.
Di usia kita yang sangat belia, kita tidak perlu bermesraan bak suami isteri. Namun kerana filem yang kita tonton, bacaan yang kita baca, cerita – cerita yang kita dengar, telah mengelabui dan kita akhirnya telah masuk dalam perangkap.
Hidup berasa tergesa – gesa sewaktu memiliki pendamping. berasa ketakutan bila pendamping tidak kunjung datang. Akhirnya boleh ditebak, otak kita hanya melulu berterus – terusan memikirkan pasangan. Bagaimana mendapatkannya, bagaimana menjaga hubungan dengannya dan bagaimana mendapatkan keuntungan daripadanya.
“Tidak ada pengalaman?”
Yang kita perlukan adalah bukan pengalaman dalam menjalin hubungan, akan tetapi mempelajari ilmu rumahtangga untuk mengelola sebuah hubungan suami – isteri. Justeru bila kita berpengalaman dalam berganti – ganti pasangan ini menunjukkan ketidaksiapan kita menjalin sebuah hubungan. Bekal untuk menjalin hubungan tidak cukup kuat untuk menghadapi cubaan. Berbeza jika kita sangat sedar bahawa menjalin sebuah hubungan cinta akan menghadapi konflik
Kerana mengejar jodoh – semakin besar rasa harap dan keinginan kepada orang yang kita cinta, maka semakin besar pula risiko kita untuk berasa kecewa. Jadi yang diperlukan ketika masih muda adalah memiliki ilmu hubungan cinta suami isteri. Bukan mencintai dalam konteks yang mudah gagal dan mudah rapuh.

Menentukan kriteria pasangan hidup


               
 
Dari judulx mungkin kalian menganggap kelihatan dewasa bgt atau kata lain tua(gak enak bgt kata tuanya), eeiitttsssssssss jgn salah dlw walaupun judulnya terasa msih belum penting-penting bgt bwt kita krna kbnyakan dri kita msih duduk di bangku kuliah or bahkan ada yang masih duduk dibangku SMA yang msih belum memikirkan terlalu jauh tentang namax pasangan hidup(kbnykan msih mmkirkan pcran dan lain sbgainya sssttt gk bleh suudzon). Tapi gak salahnya kan kita mengetahuinya sehingga dapat di jadikan pelajaran di lain waktu.
                Kebnyakan dri kita tentu ingin memiliki pasangan hidup selain yang sholeh kita pengen juga yang wajahnya enak dipandang, akhlaknya bagus, pendidikannya tinggi, wawasannya luas, dan sudah mapan ekonominya.”wajar donk………..!
            Mari kita renungkan sejenak disini Memiliki kriteria pasangan yang ideal boleh-boleh saja, supaya cocok terus selama pernikahan yang inginnya berlangsung sekali seumur hidup. Tapi ya kalau semua kriteria „diborong“, maksudnya jika dipatok terlalu ideal, jadinya menyulitkan diri sendiri. Jangan pernah berfikir akan mendapatkan sosok yang sempurna, karena secara kodrat setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika mengharapkan pendamping yang sempurna seharusnya kita juga sempurna, sesuatu yang tidak mungkin bukan? Jadi kita harus mau dan mampu untuk berlapang dada menerima kekurangan calon pasangan hidup karena pada saat yang sama dia juga akan bersabar dengan kekurangan yang kita miliki. Yang paling penting dia sholeh dan mapan pribadinya
            Berbicara tentang pasangan tentu tak luput dari yang namanya jodoh,pasti banyak yang bertanya sebenarnya jodoh itu harus diusahakan or hanya kita duduk diam dan jodoh akan datang kan kata orang jodoh tak kemana seperti peribahasa tak akan lari gunung dikejar apakah persepsi ini benarrrr,tentu kita tdak bisa menntukan itu bnar atau tidak karena itu semua akan kembali kpda kita sendiri.
Analogi soal jodoh adalah rezeki, keduanya adalah rahasia Allah untuk kita. Bedanya, rezeki bisa kita peroleh berkali-kali, sedangkan untuk jodoh tak sesering itu bahkan mungkin hanya sekali seumur hidup.
            Konsepnya, rezeki itu ada 2 macam, yaitu rezeki yang kita cari/usahakan dan yang mengejar/mendatangi kita. Kita sebagai manusia hidup, terutama para pemimpin rumah tangga, harus berusaha mencari rezeki yang halal, berkah, dan cukup untuk seluruh keluarga dan tanggungannya. Usahanya ini dinilai oleh Allah dan diberi pahala sebaik usahanya. Namun sebenarnya, rezeki yang datang kepadanya adalah rezeki yang sudah ditentukan Allah, apakah termasuk yang dia usahakan atau yang sama sekali tak dia usahakan. Jadi, dicari atau tidak, dikejar atau tidak, Insya Allah rezeki datang dengan jumlah sama dengan ketentuan Allah dari awal.
            Soal jodoh juga demikian, siapa, kapan dan di mana sudah pasti. Bagaimanapun usaha yang kita tempuh, apakah dengan cara yang baik atau mudharat, pasti akan bertemu dengan jodoh yang sudah dipilih-Nya. Jadi kesimpulannya, usaha manusia berguna untuk mengumpulkan poin pahala atau malah poin dosa, sedangkan urusan hasil adalah hak Allah semata. Jika demikian, maka bila kita tidak mengusahakan jodoh (dan rezeki) maka pahala yang kita kumpulkan tidak sebanyak jika kita usahakan secara ma’ruf (baik), namun keuntungannya kita bisa terhindar dari resiko berdosa jika usaha yang kita lakukan itu tidak baik