Pantaskah aku dicinta?

kau bertanya “pantaskah aku untuk dicinta?” dengan logat acehmu yang khas dan lucu. dan setelah itu kau bilang “kenapa sih disetiap aku bertanya padamu kau selalu saja tersenyum? apakah itu sebuah lawakan buatmu? cobalah untuk serius padaku.”

aku mendekat dan mulai membelai kepalanya “aku serius, dan senyuman itu adalah jawaban”. dia menatapku bingung dan seperti biasa aku hanya tersenyum.
“tolong jawab dengan kata, pantaskah aku dicintai?” katanya lagi dengan sedikit nada emosi (mungkin). dan dia menatapku lekat dan berharap aku mengeluarkan sepatah jawaban dari tanya yang sering terlontar dari mulutnya.
dan jawabku hanya…. tersenyum.
dia saat itu ingin menghujatku dengan berbagai macam ocehan namun tertahan saat telunjukku menyentuh bibirnya. dan aku menjawab “kau pantas dicintai, mengapa kau bertanya demikian? padahal kau pasti sudah mengerti jawabannya?” aku bertanya balik.
“karena aku merasa tak pantas untuk dicintai, aku selalu dicurangi oleh cinta, aku selalu dihujat jahat oleh cinta. aku selalu sakit karenanya. apakah seperti itu masih dikata pantas untuk dicinta?”
aku tersenyum dan menjawab ” kau masih tetap pantas untuk dicinta, setiap orang pantas dicinta. kau selalu dicurangi oleh cinta bukan berarti kau tak pantas untuk dicinta melainkan kau sangat pantas untuk dicinta. kecurangan itu hanyalah fase pengenalan antara kau dengan cinta”
dia hanya menggangguk dan tersenyum

MENIKAH ADALAH....

Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah..

Menikah...
Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah..
Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi
suami..

Menikah...
Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah...
(That simple ?!

Menikah bukan sekedar itu…

Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan..

Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita.Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...

So,
Menikah adalah ...
Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk kita,pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.

Menikah adalah...
Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil...

Menikah adalah..
Cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien..

Menikah adalah...
Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.

Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’..

Menikah adalah..
Proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatka tiket surgaNya.

Menikah adalah..
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya.

Menikah adalah..
Belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya”.
Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara :
” Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara “aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita2kan, mari bersama membangunnya”

Menikah ..
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan...