Kisah Nyata : Menikah tanpa cinta TAPI bukan juga dipaksa

Sepenggal cerita hidup yang mau saya share berikut adalah tentang kisah nyata seorang teman. Sebut saja Ani, seorang wanita muda berusia sekitar 23 tahun-an. Berprofesi sebagai SPG disalah satu toko. Ani berasal dari kampung di Lampung. Sudah lumayan berkeliling dari satu kota ke kota lain di pulau Jawa ini untuk mencari rejeki dan mencari pengalaman hidup. Kehidupannya tergolong biasa- biasa saja, dengan berbekal agama yang kental, Ani menjalani kehidupannya yang hampir sesuai dengan norma- norma yang berlaku tanpa mengikuti kehidupan abal- abal lainnya.
Dalam pekerjaannya, Ani termasuk berprestasi baik. Dia bahkan dipercaya oleh bos dan diminta untuk mengajari ke pegawai baru atau dipindahkan ke tempat baru hanya untuk memberi pelatihan. Sedangkan untuk kehidupan cintanya, ada sesuatu yang berbeda dari kisahnya. Jatuh cinta kepada atasan adalah cerita umum yang sering kita dengar. Mereka kemudian saling mencintai dan tidak ada halangan yang berarti. Tapi akhir cerita cinta itu adalah mereka harus pisah, karena si cowok , notabene adalah atasannya, selingkuh dan  terpaksa harus menikah dengan orang lain. Ya.. Married by Accident. Kisahnya ditutup sampai disini.
Apapun yang sudah terjadi, toh .. hidup tetap harus berjalan. Dengan kisah hidup seperti apapun, kehidupan tetap berjalan tanpa kamu bisa memberi satu alasanpun. Begitu juga dengan Ani, yang akhirnya berhasil melewati hari- hari yang kurang menyenangkan pasca kisah cintanya yang tidak berhasil.
Banyak pepatah yang bilang, kalau jodoh tidak akan lari kemana. Jika sudah ditakdirkan, tidak akan bisa dielakkan lagi. Mungkin begitulah kehidupan cinta selanjutnya bagi Ani. Tidak tahu bagaimana awal ceritanya, bisa kenalan dengan cowok ini, sebut Anto. Menurut Ani, Anto itu cowok biasa saja, tidak tampan, pendek, tidak ada yang spesial, bahkan tidak ada kriteria cowok yang Ani sukai dari seorang Anto.

Kenyataan saat ini, Ani dan Anto adalah sepasang suami istri sah secara hukum dan agama. Tapi hanya berdasarkan cinta bertepuk sebelah tangan. Ani sama sekali tidak ada cinta, tidak ada rasa sayang , bahkan rasa suka terhadap suaminya ini saja tidak ada. Aneh.. tapi nyata... Parahnya, orangtua Ani belum pernah kenal Anto dan keluarganya ( bukan kerabat keluarga ), dan mereka merestui pernikahan itu. Dan waktu ijab kabul , Ani tidak ada senyumnya layaknya calon pengantin pada umumnya, Ani dengan mata bengkak akibat menangis semalaman , TERPAKSA melewati prosesi pernikahannya.
Sudah beribu kali menjelaskan pada suaminya, semasa mereka masih berteman ( bukan pacaran ) , sudah beribu alasan dikatakan kepada suaminya dan sudah berjuta kalimat pedas yang tidak mengenakkan hati sengaja diberikan kepada Anto. Tapi tetap saja, itu tidak mengurungkan niat Anto. Dengan berbagai cara, dengan segala upaya sudah dilakukan hanya untuk menghindari Anto. Tidak juga berhasil dan tidak mematahkan semangat dan rasa cinta sepihak yang luar biasa besarnya dari Anto ke Ani. Bahkan Ani rela berhenti bekerja dan pulang ke kampung. 
Sekarang, sudah 6 bulan lebih, mereka melewati kehidupan berumah tangga. Selama itu jugalah, menurut Ani, kehidupannya kosong dan tidak ada arti. Terjebak dalam kehidupan yang tidak diinginkannya. Tidak pernah ada percakapan yang berarti antara suami istri baru itu, tidak pernah ngobrol, tidak pernah makan bareng, yang ada hanya dingin, datar dan tidak ada keindahan seperti keluarga baru lainnya. Dan , untuk urusan malam pertama atau malam - malam lainnya, TIDAK ADA. Iya.. tidak ada hubungan intim suami istri yang terjadi. Sampai sekarang ini. 
Anto, sang suami, rela berkorban segalanya, sanggup menghadapi dan hidup bersama dengan wanita yang tidak mencintainya. Dia rela menunggu segalanya, menunggu kesiapan dari sang istri, menunggu cintanya, menunggu, dan sabar menunggu. Dia bahkan pernah berujar, akan membuat sang istri jatuh cinta kepadanya, dan yakin hari itu akan tiba.
Dengan tekadnya yang bulat, dengan rasa cintanya yang tinggi dan nekat, Anto membawa orangtuanya datang secara tiba-tiba kerumah Ani untuk melamar. Dan keluarga Ani yang tidak tahu secara pasti kehidupan cinta sang anak, merestui itu semua. Baru belakangan ini, mereka tau kenyataan hidup yang dilewati Ani. Tidak ada cinta, tidak ada rasa. Itu karena hanya karena keluarga Ani mementingkan budaya kuno, mementingkan nama baik dan aib keluarga. 
Inilah hidup. Banyak sekali cerita kehidupan yang terjadi. Tidak tahu , harus bagaimana menjalani hidup seperti yang dialami Ani. Yang membuat aku heran, keluarganya Ani, padahal mereka bukan keluarga kerabat kok, bukan keluarga yang sudah saling kenal. Tidak ada hutang piutang, tidak ada hutang budi dan sebagainya. Tapi inilah kehidupan yang harus dijalani Ani , untuk saat ini dan entah akan sampai kapan? Baginya, sudah tidak tahan lagi. Saya mendoakan , semoga suatu hari, jika memang kehendak Tuhan,

Cinta dan Luka

Ada yang menawarkan padaku, sepaket cinta. Aku bertanya sebelum menerimanya, apakah dalam paket itu juga akan terdapat luka, perih dan airmata? Dia menjawab, cinta akan sepaket dengan bahagia, luka, perih, senang, airmata dan tawa. Aku berkata lagi, kalau cinta sepaket dengan bahagia, senang dan tawa, aku ambil. Tapi kalau harus sepaket dengan luka, perih dan airmata, aku tak mau. Dia tertawa. Terbahak, tak berhenti sebelum aku mengancam akan pergi jika dia tak menghentikan tawanya.
Lalu dia bilang dengan mimik wajah yang serius, “cinta tetap akan sepaket dengan airmata, perih dan luka. Tak ada yang bisa menolak itu. Tidak juga Adam dan Hawa yang harus terpisah dan bertemu di Jabal Rahmah setelah 100 tahun pencarian. Tidak aku, dan juga tidak kamu. Cinta tetap harus sepaket dengan itu semua. Tanpa luka, perih dan airmata, cinta tak bisa disebut cinta. Dan tak ada cinta, maka tak ada kehidupan”.
“Jika kau bersamaku, aku tak bisa menjanjikan bahagia setiap detik, tawa sepanjang hari dan senang selama denganku, juga tak bisa menjanjikan hari-harimu akan terlewati tanpa luka, perih dan airmata. Tapi, apapun keadaanmu, disaat sedang senang, bahagia atau tertawa aku akan tertawa bersama dan jika kau sedang terluka, perih dan berairmata, aku akan menghapus airmatamu. Bersandar padaku, jika merasa lelah, gandeng tanganku jika berjalan bersamaku. Itu saja yang bisa aku katakan”.
Aku diam. Perih, luka dan airmata, memang sepaket yang bisa menghancurkan jiwaku. Meluluhlantakkan diriku. Membuatku berkubang dalam patah hati. Dan aku mengenal alur itu. Sangat. Rasa sakit yang mengalir melalui nadi menuju hati, akan menghujam dengan kejam tanpa ampun. Tapi dia benar, bahwa cinta tanpa perih, sakit dan airmata bukan cinta namanya. Dan jika bukan cinta, maka bukan kehidupan pula yang sedang kujalani.
Entahlah. Aku akan membiarkan tawaranmu membeku untuk beberapa saat. Sudah terlalu letih hati ini dengan program recovery yang seolah tak bisa berhenti. Seperti tak bisa merasa apa-apa lagi. Tapi aku tau, suatu saat nanti, program recovery akan menunjukkan hasil. Dan ketika saat itu datang, cinta dalam paket bahagia, senang, tawa, luka, perih, sedih, airmata, patah hati dan apapun itu namanya, akan aku terima dengan senyum. Karena memang seperti itulah cinta. Dan itulah yang membuatnya begitu indah.
Dan luka, silakan bermain dengan hidupku. Bercanda dengan jiwaku. Menoreh bekasmu pada luka yang lama. Tapi aku tak akan menyerah. Tidak kepada luka, kau, tuan muda, apapun, siapapun.

Cewek Pengertian VS Cewek Manja


Banyak yang mesti kita lakukan selama menjalin hubungan dengan seseorang. Harus ini, harus itu, gak boleh ini, gak boleh itu… Wah, banyak banget deh. Sampai kadang aku sempat membukukan tiap aturan yang aku dan pacarku buat selama kita berkomitmen untuk menjaga hubungan kami. Ganti pacar, ganti buku dong? Repot juga ya… Kalau begitu aturan itu kami buat menjadi ‘tak tertulis’ seperti kebiasaan adat. Bukannya jika ada aturan kita wajib menaati? Ya, benar; tetapi kita tetap tidak memiliki hak apa-apa atas hidupnya.
1) Si Cowok Wajib Mengantar-Jemput Si Cewek
Jika cowok melanggar aturan itu siap-siap saja menerima kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.