Islam melihat cinta dan kasih sebagai fitrah dalam kejadian manusia. Ia adalah satu hubungan suci yang menautkan antara hati. Ia adalah anugerah Allah, sebab itu ia sangat berharga. Cinta yang tulus dan murni adalah karunia Allah. Ia tidak datang menyembah dengan percuma. Allah akan menganugerahkan rasa cinta dan kasih pada mereka yang bersungguh berusaha mencarinya,
Rasulullah sentiasa berdoa memohon dikaruniakan cinta dan kasih pada Allah. Baginda mengajar umatnya bermunajat dengan berdoa: ''Ya Allah, kurniakan padaku cinta dan kasih kepada-Mu serta cinta dan kasih pada mereka yang menyintaiMu, jadikanlah apa saja yang aku suka sebagai pendorong untuk menyintai-Mu. Cinta mempunyai arti yang luas dan sulit diartikan begitu saja sebab zaman kini banyak orang mengartikan sebisanya dan banyak sebahagian orang mengatakan tidak ada cinta dalam islam.Tapi sebenarnya tidak demikian, islam tidak melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tapi harus ada batas nya.Jika rasa cinta itu membawa seseorang kepada perbuatan melanggar syariat maka itu sudah salah. Perasaan cinta itu memang dari segi dzatnya dan bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai dan mecintai,dan perasaan ini adalah normal dan setiap manusia mempunyai rasa itu,jika memandang yang indah kita tidak bisa memungkiri kalau itu memang indah dan keindahan itu tentu sudah ada yang mendisignnya menjadi indah dan itu adalah Allah jika kita kagum kepada keindahan,maka akan tambah kagum kepada sang Pecipta keindahan.
Cinta adalah masalah yang dialami oleh semua manusia. Sebuah bahan
perbincangan yang tiada habis dimakan zaman, sumber perdebatan yang
tidak pernah kehilangan momentumnya. Entah sudah berapa banyak film dan
lagu yang ditulis hanya untuk menceritakan masalah cinta dari berbagai
sudut pandang. Cinta adalah sumber inspirasi yang tidak ada
habis-habisnya. Allah paham betul kebutuhan Adam as., karena memang
Dia-lah yang telah menciptakannya. Allah tahu persis bahwa tidak ada
manusia yang bisa mengarungi hidupnya sendiri. Oleh karena itu,
diciptakan-Nya-lah Hawa sebagai pendamping beliau. Bersama-sama, mereka
kemudian membentuk keluarga dan mulai beranak-cucu di muka bumi.
Barangkali tidak banyak yang bisa diperbuat oleh Nabi Adam as. jika
Allah tidak menciptakan seorang pendamping yang pantas untuknya. Allah
pun tidak pernah main-main ketika Dia menakdirkan Khadijah ra. sebagai
pasangan hidup Rasulullah saw. Tidak sembarang perempuan yang
ditunjuk-Nya sebagai pendamping seorang laki- laki terbaik yang pernah
ada. Untuk mendukung perjuangan seorang lelaki baja, maka Allah pun
menakdirkan seorang perempuan besi untuk menjadi pendampingnya. Khadijah
ra. adalah seorang saudagar perempuan kaya yang dihormati oleh kaumnya.
Akan tetapi, ia tidak pernah mundur dari garis perjuangan suaminya.
Khadijah ra. sama sekali bukan peran pembantu dalam perjuangan
menegakkan Islam di bumi Allah ini. Beliau adalah salah satu tokoh
utamanya. Hubungan antara Rasulullah saw. dan Khadijah ra. - tidak bisa
dipungkiri lagi - adalah salah satu kisah cinta paling manis yang pernah
ditulis oleh sejarah.
Ketika Rasulullah saw. dilanda ketakutan setelah menerima wahyu pertama
dengan cara yang begitu dahsyat, beliau lari ke rumahnya dan mencari
ketenangan dalam pelukan sang istri tercinta. Ketika semua warga Mekkah
berkomplot untuk memboikot Rasulullah saw. dan para pengikutnya,
Khadijah ra. meninggalkan begitu saja kehidupannya yang dulu begitu
penuh dengan kenikmatan. Mereka menderita bersama, dan keduanya terus
bertahan di jalan Allah hingga akhir hayatnya. Jangan ditanya bagaimana
sedihnya Rasulullah saw. ketika Khadijah ra. wafat. Cinta emang dahsyat
dan paling indah di bicarakan tapi cinta yang bagaimana yang bisa
dikatakan indah adalah cinta yang dibawah keridhaan Allah tanpa hal2
yang di iringi dengan nafsu seperti cinta yang melewati batas andai
ketertarikan dan kecintaan, yang akan menguasai akal dan membelokkan
pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang
sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.
Perasaan cinta ngga bisa di buat2 dia datang dengan sendiri seperti
seorang "Umar bin Khattab ra, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat
seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya." Umar berkata, "Itu
adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan." (HR. Ibnu Hazm).
Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak
menyimpulkan apa yang disebut cinta, "Cinta adalah perasaan di luar
kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang."
Bicara masalah cinta terkadang banyak hal yang di bayangkan karena untuk
mengartikan arti cinta itu sulit sebab cinta adalah sesuatu yang
abstrak,ada terasa sulit dilihat,terasa tak tersentuh,aneh tapi nyata
cinta bisa membuat seseorang menangis dan juga tertawa. Cinta itu
merupakan rasa suka dan rasa sayang serta rasa berkasih2an antara lawan
jenis bukan mahram dan rasa saling sayang dan saling mencintai dalam
masyarakat awam bisa juga di katakan pacaran yang dalam islam sendiri
istilah pacaran ini jelas2 tidak tapi bisa juga kalau kita artikan cinta
itu kedalam bahasa arab yaitu "Hubb" dan berkasih sayang dan saling
mencintai bisa juga dikatakan "Tahaabbub",dimana ini dimaksud adalah
seorang lelaki atau seorang wanita yang saling sayang dan saling
berkasih2an.
Dan untuk semua ini cintailah sesama manusia itu secara wajar jangan
berlebihan hingga melebih cinta kepada Allah,karena yang berhak dan
layak mendapat cinta yang berlebihan adalah Allah swt,karena Allah
jugalah sang Pemberi cinta.Disamping itu Mencintai Allah adalah pilar
dasar agama islam,karena seseorang tidak akan menjadi mukmin yang benar
keimanannya kecuali dia mencintai Allah dengan sepenuh hatinya,yang
lebih besar kecintaannya kepada hal yang lain.Karena semua cinta yang
kita berikan kepada Allah akan abadi dan tidak seabadi cinta kepada
sesama manusia,dimana apabila kita mencintai seseorang dan apakah mampu
orang tersebut memberi ampunan dosa ? tentu tidak,karena penerima taubat
dan pemberi ampun adalah Allah swt,yang senantiasa memberi cinta dah
rahmatNya kepada kita tanpa henti. Untuk itu semua cintailah sesama umat
beriman karena dalam islam kita adalah bersaudara dan apabila mencintai
seseorang janganlah sampai pada taraf lebih dari segala2nya sebab bisa
saja yang kita cintai didunia akan menjadi yang paling kita benci karena
segala sesuatu yang berlebih2an tidak akan baik hasilnya karena Allah
juga tidak suka akan yang berlebih2an.
Tetapi sebagai umat manusia kita merasa hebat kalau kita bisa lebih dari
yang lain padahal ini salah besar,dan juga kita sebagai umat mukmin
tidak sadar akan satu kemaslahatan itu terhadap sesuatu yang dia
benci,seperti obat pahit yang ditetapkan Allah mengandung kesembuhan.
Seperti dalam alquran surat al baqarah ayat 216 : "Diwajibkan atas kamu
berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".
Juga dalam surat an nisa di jelaskan bagaimana kita hendaknya menyukai
sesuatu janganlah berlebihan sebab adalah haknya yang kita suka juga
jadi kita benci ;"Hai orang- orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan
mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu
berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang
nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak"( An-nisa' 19).
Saudara seiman yang di ridhai Allah,saling mencintai bukanlah hal yang
tabu dalam agama kita islam,selagi hal itu tidak melanggar syariat dan
aturan main yang ada dalam hukum islam,janganlah berkasih sayang hingga
menimbulkan fitnah dan makanan empuk buat setan iblis,tapi jadikan cinta
yang datang kepada kita karena cinta itu memang satu rahmat dari Allah
kepada ummatnya,dan apabila mencintai seseorang cintailah dia karena
Allah bukan karena apa2 yang dia miliki tapi karena Allah semata dan
jadikan juga cintanya kepada kita juga karena Allah bukan karena apa
yang ada pada diri kita.