Cinta bagaikan gema, engkau kirimkan kepada orang-orang disekelilingmu, lalu ia kembali kepadamu.
Engkau tebarkan dilingkunganmu, ia kembali kepangkuanmu.
Apa yang engkau lihat pada orang lain engkau dapatkan pada dirimu. Mereka pun memberikan kepadamu cinta dan kasih sayang.
Engkau yang melukis jalan yang akan
dilalui mereka dalam bersikap kepadamu. Jika engkau bersikap baik
kepada mereka dan mencintai mereka, niscaya mereka mencintaimu.
Kalau engkau memberikan faedah untuk mereka, mereka akan memberimu faedah.
Pasti! Saling mencintai dan mengasihi itu karena dan dijalan Allah.
Dan orang yang paling pertama mendapatkan cinta dan kelembutan perasaanmu adalah orangtua, istri atau suami dan anak-anakmu.
Rasul shollalllahu ‘alaihi wa sallama bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik bagi keluarganya dan aku adalah yang paling baik bagi keluargaku”.
Tidaklah tersesat banyak manusia dari
jalan Robb mereka melainkan karena mereka lebih mengedepankan cinta
kepada segala sesuatu melebihi cintanya kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Demikian juga sebagian orang yang
tenggelam dalam lembah permusuhan, dengki dan dendam kesumat adalah
karena hilangnya cinta dari hati mereka.
Cobalah rasakan hidup – walau sebentar –
dengan merasakan cinta manusia kepadamu, sedikit atau pun banyak.
Bukankah hari-hari itu akan menjadi hari-hari terindah dalam
kehidupanmu?
Dengarkan firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh Allah yang Maha pengasih akan menjadikan untuk mereka kasih-sayang”.
Maksudnya cinta di hati manusia untuk mereka!
Pernahkah engkau bertanya pada dirimu
sendiri, “Bagaimana diriku dengan cinta dilangit ini?”. Bukankah engkau
pernah mendengar firman Allah Ta’ala dalam hadits Qudsi, “Sesungguhnya
aku mencintai fulan, maka cintailah ia”. Lalu malaikat menyambutnya
dengan penuh cinta dan rindu, kemudian diletakkan untuk penerimaan di
muka bumi yaitu dengan cinta manusia kepadanya?!
Subhanallah!!
Seseorang dicintai Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, dicintai Jibril dan para malaikat yang
menghuni langit. Kemudian Allah jadikan manusia mencintainya … alangkah
indahnya hidup orang tersebut.
Salah seorang di antara kita selalu
mencari dan mengharapkan cinta makhluk kepadanya. Dadanya akan serasa
sesak dan lidahnya bagai kelu jika mereka membencinya. Dan ia akan
terbang karena gembira jika mereka mencintainya.
Orang ini mencari cinta manusia kepadanya
disetiap tempat dan pada setiap insane. Akan tetapi ia lupa –
kadang-kadang atau bahkan sering – cinta Robb-nya insan. Ia lupa apakah
ia termasuk orang-orang yang dicintai Allah atau sebaliknya?
Demi Allah, saudaraku!! Apa guna cinta seluruh makhluk kepada kita jika Robb pencinta seluruh makhluk membenci kita?!
Renungkan bagaimana Asiyah mendahulukan
tetangga sebelum tempat tinggal dalam do’anya, “Robbku, bangunkanlah
untukku di sisi-Mu sebuah rumah di dalam surga”.
Bagaimana menurutmu, kalau dikatakan
kepada orang-orang mukminin : pilihlah antara surga tidak ada padanya
Robb kalian dan padang tandus kalian bersama Robb kalian. Menurutmu apa
yang akan mereka pilih?
Oohh .. alangkah meruginya orang yang tidak pernah merasakan yang paling indah dan manis dalam kehidupan ini!
Tahukah engkau apa itu? Dicintai Allah dan mencintai-Nya.
Cinta Allah kepada hamba adalah puncak
cita-cita orang-orang yang sholeh. Karena apabila Allah cinta kepada
hamba-Nya, Dia ridho kepadanya, meridhoi amalan, perkataan dan hatinya.
Kebahagiaan apalagi yang melebihi itu?
Katakana kepadaku sejujurnya: apakah ada
seseorang yang tulus dan benar dalam mencintai kekasihnya lalu ia
menyiksa kekasihnya? neraka apalagi yang ditakuti seorang hamba apabila
ia dicintai Allah? (dan bagi Allah adalah perumpamaan yang lebih tinggi –