“Woy! Lagi ngapain lo?” aku terkejut dengan kedatangan Sari di
belakang dengan mengagetkanku. Aku sontak langsung teriak, karena hal
itu sudah terbiasa jika ada suara yang sedikit keras aku dengar. Sari
kepo ingin tahu apa yang sedang aku lakukan di sebelah tembok lapangan
basket. “Duh, ngagetin aja sih lo” jawab ku sambil menghempaskan tangan
yang ada di bahu ku.
Namaku Putri Sekar Harum Ardianto. Teman teman sering memanggil ku
Putri. Aku tinggal di Semarang Kendal Weleri Jawa Tengah Indonesia. Aku
bersekolah di SMAN 1 WELERI, itu mungkin sekolah terbaik di kota ku.
Aku termasuk anak yang pandai dan pandai juga bergaul. Aku memiliki
sahabat namanya Sari, dia adalah teman ku sejak SMP. Kita sering
mengobrolkan sesuatu entah itu tentang pelajaran, kejadian kejadian yang
telah terjadi ataupun tentang cowok.
“gue lagi merhatiin Aldi” bicaraku sambil tersenyum karena Aldi
adalah cowok idaman ku. “Aldi lagi Aldi lagi, gak bosen bosen ya nih
anak” jawab Sari dengan muka ketus, Sari mungkin sudah tahu kalau aku
menyukai Aldi sejak acara pensi di sekolahanku. Mungkin Sari telah bosan
mendengar nama Aldi di telinganya.
“kapan ya gue bisa taken sama Aldi?” harapan ku untuk sekian kalinya
hanya seperti itu. Mungkin Aldi tak pernah merasakan hal apa yang sering
aku rasakan. “kapan kapan! Lo aja senyum sama dia malu, kapan bisa
ngomong berdua apalagi taken? Haha” Sahut Sari sambil meledek ku. Aku
tertantang untuk berani berhadapan dengan Aldi. “tenang aja, pasti besok
gue berani kok ngomong sama dia” Bicara ku dengan penuh percaya diri di
hadapan Sari. Di dalam hati aku merasa sangat tidak mampu untuk
melakukan hal itu.
Keesokan harinya, Sari mengajakku ke perpustakaan. Perpustakaan kita
memang melewati lapangan basket. Aku sangat bersemangat untuk ke
perpustakaan. Tapi, pada hari itu aku tidak melihat Aldi di lapangan.
Muka ku, ku tekuk ke bawah semua menjadi datar tidak sesemangat seperti
tadi. “lo kenapa? Tadi aja semangat banget. Kenapa sekarang gini? Oh gue
tau, ini pasti gara gara Aldi gak di lapangan basket kan?” Tanya Sari
kepada ku. Sampai aku tak berani menjawab, aku malu jika nanti Sari
bakal mengejek ku lagi.
Setelah selesai dari perpustakaan, kami melewati lapangan basket dan
saat itu ternyata Aldi dan teman temannya sedang latihan basket. Bintang
yang ada di mataku kini bersinar kembali karena sang bulan datang untuk
menemaninya. tapi, Hatiku hancur kembali seketika, karena aku melihat
sosok perempuan yang ada di sampingnya duduk berdua dengannya sambil
membawakan sebotol minuman dan handuk kecil. Aku sangat geregetan dengan
anak itu. “asjkxlkg!!! Siapa sih dia! Kenapa sama Aldi?” tiba tiba buku
yang dipinjam Sari dari perpustakaan aku buang. Dan.. braakkk…
“Putriii… itu buku gue!” Sari berbicara dengan marah dan shock. “eh
sorry Sar, hehe gue ambil deh bukunya”
2 hari kemudian di sekolahan, aku tidak sengaja menjatuhkan buku ku
yang banyak itu. Ketika aku sedang merapikan buku itu, tiba tiba ada
seseorang yang memakai sepatu hitam putih di hadapanku. Orang itu
membantuku membereskan buku. Setelah aku menoleh ke arah dia, ternyata
dia adalah Aldi. Aku sangat senang karena ini adalah hari hari yang
ditunggu oleh ku. “Hati hati makannya kalau bawa buku sebanyak ini. gue
bantu yah?” kata Aldi dengan senyuman di wajahnya. “Oh gak usah, gue
bisa kok sendiri” jawab ku dengan nada malu sambil tersenyum. Aku
salting di hadapan Aldi, akhirnya bukunya jatuh lagi. Dan Aldi memaksa
untuk membantunya. Aku tak bisa menolak permintaan Aldi.
Di jalan, Aku dan Aldi ngobrol sepuasnya “lo Putri kan?” “Hmm.. iya.
Kok lo tau Al?” jawabku sambil menghela nafas. “iyalah, siapa sih yang
gak tau sama lo. Cowok cowok di sini itu sering kali ngomongin tentang
lo” kata Aldi. “Ah masa? Kayaknya gak pernah ada yang merhatiin gue deh
hehe. Eh, udah sampai nih. Ini kelas gue. Makasih ya Al. *iloveyou* ”
Kataku dengan nada lirih. “iya sama sama Put” jawab Aldi dengan
senyuman.
4 minggu kemudian, Aku dan Sari mendapat undangan Birthday Party dari
Jeni. Dia itu anak baru di sekolah ku, tapi udah kaya bertahun tahun di
sini. “eh, ini kan Jeni pas waktu itu duduk bareng sama Aldi di
lapangan basket, Put?” Kata Sari dengan hati hati berbicara kepada ku.
“kenapa lo gak bilang dari kemarin kemarin Sar…?” jawab ku dengan kesal.
“udah ah jangan difikirin, stres nanti lo mikirin Aldi mulu, lagian lo
kan udah akrab sama Aldi” kata Sari dengan menepuk nepuk pundak ku.
Malam party pun telah tiba. Aku datang bersama Sari. Aku memakai gaun
warna putih dan memakai sepatu kaca seperti yang ada di Cinderella tapi
saya datang tidak menaiki sebuah labu. Ketika Aku sedang minum, tiba
tiba Aldi datang menghampiri ku. Aku sudah berfikir jika Aldi juga
menyukai ku karena di setiap ada Aku pasti ada dia. Tapi Aku heran,
kenapa Jeni bisa kenal dengan Aldi? Secara Jeni kan anak baru di
sekolahan. Itu hanya membuat ku cemburu buta. “Hey Putri, lo diundang
juga?” Tanya Aldi kepada ku. “iya, gue diundang, Sari juga iya kok”
jawabku rada melirik ke bawah untuk menyembunyikan wajah cemburu ku dari
Aldi.
Acara segera dimulai, Jeni naik ke panggung. Sepertinya ada sesuatu
yang ingin disampaikan oleh Jeni. semua orang tertuju kepadanya. Aku pun
penasaran ingin tahu apa yang akan dia umumkan.
“Hey teman teman perhatiaann… saya disini akan mengumumkan sesuatu yang
sangat penting sekali. Pertama karena malam ini hari ulang tahun ku, aku
berterimakasih kepada kalian yang sudah datang di acara ku malam ini.
Dan yang kedua dan terakhir..”
“langsung aja deh, pake pertama kedua gitu.” Kata ku sambil kesal “lo
kenapa sih, Put? Udahlah tadi lo kan udah disapa sama Aldi seneng dong”
Kata Sari hanya untuk membuatku ceria kembali.
“aku akan memperkenalkan pacar baruku, dia adalah… Aldi” kata Jeni di
atas panggung dengan senyuman bahagiadan membuat lesung di pipinya.
Sedangkan Aku. Aku sangat terkejut mendengar hal itu. Hati ku hancur
sehancurnya, seperti kerupuk yang baru saja digoreng di diamkan sedikit
lama lalu diinjak jadi hancur menjadi beberapa potongan. “Apa??? Aldi..
Al Al Aldi pacar baru Jeni?” aku menangis, aku segera pergi dari pesta
itu.
Malam itu sangat buruk bagiku. Aku pikir Aldi menyukai ku tapi
tidak!! Sari datang dan mencoba untuk menenangkanku. Aku duduk di bangku
tepi jalan dan meratapi apa yang telah terjadi pada diri ku. “sudahlah
Put, mungkin Aldi belum jodoh lo. Aldi kan pernah bilang kalau banyak
murid cowok yang membicarakan mu. Mungkin salah satu mereka ada
pengganti Aldi. Gue tau lo sayang banget sama Aldi tapi, tidak untuk
Aldi. Sekarang Aldi sudah milik Jeni. lo jangan beraggapan kalau lo itu
sendiri, gue masih di sini sama lo. Kita kan sahabat selamanya Put, Ayo
senyum dong jangan nangis lagi.” Aku tersenyum mendengar kata yang di
ucapkan oleh Sari. “Makasih Sari, lo itu emang sahabat gue yang paling
baik.” Kita saling berpelukan.
Aku yakin Aku pasti bisa move on dari Aldi. Dan Aku masih punya sahabat baik seperti Sari.
NB: Kita boleh mengagumi seseorang, asal jangan berlebihan untuk
mengaguminya. Nantinya, takdir yang kita ciptakan sendiri tak seperti
takdir yang diciptakan Tuhan YME