Cinta Itu Sungguh Indah

Kiara gadis manis dan banyak cowok yang suka sama dia. Tapi sayangnya tak satupun diantara beberapa cowok itu yang dia respon. Gak ada yang tau gimana yang di mau Kiara. Walaupun gak merespon cowok-cowok yang suka sama dia, tapi Kiara nggak pernah jutek. Kiara tetaplah kiara yang manis, dan ramah sama siapa saja.
“Ki, lu mau cowok yang seperti apa sih?” Tanya Dita temen akrab Kiara
“No commant” jawab kiara sok ngartis. Itu tuh kaya’ artis-artis di televisi yang di kejar-kejar wartawan saat dimintai klarifikasi soal gosip yang menerpanya.
“Uuucch! Udah kaya’ selebritis aja sih lu!” Sahut Dita jutek
“Marah ya non? Maaf deh, abisnya lu usil amat nanya-nanya kaya gitu ke gue, nggak bosen apa itu mulu yang ditanyain?”

“Enggak, gue nggak bakal bosen nanya mulu, sebelum gue denger dan lihat sendiri dengan mata dan telinga gue, kalau sobatku yang namanya Sagita Kiara putri udah punya gandengan” Jelas Dita
“Ya udah sini deh, abis ini gue gandeng tangan lu. Beres kan?”
“Pacar non maksud gue!” Sungut Dita kesal
“duh, segitunya deh marahnya. Udahlah, kalau udah waktunya pasti ada, lu tunggu ajalah sobat” jawab Kiara santai, setengah bercanda dan membuat Dita tambah makin kesal aja.
“iya, kapan? Gimana mau ada dan ketemu, kalau lu tolak-tolak terus tyuh cowok-cowok yang pada nyatain cintanya ke kamu. Malah si Ardi yang cakep, tajir dan kapten basket sekolah kita juga lu tolak. Dasar kamu emang aneh ki’” crocos dita sebal
“Belum ada yang srek aja sama hati non… Udah ah pulang yuk?”
“Ya udahlah, memang harus ngalah dan kalah lagi nih saya, cape’ ngomong sama nona satu ini”
Bukannya Kiara nggak suka sama cowok… loh
Gila aja masa nggak suka sama cowok… Kiara normal teman-teman!
Si Kiara tuh memang lagi nggak mau pusing-pusing mikirin cowok, dia lagi pengen senang-senang sama teman-teman dan keluarganya tanpa seorang kekasih didekatnya. Walaupun kadang terbesit juga dalam dirinya untuk pengen punya teman dekat tuk berbagi suka duka dan berbagi cinta serta kasih sayang “alias pacar”. Kiara memang jarang banget bahkan bisa dibilang nggak kesepian, temannya banyak, mama papanya juga asyik.

“Sayang…” tiba-tiba suara mamanya mengagetkan Kiara yang sedang asyik baca novel.
“Ya ampun mama, ngagetin Kiara aja. Ada apa ma?” Tanya Kiara sambil menutup novel yang sedang dia baca dan meletakkannya di samping dia duduk.
“Mama Cuma pengen ngobrol aja sama anak mama sebelum bobo. Kiara sayang, nak mama mau tanya kamu udah punya cowok belum sih sayang?”
“Ah mama, kenapa sih mama nanya gituan?”
“Nggak kenapa-kenapa sayang, kamu kan udah 17 tahun, teman-teman kamu semua rata-rata sudah pada punya someone spesial. teman cowok kamu juga banyak… mama Cuma nggak mau kamu pacaran backstreet karena takut bilang ke mama papa nak”
“mama… mama tenang aja mamaku sayang. Nanti kalau Kiara punya cowok pasti dan tentunya akan bilang sama mama, papa” jelas Kiara sambil bergelanyut manja di bahu mamanya dan dengan senyuman mamanya menyahut penjelasan kiara.
“Ya udah tapi Kiara harus janji ya nak?”
“oke deh mommy pokok nya sip lah ”
“Ya udah, sekarang bobo sayang udah malem”
“OK. Good night Mom..”
“Good night too and have nice dream honey” Ucap mama Kiara sembari mencium kening Kiara dan membenarkan letak selimutnya.

Terkadang Kiara ngerasa sebel!
Kenapa orang-orang di sekitar dia mempermasalahkan kejombloannya, status yang dia sandang sampai sekarang, di umur Kiara yang menurut sebagian orang udah sewajarnya punya cowok/pacar. Teman-teman Kiara semuanya udah punya cowok, kadang dia juga ngerasa iri, tapi dia nggak mau ngerasain sakit seperti saat itu. Sebenarnya Kiara pernah punya teman deket cowok yang sangat dia sayangi.

Kejadian itu saat Kiara kelas 1 SMU. Kiara sayang banget sama tuh cowok, buat Kiara cowok itu adalah true love nya walaupun bukan first love. Namanya cowok itu Dio, mereka nggak satu sekolah. Kiara dan Dio hanya kenalan lewat SMS, dulu saat pertama kenal Kiara belum pernah sekalipun melihat rupa wajah yang namanya Dio. Begitu juga Dio belum pernah tahu sama yang namanya Kiara. Mereka bisa SMSan dan kenal by phone karena teman Kiara yang juga teman mainnya Dio. Walaupun belum pernah bertatap muka dan baru kenal, entah kenapa Kiara merasa seperti sudah sangat lama mengenal Dio. 2 bulan lamanya Kiara dan Dio dekat hanya dengan SMSan dan telpon-telponan tanpa pernah bertemu, namun Kiara merasa Dio cinta sejatinya.

Namun entah karena apa Dio tiba-tiba berubah. Dio nggak lagi seperti kemarin-kemarin, sms Kiara nggak pernah di balas, sampai suatu saat sms Kiara di balas sama Dio, namun sudah nggak seperti kemarin-kemarin. Padahal kemarin-kemari sms Dio ke Kiara sangat akrab, bahkan Dio selalu kasih perhatian, isi sms mereka kemarin-kemarin tuh udah kaya orang pacaran aja.

Kiara nggak tahu mesti gimana, Kiara sudah merasakan ada cinta untuk Dio dari hatinya walaupun Kiara belum pernah melihat Dio. Kiara sudah menyerahkan seluruh hatinya hanya untuk Dio. Tapi tiba-tiba Dio berubah sikap, Dio seperti baru kenal Kiara, Dio terkesan menjauh dari Kiara, ada apa ini? Pertanyaan itu selalu aja menghantui Kiara. Sampai Kiara jatuh sakit karena memikirkan kenapa Dio…

Dan akhirnya Kiara tahu apa di balik perubahan sikap Dio ke Kiara. Ternyata Agunglah di balik semua ini, Agung adalah teman main Dio yang cinta mati sama Kiara, Agung ternyata bilang sama Dio tentang perasaannya kepada Kiara, dan Dio merasa nggak enak sama Agung karena persahabatan mereka, maka Dio menngambil keputusan untuk menjauh saja dari Kiara. Kiara tahu semua itu dari Rino yang notabene adalah temannya agung dan Dio, Kiara saangat terpukul mendengar semua itu.

Beberapa bulan kemudian Kiara memberanikan diri untuk sms Dio, setelah kemarin-kemarin beberapa kali sms Kiara gak pernah di bales sama Dio, bahkan Kiara hampir putus asa. Ini merupaakan keberanian terakhir Kiara dan Kiara sudah nggak berharap sms nya kali ini bakal di balas sama Dio. Tapi ternyata sms Kiara di balas sama Dio, Kiara bahagia banget. Terpikir oleh Kiara sepertinya ada kesempatan buat memperbaiki hubungannya dengan Dio seperti semula, seperti beberapa bulan yang lalu.

Akhirnya karena sudah nggak bisa menahan rasa cinta untuk Dio yang selama ini hanya di pendam oleh Kiara, maka Kiara mengirimkan sms yang berisikan mengenai perasaan Kiara kepada Dio. Atas persetujuan teman-temannya dan dukungan teman-temannya pula Kiara memberanikan diri untuk mengirimkan sms itu ang secara tidak langsung dia nembak Dio. Tapi apa jawaban Dio?
Dio mempertanyakan lagi apakah pernyataan Kiara itu serius, dan Dio bilang Cuma pengen temenan aja sama Kiara. Rasanya hancur berkeping-keping hati Kiara saat itu. Kiara masih kurang yakin lalu Kiara nelpon Dio buat ngomong secara langsung. Alasan Dio karena mereka belum pernah ketemu. Sampai sekarang Kiara masih sangat mencintai Dio, Rasa cinta dan benci yang ada di hati Kiara untuk Dio.

“ki, lu tahu nggak anak basket yang namanya Febri?” Tanya Dita
“Yang mana sih? anak basket sekolah kita?” Kiara anak cheers sekolahnya tapi dia nggak begitu tahu dan ngerti sama anak-anak basket.
“Bukan non… anak PELITA yang tadi main tanding lawan anak sekolah kita” jelas Dita
“Ooo… enggak tahu tuh, memangnya kenapa? Lu naksir?” Jawab Kiara dengan sikap sok cueknya
“aduh jeng… ampun deh! dia kirim salam tuh buat kamu, cakep lho”
“ehhm walaikumsalam deh, so? Kalau cakep memang kenapa baby?”
“Ki, plizz deh! kenapa sih lu nggak bisa lupain mas Dio lu itu?! Terima kenyataan deh Ki, bahwa banyak cowok di sekitar lu yang sayang sama kamu yang lebih segalanya dari seorang Dio” Jelas Dita dengan sedikit nahan jengkel sama Kiara, Dita sebel aja sama Kiara karena selama ini banyak cowok-cowok yang suka sama Kiara pasti dia tolak, dan kalau ditanya kenapa, pasti Kiara jawabannya masih mencintai Dio dan belum bisa melupakan Dio untuk menerima cowok baru di sisinya (so sweet banget nggak sih?).

“Dita… aku sendiri juga nggak tahu, kenapa rasa cintaku buat Dio terpatri indah di hatiku”
“So sweet..!” sahut Dita jutek. “Dunia nggak selebar daun kelor non, nggak adaa salahnya lu nerima dan berusaha menyayangi cowok selaen Dio yang sungguh-sungguh mencintai kamu, kalau emang Dio jodoh sama kamu dia nggak bakal kemana neng. Yang pasti Hidup Lu nggak Cuma buat seorang Dio!”
“iya… iya gue ngerti So?”
“ya, terus gimana tuh sama febri? dia itu anaknya baik, nggak ada saalahnya kan lu kenalan, smsan, jalan bareng, yaaaa… itung-itung buat teman malam mingguan non. Dan syukur-syukur lu klik dan kalian bisa jadian”
“tuh kan ujung-ujungnya lu nyomblangin gue”
“nggak papa kan non… okay okay?”
“iya okay deh, kali ini gue kalah, pasti lu sudah kasih no hape gue ke tuh cowok kan?”
“Febri non, namanya Febri”
“iya, Febri, pasti lu sudah kasih no hapeku ke Febri kan?”
“yup… bener banget heheheheh”
“Udah bisa di tebak, ya sudahlah aku kali ini okay”
“nah gitu donk”

Malam harinya ada no nggak dikenal misscall Kiara, yang hanya didiemin aja sama Kiara, karena Kiara bukan tipe cewek yang antusias saama nomor-nomor nggak dikenal call ka hapenya. Nggak lama kemudian tuh nomor kirim message, dan ternyata sang empunya nomor adalah Febri. Anak basket SMU PELITA yang tadi siang jadi perbincangan hangat antara Kiara dan Dita. Sebenarnya Kiara males banget balas SMS Febri tapi… Kiara pikir bener juga kata Dita. Lalu Kiara membalas SMS Febri yang tanpa terasa terus berlanjut sampai tengah malam.

“Febri asyik juga ya Dit anaknya”. Ucap Kiara membuka percakapan saat mereka makan siang sepulang sekolah.
“Udah deket nih ceritanya?” selidik Dita
“Enggak juga Cuma smsan doang, ntar sore baru mau ketemuan. Nemenin dia lathan basket sih” Jelas Kiara sembari cengar cengir
“cie… cie… cie… berati dalam rangka pedekate dong” ledek Kiara
“eits! Tunggu dulu ini baru awal, selanjutnya kan terserah gue” sahut Kiara sembari meledek Dita
“sip deh, keputusan ada di tangan lu deh, memang ibu satu ini nggak pernah mau kalah”

Ada seberkas titik terang di hati Kiara untuk membuka hati dan menerima cowok lain selain Dio. Sebenarnya tadinya Kiara ada maksud tertentu, dia Cuma pengen tahu gimana reaksi Dio bila Kiara dekat sama anak yang satu sekolahan sama dia. Kiara pengen buktiin kalau nggak Cuma Dio!
“ada yang marah nggak niy, kalau aku ajak jalan kamu?” Tanya Febri dalam perjalanan menuju GOR tempat latihan basket
“memang kenapa kalau ada yang marah?” Ujar Kiara balik nanya
“ya nggak papa, nggak enak aja”

Sesampainya di tempat latihan secara otomatis mereka jadi pusat perhatian, selain karena Kiara cewek sendiri dia juga bukan anak SMU PELITA. Kiara yang saat itu duduk-duduk sambil lihat Febri latihan basket, timbul dalam benaknya yang terlintas, ternyata Febri keren juga.
“hai? Boleh kenalan nggak? Ceweknya Febri ya?” Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Kiara, suara itu adalah temennya Febri yang lagi istirahat latihan lalu duduk di samping Kiara.
“oh… enggak kok. Aku bukan ceweknya, aku temennya Febri. Aku Kiara”
“Randi” jawab cowok itu sembari menyebutkan namanya sambil mengulurkan tangannya
“enjoy ya” ujar Randi yang hanya di balas dengan sebuah senyuman oleh Kiara

Selang beberapa menit akhirnya latihan usai, setelah bebenah Febri langsung nyamperin Kiara.
“Sorry, ngerasa di cuekin ya?”
“enggak kok, santai aja lagi. Udah selesaai ya latihannya?”
“iya, mau kemana dulu ni? Atau mau langung pulang?”
Wah asyik juga nih anak. batin Kiara. Sebenernya Kiara masih pengen jalan-jalan, tapi jual mahal dong. Lagian sepertinya si Febri juga capek banget abis latihan.
“terserah deh, kan kamu yang ajak jalan”
“langsung pulang aja ya, udah malem juga kan”
“iya deh” sahut Kiara dengan sedikit kecewa yang mungkin nggak terlihat oleh Febri.

Semenjak nemenin Febri latihan malam itu, Kiara jadi sering pergi sama Febri, malem minggu juga febri nggak telat buat ngapel ke tempat Kiara. Setelah semakin dekat, Kiara semakin bingung sama perasaannya sendiri antara Dio dan Febri. Memamg sih Febri lebih segalanya dari Dio, akan tetapi perbedaan umur mereka yang membuat Kiara masih mikir, mikir, dan mikir untuk menjalin hubungan dengan Febri. Saat ini Febri kelas 1, Febri adalah adik kelas Dio di SMU PELITA, yang secara otomatis febri juga setara dengan adik kelasnya Kiara. Orang tua Kiara memang nggak pernah mempermasalahkan itu, namun Kiara sendiri yang merasa dia sekarang sudah besar dan sudah waktunya memikirkan hubungan yang serius.

“ki, apa lagi sih yang lu pikirin, dia sayang banget sama kamu, dan yang pastinya dia lebih segala-galanya dari Dio” Jelas Dita
“Iya sih memang tapi…” tiba-tiba Kiara diam dan menggantungkan kalimatnya
“Tapi apa, masalah umur? Nggak masalah kali ki. Jaman sekarang gitu, belum tentu yang umurnya lebih tua bisa lebih dewasa buat nyikapin kita dan belum tentu yang lebih muda selalu kekanak-kanakan”
“iya juga sih non, orangtua gue juga nggak pernah mempermasalahkan gituan”
“tuh kan, by the way si Febri udah ada tanda-tanda belum buat katakan cinta ke lu?” “dia sih udah ada signal signal cinta gitu ke gue, perhatiannya bikin gue klepek-klepek non” Febri memang perhatian banget sama Kiara, dengan kata lain dengan hanya melihat sikap Febri ke Kiara aja orang awam bakal tahu kalau Febri mencintai Kiara, namun Kiara bingung sama perasaannya antara rasa Cinta daan rasa malu, disisi lain Kiara merasa timbul sebersit cinta di hatinya untuk Febri namun, Kiara malu karena Febri itu notabene lebih muda daari dia.

“Kiara, aku mau ngomong” kata Febri di sela waktu saat mereka jalan berdua.
“iya ada apa feb?
“semoga aku nggak lancang bilang ini sama kamu. Kiara aku sayang sama kamu, aku mencintai kamu. Kamu mau nggak jadi cewekku?” Ucap Febri tegas yang disertai degup kencang di jantung Kiara mendengar penyataan Febri dan permintaan Febri un tuk menjadi pacarnya.
Kiara belum siap sama semua ini, dia bingung nggak tahu harus jawab apa. Kiara sayang sama Febri tapi Kiara juga masih mengharapkan Dio. Kiara takut kalau Dio tahu kiara jadian sama Febri Dio akan semakin menjauhinya. Tapi di dalam hatinya Kiara nggak bisa bohong, ada cinta untuk febri di hati Kiara, Febri baik bahkan sangat baik, udah 1 bulan mereka deket Kiara merasa jalan sama seorang cowok dewasa yang bias mengayominya, usia memang Febri lebih muda namun penyikapan Febri ke Kiara cenderung seperti Kiara yang lebih muda. Mungkin karena faktor Kiara anak tunggal dan Febri anak tertua jadi lebih dewasa. Kiara bingung mau jawab apa.
“Gimana ki?” Tanya Febri mengagetkan Kiara yang dari tadi diam saja “kamu nggak percaya ya ki, kalau aku bener-bener sayang sama kamu?” “percaya koq” “lalu kenapa kamu diem aja? Eehhmmm… Apa Karena aku lebih muda dari kamu ya ki?” “nggak juga feb” “Lalu kenapa? apa kamu nggak bisa ngomong kalau kamu nggak bisa nerima aku ya?” “bukan begitu” “Terus…?” Sekali lagi Kiara berpikir, memutar oataknya mencari kata-kata apa yang bakal dia ucapkan, yang pas untuk menjawab pertanyaan Febri, dan kalau kemungkinan terburuk yang akan diterima Febri, Kiara nggak ingin nantinya kata-kata yang dia ucapkan menyakiti hatinya. Kiara memang sangat mencintai Dio, bahkan Kiara menganggap Dio adalah cinta sejatinya. Selama ini Kiara mau jalan sama Febri karena niat awalnya memang Kiara pengen tahu gimana reaksi Dio, walaupun keputusan awal yang Kiara ambil buat deket sama Febri itu kini telah membuatnya sayang dan mencintai Febri serta kiara membagi hatinya untuk Dio dan Febri, Tapi Kiara tetep mencintai dan mengharapkan Dio.
“aku sayang ki sama kamu” jelas Febri
“Feb… sebelumnya aku makasih banget kamu udah mencintai aku, kamu juga udah memberikan tempat dihatimu untukku. Feb… aku nggak bisa… Aku nggak bias bohong feb, aku nggak bias bohong kalau aku juga mencintaimu” “Bener ki?” Tanya febri yang di jawab dengan anggukkan kepala oleh Kiara
Kiara berpikir nggak selamanya dia harus mikirin Dio, jalnnya masih panjang dan sekarang Tuhan memberikan seorang febri yang sangat baik dan mencintainya sepenuh hati.