RELAWAN SARJANI FILOSOFI POHON BAMBU




Belajar atau Berguru tidak hanya pada seorang dosen di ruang kuliah, seorang kyai di pondok pasantren atau seorang guru di ruang sekolah tapi juga kepada alam. Alam bisa menjadi guru yang baik dalam kehidupan kita. banyak hal yang kita pelajari dari alam. Kita bisa belajar banyak tentang pilosofi hidup bahkan apa yang tidak ada dalam buku-buku dan training maupun seminar tentang suatu pelajaran, bisa kita dapatkan dalam buku yang bernama alam ini. Kali ini kita belajar pada alam yaitu pohon bambu.

Kita tahu bahwa Bambu adalah tanaman yang unik, waktu di tanam kurang lebih 4 tahun pertama bambu belum menunjukan pertumbuhan yang penting. Tapi saat itulah akar akar bambu tumbuh subur. Dan pada tahun ke lima lah setelah pertumbuhan akarnya selesai barulah batang bambu akan muncul dan tumbuh menjulang ke langit. itulah yang kita pelajari dari pohon bambu. Artinya kalau kita ingin jadi orang yang luar biasa dan sukses kita harus membangun pondasinya terlebih dahulu, itulah yang perlu kita latihkan dalam setiap kehidupan.

Kita kalau ingin berhasil, untuk menjadi baik dan untuk memperoleh kesuksesan tidak ada jalan lain selain ketekunan dan kegigihan dalam berusaha, namun orang cendrung malas mau berproses. Apalagi kalau proses itu syarat dengan kerja keras keringat dan penderitaan. Tapi pilosofi bambu ini mengajarkan kita untuk setia dalam kelompok relawan sarjani dan merawat kelompok tersebut dari terpaan goyonan virus dari luar. Memang hasilnya tidak akan langsung kelihatan, tetapi selama kita terus maju dengan gigih dan berusaha, pada saaatnya kita akan memetik hasilnya. Persis seperti kata bijak “ orang yang pergi ke ladang dengan cucuran air mata akan pulang bersama hasil panen dengan wajah yang memuaskan”, intinya tidak ada kesuksesan yang gratis.
Pelajaran kedua dari Bambu ada soal karakter dan cara hidupnya. Bambu adalah satu satunya tanaman di asia pasifik yang fungsinya sangat banyak ia pun bisa hidup dengan alam yang beragam cuacanya dari trofis hingga ke sub trofis. Dari klasifikasinya bamboo sebenarnya tergolong dari tanaman rumput, tapi bamboo adalah rumput yang amazing ..tingginya terlentang dari 30 cm sampai 30 meter . Ia sebuah tanaman rumput yang unik, dan inilah pelajaran bagi kita. jika diumpakan dengan kelompok kita yang bernama relawan sarjani, kita sebenarnya makhluk biasa biasa saja akan tetapi karena kebersamaan dan selalu menjadi pelengkap satu sama sehingga kita menjadi luar biasa "amazing", yang bisa hidup dan bertahan walaupun kekuasaan dimiliki oleh orang lain.

meskipun berlatar tanaman, rumput bambu menjadi beda lantaran karakternya , kegunaaanya dan caranya bambu mengekspresikan dirinya menjadi bambu sebagai rumput yang berbeda. Dalam kehidupan kita pun latar belakang kita sebenarnya bukanlah penentu. tetapi bagaimana kita berusaha mengekpresikan potensi kita tidak peduli latar belakang yang ada itulah yang akhirnya membuat kita menjadi pribadi yang luar biasa
Pelajaran ke tiga,  bambu juga mengajari kita soal pleksibilitas,jarang kita menyaksikan bambu roboh di tengah tumbangnya pohon pohon lain akibat serangan angin putting beliung bamboo tetap kokoh tak bergeming. Selalin karena akarnya yang kuat juga batangnya yang bergoyang bersama angin. Akibatnya dalam cuaca dan angin kencang pohon bambu yang bergoyang mengeluarkan desis suara mengikuti irama angin tapi tidak tumbang. Sementara pohon pohon yang lain dengan batang yang lebih besar justru tidak kuat menghadapi ganasnya angin. Inilah fleksibilitas, pelajaran untuk kita kita perlu fleksibel dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dan dengan begitu kita akan tetap hidup bersama dan Berjaya nantinya.

tulisan ini hanya untuk mengingatkan bahwa kita masih menjadi kelompok besar yang sangat luar biasa yang siapapun tidak  mampu menyaingi walaupun pilkada 2017 kita kalah.
mereka cemburu karena kita masih bersatu.

coloteh kristina

“Aku hamil…”. Wulan mengatakan itu di depan bapaknya yang lagi asyik menonton berita di TV. Dia lalu duduk juga di sofa dekat bapaknya, seraya menyulut sebatang rok*k, melempar tasnya di lantai merebahkan badannya dan meluruskan kakinya diletakkannya di meja.
Bapaknya nggak begitu peduli dengan perilaku dan apa pun yang dikatakan anaknya itu. Dia hanya tersenyum kecil, seraya berkata, “Terserah…”.
Wulan menatap wajah bapaknya, meski bapaknya lagi-lagi tak begitu menggubrisnya.

“Kristina mana…?”
“Sudah tidur, di kamarnya…” jawab bapaknya singkat.
“jangan kasih tau Kristin kalo aku hamil, masih terlalu dini untuknya tentang kehadiran adiknya…” wulan mencoba mengajak kembali mengobrol, karena sudah tiga hari dia tidak pulang…

“Gimana sekolah pertama kristina…?”
Bapaknya hanya menghela nafas sekali, namun agak panjang ia menghembuskannya, “Tumben kamu peduli sama anakmu, sejak kapan kamu merhatiin sekolah anakmu…?”
“lho kok bapak bilang gitu… memangnya semenjak saya cerai sama Santoso, siapa yang mbiayai bapak sama kristin…?”
Sang bapak kemudian beranjak dari sofa. Sudah bosan dia selalu berdebat dengan anaknya itu. Hanya sedikit kata penutup dari perbincangan di malam itu yang justru membuat Wulan bingung dan jengkel, “Kristin tadi dijemput bapaknya, diantar ke sekolah… mungkin besok dijemput lagi…” lalu dia masuk ke kamarnya.


Pagi itu, Santosa kembali menjemput Kristina, “Pagi Kristina…? gimana masih takut ke sekolah…?”Keesokan paginya rutinitas seorang kakek berulang. Membangunkan Kristin, memandikan, menyiapkan baju, dan menyiapkan sarapan; roti selai, segelas susu, atau nasi dengan telor ceplok, terkadang hanya sereal dicampur susu yang ada di kulkas. Sedangkan ibunya entah ke mana. Malam tadi pergi lagi, atau pagi buta sudah menghilang, kadang beberapa hari tak pulang, kadang pulang diantar laki-laki, kadang kedua-duanya mabuk, tidur semalaman, besoknya kadang ganti lagi laki-lakinya.

Kristina mengangguk, meski papanya itu terus membujuknya. Ketika terus dibujuk lama-kelamaan dia beranjak menuju mobil, setelah dijanjikan diajak ke aman bermain di mall sepulang sekolah.
Kakek Kristina tersenyum dan mendekat ke mantan menantunya itu, tanpa menatapnya, sambil melambaikan tangan ke arah Kristina dan berdiri di samping menantunya itu, dia berbisik, “Wulan Hamil…”
Santosa juga tersenyum, namun tersenyum sinis, tanpa sekatah kata pun, dia beranjak menuju ke mobilnya. Di perjalanan menuju ke sekolah barunya, Kristin mengoceh yang sebenarnya Santoso pusing dan bingung menjawabnya…

“Papa, semalam aku takut tidur sendiri…” Santoso kembali tersenyum dan tidak menjawab curhatan anaknya itu…
“Aku pergi ke kamar mama… Kok papa nggak pulang… mama perutnya gede… kaya plembungan lho pa…”
Santoso mulai pusing, lirih dia mencoba menjelaskan sebisa dia…, “Kalau perut mama gede, mungkin mamamu hamil…”
“Kenapa harus hamil, Pa…?” Nah inilah yang pusing, anak kecil harus dijawab dengan jujur, tapi jujur yang bagaimana…? Santoso berusaha terus menjelaskan sebisa yang dia tahu.
“Jadi isinya adik ya, Pa…? kok adik bisa masuk ke perut mama, sih, Pa…?” Kristina terus tak berhenti mengoceh.
“kata mama, papa kerja. Kerja kok lamaaaa…” anak itu cemberut. Lalu dia senyum lagi, “Yaap… tapi kadang ada ‘Om’, kadang kristin tidur sama mama, sama om juga… omnya itu pinter cerita, lho, Pa…?” Santoso tambah pusing, seakan kepalanya ingin meledak dan keluar semua amarahnya. Namun apa daya, namanya juga anak-anak. Santosa tak berdaya, dia hanya bisa tersenyum kecut.

“Om pinter cerita apa..?” Santoso kembali menghibur anaknya yang kadang menatap jauh ke langit di luar jendela mobil…
“itu Pa… om pinter cerita Kancil mencuri timun, kadang juga cerita kuda…”
“Kamarin kristin belum sekolah om sering datang ke rumah… kalau om datang aku tidurnya sama om, sama mama, biar diceritain… oh ya… kemarin om cerita kuda… hea..hea… nanti di taman bermain Kristin naik kuda ya, Pa… Kaya mama…!!!!”
“lho… emangnya mama pernah naik kuda, sama Kristin, di Taman bermain…?”
“Bukan… mama kuda-kudaan sama om… kadang Kristin naik di pundak mama… enak lho pa…”

Beruntung saat itu sudah sampai di gerbang sekolah… jadi Santoso dapat mengakhiri celotehan Kristina yang membuatnya semakin panas kepalanya.
Di depan gerbang sekolah Wulan sudah berdiri menunggu mereka berdua dengan muka masam. Tanpa kata-kata Kristina ditarik tangannya diajak masuk mobil Mamanya. Belum selesai masuk semua, badannya Kristin kembali ditarik oleh Papanya agar dapat masuk sekolah…
Entah jadi apakah Kristin di keesokan harinya…

Menentukan kriteria pasangan hidup

Dari judulx mungkin kalian menganggap kelihatan dewasa bgt atau kata lain tua(gak enak bgt kata tuanya), eeiitttsssssssss jgn salah dlw walaupun judulnya terasa msih belum penting-penting bgt bwt kita krna kbnyakan dri kita msih duduk di bangku kuliah or bahkan ada yang masih duduk dibangku SMA yang msih belum memikirkan terlalu jauh tentang namax pasangan hidup(kbnykan msih mmkirkan pcran dan lain sbgainya sssttt gk bleh suudzon). Tapi gak salahnya kan kita mengetahuinya sehingga dapat di jadikan pelajaran di lain waktu.
Kebnyakan dri kita tentu ingin memiliki pasangan hidup selain yang sholeh kita pengen juga yang wajahnya enak dipandang, akhlaknya bagus, pendidikannya tinggi, wawasannya luas, dan sudah mapan ekonominya.”wajar donk………..!


Cinta Menurut Pandangan Islam

Islam melihat cinta dan kasih sebagai fitrah dalam kejadian manusia. Ia adalah satu hubungan suci yang menautkan antara hati. Ia adalah anugerah Allah, sebab itu ia sangat berharga. Cinta yang tulus dan murni adalah karunia Allah. Ia tidak datang menyembah dengan percuma. Allah akan menganugerahkan rasa cinta dan kasih pada mereka yang bersungguh berusaha mencarinya,

Rasulullah sentiasa berdoa memohon dikaruniakan cinta dan kasih pada Allah. Baginda mengajar umatnya bermunajat dengan berdoa: ''Ya Allah, kurniakan padaku cinta dan kasih kepada-Mu serta cinta dan kasih pada mereka yang menyintaiMu, jadikanlah apa saja yang aku suka sebagai pendorong untuk menyintai-Mu. Cinta mempunyai arti yang luas dan sulit diartikan begitu saja sebab zaman kini banyak orang mengartikan sebisanya dan banyak sebahagian orang mengatakan tidak ada cinta dalam islam.Tapi sebenarnya tidak demikian, islam tidak melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tapi harus ada batas nya.Jika rasa cinta itu membawa seseorang kepada perbuatan melanggar syariat maka itu sudah salah. Perasaan cinta itu memang dari segi dzatnya dan bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai dan mecintai,dan perasaan ini adalah normal dan setiap manusia mempunyai rasa itu,jika memandang yang indah kita tidak bisa memungkiri kalau itu memang indah dan keindahan itu tentu sudah ada yang mendisignnya menjadi indah dan itu adalah Allah jika kita kagum kepada keindahan,maka akan tambah kagum kepada sang Pecipta keindahan.

Baiklah, Kita Pacaran Setelah Nikah Aja !

Kadang gue mengharapkan cewek yang beeeeeegitu sempurna. Cantik, pinter, kaya, setia dan yang paling utama adalah sholehah. Melihat avril, kayanya dia baru sampai taraf cantik dan pinter doang. Sebenernya gue gak mau menilai dia baik atau gak baik. Gue hanya ingin mengatakan saja, mungkin dia begitu karena emang gue belum baik. Dan bicara tentang cewek sempurna, akankah gue mendapatkannya. Gue selalu berpikir, jika seandainya gue mendapatkan cewek yang bisa dikatakan gak sempurna. Gue akan memvermak dia habis-habisan untuk menjadi seorang yang gue harapkan. Tapi disisi lain gue juga akan mengubah dia menjadi seorang yang bukan dia, syukur-syukur kalau dia rela gue modifikasi. Kalau enggak, berarti hidup dia akan penuh dengan keterpaksaan. Terbukti saat avril gue suruh memakai kerudung, dia menggubris permintaan gue sekali saja. Sisanya dia berpegang teguh akan keyakinannya. Pamer ketek lagi.